Berric Dondarrion
Orang-orang yang menyatakan secara terbuka bahwa The Jakarta Post telah memuat berita bohong dan tanpa dasar mengenai pengusiran Jokowi oleh Puan dan kemudian mengkambinghitamkan beberapa pihak karena menyebar informasi bahwa PDIP pecah menjadi kubu Megawati dan kubu Jokowi tampaknya harus meminta maaf kepada pihak-pihak yang terlanjur mereka bully dan hina.
Setelah mencoba menyembunyikan fakta bahwa PDIP pecah menjadi kubu Puan dan kubu Jokowi, akhirnya hari ini Eva Sundari mengakui bahwa pengkubuan itu ada, dan kubu Puan Maharani memiliki nama tidak resmi sebagai geng Tancho.
Di internal PDIP, kabarnya ada geng Tancho, para pembisik di sekeliling Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Puan Maharani yang selalu mengusik pencapresan Jokowi. Geng ini diminta ikut keputusan partai mendukung pencapresan Jokowi. Secara gamblang Eva Sundari mengakui bahwa dia bukan bagian dari geng Tancho, melainkan bagian dari kubu Jokowi atau Pro Jokowi. Mengapa namanya gang Tancho? sebab orang-orang yang mendukung Puan Maharani adalah orang yang klimis sehingga mendapat julukan sebagai Tancho, mengikuti merek parfum.
Perbedaan antara PDIP Pro Jokowi dan gang Tancho adalah bahwa PDIP Projo ingin Jokowi menguasai PDIP dan karena itu orang-orang yang bergabung dalam Projo menguasai PDIP. Sedangkan geng Tancho berjuang mempertahankan Trah Soekarno dari para penghianat yang mencoba menggerogoti kekuasaan mereka di PDIP, sebuah partai yang memang didirikan khusus untuk Trah Soekarno. Usaha terakhir geng Tancho menahan laju PDIP Projo adalah dengan menjadikan Megawati, sang Ketua Umum yang sudah sepuh menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, sebuah posisi yang sempat akan direbut oleh PDIP Projo.
Dengan fakta bahwa memang benar ada kubu Jokowi dan kubu Puan yang saling berlawanan ini maka kita dapat meyakini bahwa pengusiran Jokowi oleh Puan; debat sengit Puan dan Prananda; dan menangisnya Megawati karena kedua anaknya, Puan dan Prananda berantem sebagaimana dilaporkan The Jakarta Post adalah benar adanya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang bukan apakah benar ada pengkubuan yang saling berseberangan di dalam PDIP, melainkan siapa yang membocorkan rahasia yang sebelumnya tersembunyi rapat-rapat itu? Sebelum The Jakarta Post membuka rahasia itu karena mengutip seorang narasumber yang ikut dalam rapat pengusiran, ribut internal dalam PDIP hanya dibicarakan secara bisik-bisik. Jadi siapa yang membocorkan rahasia besar PDIP ini?
Untuk menjawabnya kita akan menggunakan metode yang sangat mudah, yaitu siapa diuntungkan dengan kebocoran informasi bahwa di PDIP ada pengkubuan termasuk nama kubu Puan, yaitu geng Tancho. Kubu Puan atau kubu Jokowi lebih diuntungkan?
Dari semua sisi kita harus mengatakan bahwa Kubu Jokowi lebih diuntungkan dengan kebocoran informasi tersebut. Coba kita ingat lagi, sejak saat hasil quick count diketahui sebenarnya posisi Jokowi sebagai capres sudah di ujung tanduk, sebab terbukti "Jokowi Effect" hanya hoax dan palsu sehingga sudah ada cukup alasan membatalkan pencapresan Jokowi. Namun dengan bocornya informasi Jokowi diusir Puan, otomatis bila pencapresan Jokowi dibatalkan maka orang dengan mudah menyimpulkan pasti perbuatan Puan Maharani, belum lagi kubu Jokowi akan mudah memanasi suasana dengan menimpakan semua kesalahan kepada Puan Maharani. Mereka memang ahli dalam melakukan hal tersebut.
Jadi apa yang harus dilakukan PDIP; Megawati dan Puan Maharani? Batalkan pencapresan Jokowi dan pecat dia bersama-sama PDIP Projo. Resiko memelihara Brutus junior lebih berbahaya dan merugikan ketimbang memotong kerugian sekarang. PDIP tidak rugi dan bahkan untuk dengan menyingkirkan Jokowi, tapi mereka pasti kehilangan segalanya bila Jokowi menjadi presiden. Tidak percaya? tunggu saja tanggal mainnya.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
April
(25)
- Dan Jokowi Terus Memplagiat Prabowo
- Jokowi Adalah Hitler Baru, Bukan Prabowo
- Lucunya Acara Panen Padi Bersama Jokowi
- Jokowi Memplagiat Prabowo
- Jokowi Kritik Ketahanan Pangan?
- Hari Ini Jokowi Pencitraan ke Bogor
- Tegasnya Prabowo Vs Klemar-Klemernya Jokowi
- Satu Lagi Cukong Jokowi Terungkap
- Rahasia Gelap Kontras, Imparsial dan YLBHI
- Jokowi Akan Bangkitkan Orde Lama
- Jokowi, Ini Wujud Asli Amerika
- Sepuluh Bukti Jokowi Boneka Amerika
- Sri Mulyani, Bukti Jokowi Boneka Amerika
- Dua Puluh Satu Alasan Tidak Memilih Jokowi
- Warga: Jokowi Pencitraan Saat Kebakaran
- Jokowi, Bahaya Laten Kebangkitan Orde Lama
- Jakarta, Solo, Lampung dan Talangsari
- Kritik Kepada Penerbit Kompas dan Imelda Bachtiar
- PDIP Pro Jokowi vs. Geng Tancho Puan Maharani
- Jokowi, Monopoli dan Sampah
- Hari Ini Jokowi Kampanye Dini ke Lampung
- Prabowo, Belajarlah dari Liu Bang dan Xiang Yu
- Genderang Perang Melawan Jokowi dan Jasmev
- Trah Soekarno Sudah Mulai Jatuh
- Maria Citinjaks, Jokowi Bukan Pemimpin Sejati
-
▼
April
(25)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment