Seperti mengejar setoran, dalam seminggu terakhir Jokowi sudah melakukan dua kali kampanye terselubung, pertama awal minggu ini dia pergi ke Lampung dengan dalih mencoba memutus monopoli penyediaan ayam potong di Jakarta, yang tentu saja sebenarnya bukan kewenangan Jokowi; dan hari ini Jokowi pencitraan di luar wilayah Jakarta yaitu Bogor dengan judul Panen Padi bersama Jokowi.
Pertanyaan orang awam tentu saja, Jokowi adalah Gubernur DKI, terus ngapain mengurus petani di Bogor? Sawah-sawah di Bogor menguning dan siap dipanen bukan karena Jokowi, lantas ngapain Jokowi dengan tidak malu mengadakan acara panen padi bersama Jokowi? Padahal tentu saja persoalan di DKI Jakarta seabrek-abrek banyaknya, yang makin tidak beres sejak dipimpin dirinya, eh Jokowi malah ngurusin hal yang bukan menjadi wewenangnya.
Pemikiran orang awam lain adalah karena Jokowi berkunjung ke wilayah orang lain yaitu Bogor, maka seharusnya dia mengikutsertakan tuan rumah, misalnya Aher atau Rachmat Yasin. Tidak heran orang akan berpikir bahwa Jokowi memang capres yang sangat menyedihkan sebab kerjanya pencitraan saja demi mengejar jabatan yang lebih tinggi tapi mengatas namakan rakyat padahal sebenarnya sedang memperjuangkan kepentingan sendiri.
Blusukan Jokowi ke Bogor kali ini sebagaimana blusukan sebelumnya juga membawa wartawan, dan tindakan tersebut tentu saja semakin membuktikan acara hari ini adalah pencitraan dan kampanye dini sebagaimana sudah ribuan kali dilakukan Jokowi selama 1,5 tahun memimpin Jakarta. Jokowi masih saja berpikir bahwa rakyat Indonesia itu bodoh dan bisa berulang kali ditipu dirinya dengan taktik yang sama seperti yang digunakannya untuk menipu rakyat Jakarta.
Sebagaimana sudah pernah saya tulis, bahwa blusukan tidak original Jokowi, blusukan sudah sering dilakukan pemimpin-pemimpin besar dunia selama ribuan tahun, tapi bedanya mereka blusukan diam-diam dan sembunyi-sembunyi dengan demikian baru bisa mengetahui keluh kesah rakyat; sedangkan Jokowi justru gegap gempita dan beramai-ramai, ketahuan niat busuk di belakangnya.
0 comments:
Post a Comment