Kloningan

Monday, July 13, 2015

Inilah harta hasil korupsi yg paling banyak di dunia

Leave a Comment

Suharto bersama rezim Orde Baru mewariskan banyak masalah dan seribu misteri untuk negeri, bahkan hingga akhir hayatnya pun kebenaran-kebenaran misteri itu masih tetap terpendam. Orde Baru mewariskan tradisi kejahatan semacam korupsi, kolusi, nepotisme yang membudaya hingga sekarang, ia juga membawa negeri ini yang dulu mandiri menjadi negeri penghutang dan tunduk pada pihak asing.

Kekayaan Keluarga Suharto


“Empat yayasan yang dipimpin Presiden Soeharto secara pribadi kini telah menjadi yayasan terkaya di dunia, jauh melebihi Rockefeller Foundation dan Ford Foundation di AS”.
Keempat yayasan yang dimaksud adalah Dharmais, Supersemar, Dakab, dan Amalbhakti Muslim Pancasila. Namun berapa persis kekayaan yayasan-yayasan itu tidak diungkapkannya.
YAYASAN-YAYASAN SUHARTO


Berikut nama sejumlah Yayasan (ditulis inisial Y.) dan lembaga terkait dengan Soeharto.






Yayasan yang diketuai Soeharto (Total 12 yayasan) :
Y. Supersemar
Y. Dharma Bhakti Sosial (Dharmais)
Y. Dana Abadi Karya Bakti (Dakab);
Y. Amal Bhakti Muslim Pancasila
Y. Serangan Umum 1 Maret
Y. Bantuan Beasiswa Jatim Piatu Tri Komando (Trikora)
Y. Dwikora
Y. Seroja
Y. Nusantara Indah
Y. Dharma Kusuma
Y. Purna Bhakti Pertiwi
Y. Dana Sejahtera Mandiri

Yayasan yang diketuai Ibu Tien Soeharto (Total 4) :
Y. Harapan Kita
Y. Kartika Chandra
Y. Kartika Djaja
Y. Dana Gotong Royong Kemanusiaan
Quote:Yayasan yang dikuasai secara tidak langsung oleh Soeharto – melalui Bob Hasan sebagai Pres.Komisaris PT. Astra International, Inc. (Total 4 Yayasan) :
Toyota Astra Foundation
Y.Astra Dharma Bhakti
Y.Dana Bantuan Astra
Y.Dharma Satya Nusantara

Yayasan yang dikuasai secara tidak langsung oleh Soeharto – melalui B.J. Habibie (sebagai Ketua ICMI) :
Y.Abdi Bangsa;

Yayasan yang dikelola oleh Anak dan Cucu Soeharto (Total 12) :
Y. Tiara Indonesia
Y. Dharma Setia
Y. Pendidikan Tinggi di Dili [Tutut]
Y. Bhakti Nusantara Indah/Yayasan Tiara Putra [Tutut - Halimah (Istri Bambang)
Y. Bimantara [Bambang Trihatmojo]
Y. Bhakti Putra Bangsa
Y. IMI (Ikatan Motoris Indonesia) Lampung
Y. Badan Intelejen ABRI (BIA) [Mayjen Prabowo]
Y. Veteran Integrasi Timor Timur
Y. Hati
Y. Pemilik Objek Wisata Tmn.Buah Mekarsari [Siti Hutami]
Y. Bunga Nusantara [Ny.Christine Arifin]

Quote:Yayasan yang dikelola oleh besan dan rekanan Soeharto (Total 5 Yayasan) :
Y. Tri Guna Bhakti
Y. Pembangunan Jawa Barat
Y. 17 Agustus 1945
Y. pendidikan Triguna
Y. Balai Indah



Daftar perusahaan yang sahamnya terkait yayasan Soeharto [Yayasan Dakab-Dharmais-Supersemar] (Total 19) :
Majalah Gatra
Bank Duta
Bank WIndu Kentjana
Bank Umum Nasional (BUN)
Bank Bukopin
Bank Umum Tugu
Bank Muamalat Indonesia (BMI)
PT Multi Nitroma Kimia
PT Indocement Tunggal Prakarsa
PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba)
PT Teh Nusamba
PT Gunung Madu Plantations
PT Gula Putih Mataram
PT Werkudara Sakti
PT Wahana Wirawan Wisma Wirawan
PT Fendi Indah PT Kabelindo Murni
PT Kalhold Utama
PT Kertas Kraft Aceh
PT Kiani





