Bukan bermaksud menyombongkan diri, tetapi prediksi saya tentang Jokowi selama ini selalu benar, mulai dari dia akan mencapreskan diri sampai keterlibatan CSIS sebagai koordinator Jokowi. Mengapa saya dapat melakukannya? Semua ini adalah jasa Pak Harto, tentunya secara tidak langsung, sebab dari mempelajari Pak Harto, saya menjadi tahu bagaimana membaca perilaku pemimpin berkarakter Jawa. Oleh karena itu memprediksi masa depan Jokowi menjadi mudah yaitu dengan melihat tindak tanduknya sehari-hari.
Salah satu prediksi saya tentang Jokowi yang sangat mengerikan adalah bahwa cepat atau lambat dia akan melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Megawati di PDIP dan bila dia berhasil terpilih menjadi presiden maka nasib Trah Soekarno di PDIP sudah tinggal menunggu eksekusi penguasa barunya, Jokowi dan PDIP Projo. Sekilas tidak mungkin? Hanya bualan semata? Ternyata upaya menggulingkan keluarga Soekarno sudah bergulir di depan mata rakyat Indonesia.
Mulai hari ini posisi Puan Maharani sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP resmi diganti oleh Rini Suwandi karena Jokowi marah tidak kebagian deal antara Puan dan Hatta Rajasa senilai Rp. 250miliar untuk menjadi cawapres Jokowi. Entah bagaimana caranya, tetapi Jokowi berhasil memperkeruh suasana di dalam PDIP sedemikian rupa sehingga dia bisa mendepak Puan Maharani, Tuan Puteri dan pewaris tahta PDIP.
Bila kita ingat ke belakang, perseteruan antara Kubu Puan dengan Kubu Jokowi-Prananda dimulai pada hari pembacaan quick count dengan hasil PDIP tidak lolos threshold sehingga Puan marah dan mengusir Jokowi dari rapat. Beberapa hari kemudian Puan mulai melancarkan serangan ke kubu Jokowi dan menempatkan Jokowi dalam kondisi terdesak, tetapi kejutan datang dan ternyata malah Puan Maharani takluk dan Megawati hanya bisa menonton tanpa membantu.
Kemenangan Jokowi ini bukan tanpa tumbal, sebab sekarang terlihat sekali hubungannya dengan DPP PDIP sudah pada titik nadir, terbukti tidak ada seorangpun petinggi PDIP yang ikut meresmikan rumah Indonesia Hebat yang meminjam rumah pengusaha Moeryati Soedibyo. Ini bukan kejadian biasa karena pada pilgub kemarin rumah Moeryati Soedibyo juga menjadi markas pemenangan Jokowi-Ahok dan banyak petinggi PDIP yang datang.
Dengan patahnya Puan Maharani sebagai sayap kiri Megawati dan sayap kanannya, Prananda Prabowo malah mendukung Jokowi maka posisi Megawati dalam kondisi sangat rentan dari serangan. Tentu Jokowi tidak akan mendongkel Megawati pada saat pemilihan presiden masih berlangsung, itu namanya bunuh diri, tapi begitu pilpres selesai apapun hasilnya maka Megawati psti terjungkal, hanya saja Presiden Jokowi mampu memastikan kejatuhan Mega lebih cepat dan singkat.
Bila anda memang pendukung Soekarno dan Megawati maka bertindaklah sekarang, sebab semakin lama maka kekuatan Megawati akan semakin melemah dan kalian tidak akan mampu menolong. Bila hal ini sudah terjadi jangan katakan bahwa saya tidak memperingati kalian. Untuk sekarang mari kita saksikan kelanjutan drama di dalam tubuh PDIP ini.
0 comments:
Post a Comment