Daftar perusahaan yang sahamnya terkait yayasan Soeharto [Yayasan Harapan Kita-Trikora] (Total 14)
RS Harapan Kita
PT Bogasari Flour Mills
PT Bank Windu Kencana
PT Kalhold Utama
PT Fatex Tory
PT Gula Putih Mataram
PT Gunung Madu Plantation
PT Hanurata
PT Harapan Insani
PT Kartika Chandra
PT Kartika Tama
PT Marga Bima Sakti
PT Rimba Segara Lines
PT Santi Murni Plywood







KEKAYAAN SUHARTO & KELUARGA DI LUAR NEGERI

Kekayaan di Inggris / Britania Raya (UK)
Lima rumah seharga antara 1-2 juta Poundsterling (1 Poundsterling = Rp 14.600) di London, yang terdiri dari:
* Rumah Sigit Harjojudanto di 8 Winington Road, East Finchley
* Rumah Sigit Harjojudanto di Hyde Park Crescent
* Rumah Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) di daerah Kensington
* Rumah Siti Hediyati Haryanti (Titiek Prabowo) di belakang Kedubes AS di Grosvernor Square
* Rumah Probosutedjo di 38A Putney Hill, Norfolk House, London SW.15/6 AQ : 3 lantai, dengan basement.

Kekayaan di Amerika Serikat
Dua rumah Dandy N. Rukmana dan Dantu I. Rukmana (anak laki-laki dan anak perempuan Tutut) di Boston, dengan alamat:
* 60 Hubbard Road , Weston, Massachussets (MA) 02193 (sejak Juli 1995)
* 337 Bishops Forest Drive , Waltham , MA 02154 (sejak Februari 1992)
Dua rumah anak-anak Sudwikatmono di:
* Hillcrest Drive , Beverly Hills , California ,
* D oheney Drive , Beverly Hills , California

Rumah peristirahatan keluarga Suharto di Hawaii.
Kekayaan di Laut Karibia

Rumah-rumah peristirahatan keluarga Suharto di Kepulauan Bermuda dan Cayman

Kekayaan di Aotearoa (New Zealand)
Kawasan wisata buru seluas 24,000 Ha bernama Lilybank Lodge di kaki Mount Cook dan di tepi Danau Tekapo di Southern Island bernilai NZ$ 6 juta (1 NZ$ = Rp 4000), yang dibeli lisensinya dari Pemerintah NZ oleh Tommy Suharto tahun 1992.

Kekayaan di Australia

* Kapal pesiar mewah (luxury cruiser ) milik Tommy Suharto seharga Aust$ 16 juta (1 Aust$ = Rp 5.000), yang diparkir di Cullen Bay Marina di Darwin.
* Merger antara perusahaan iklan ruang asal Melbourne, NLD, dengan kelompok Humpuss milik Tommy & Sigit, tahun 1997, berbarengan dengan pembelian saham perusahaan iklan ruang terbesar di Malaysia, BTABS (BT Advertising Billboard Systems), memberikan Tommy dan partner Australianya, Michael Nettlefold, konsesi atas billboards di sepanjang freeways di Negara Bagian Victoria, Australia, serta sepanjang jalan-jalan toll NLD-Humpuss di Malaysia, Filipina, Burma dan Cina.
* Perjanjian persekutuan strategis (strategic alliance) antara Kelompok Sahid milik Keluarga Sukamdani Gitosarjono dengan Kemayan Hotels and Leisure Ltd., yang ditandatangani bulan Desember 1997, memungkinkan Sahid ikut memiliki 50 hotel milik Park Plaza International (Asia Pacific) di kawasan Asia-Pasifik serta 180 hotel Park Plaza di AS. Dengan demikian, 24 hotel milik kelompok Sahid di Indonesia dan Medinah, Arab Saudi, diganti namanya menjadi Sahid Park Plaza Hotel.
Harap diingat bahwa Sukamdani Gitosardjono, sejak 28 Oktober 1968 menjabat sebagai Ketua Harian Yayasan Mangadeg Surakarta, yang didirikan dengan dalih membangun dan mengelola kuburan keluarga besar Suharto. Jadi tidak tertutup kemungkinan, bahwa ekspansi Kelompok Sahid ke Arab Saudi, AS, dan Asia-Pasifik melalui Kelompok Kemayan/Park Plaza ini, juga memperluas sumber pendapatan keluarga Suharto di berbagai negara itu.

Kekayaan di Singapura

* Perusahaan tanker migas milik Bambang Trihatmodjo dkk, Osprey Maritime, yang total memiliki 30 tanker, dengan nilai total di atas US$ 1,5 milyar (US$ 1 = Rp 10.000). Sejak Juni 1996, dua tanker Osprey, yakni Osprey Alyra dan Osprey Altair, dikontrak oleh Saudi Basic Industrial Corporation untuk mengangkut minyak dan produk-produk petrokimia dari Arab Saudi ke mancanegara. Dengan akuisisi perusahaan tanker Norwegia yang terdaftar di Monaco, Gotaas-Larsen, oleh Osprey Maritime yang disepakati bulan Mei 1997, perusahaan milik Bambang Trihatmodjo ini menjadi salah satu maskapai pengangkut migas terbesar di Asia. (sumber-sumber: Economic & Business Review Indonesia , 5 Juni 1996; Asiaweek , 23 Mei 1997: 65; LNG Current News , 13 Februari 1998).
* Perusahaan tanker migas milik Tommy & Sigit, Humpuss Sea Transport Pte. Ltd., adalah anak perusahaan PT Humpuss INtermoda Transport (HIT), yang pada gilirannya adalah bagian dari Humpuss Group. Tapi dengan berbasis di Singapura, perusahaan itu — yang berpatungan dengan maskapai Jepang, Mitsui O.S.K. Lines — dapat mengoperasikan ke-13 tanker migas dan LNGnya, lepas dari intervensi Pertamina pasca-Reformasi. Ini setelah berhasil menciptakan reputasi bagi dirinya sendiri berkat kontrak jangka panjangnya dengan Taiwan. Perusahaan Singapura ini pada gilirannya punya anak perusahaan yang berbasis di Panama, First Topaz Inc.

Kekayaan di Malaysia, Filipina, Burma, dan Cina
Di ke-4 negara Asia ini, Siti Hardiyanti Rukmana masih menguasai jalan-jalan tol sebagai berikut :
* 166,34 Km jalan toll antara Wuchuan – Suixi – Xuwen di Cina;
* 83 Km Metro Manila Skyway & Expressway di Luzon, Filipina;
* 22 Km jalan toll antara Ayer Hitam dan Yong Peng Timur, yang merupakan bagian dari jalan tol Proyek Lebuhraya Utara Selatan sepanjang 512 Km yang menghubungkan Singapura, Johor, sampai ke perbatasan Muangthai di Malaysia;
* ?? Km jalan toll patungan dengan Union of Myanmar Holding Co. di Burma.


Saya yakin jika hanya Kejaksaan Agung dan Pemerintah saja yang berjuang, masalah kekayaan Soeharto tidak akan mendekati selesai. Ini semua butuh bantuan dari semua pihak untuk menyelesaikannya.

http://hminews.com/buku/menyingkap-f...ang-terpendam/
http://indocropcircles.wordpress.com...ayaan-suharto/






dari sekian banyak yayasan baru 1 yayasan yg disidangkan
Kejagung belum tindaklanjuti korupsi Yayasan Supersemar Soeharto
Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan belum menerima salinan putusan Mahkamah Agung yang menyatakan Yayasan Supersemar bersalah dan harus membayar ganti rugi senilai Rp 3,07 triliun. Yayasan Supersemar adalah yayasan sosial yang didirikan oleh mantan Presiden Soeharto.
Jaksa Agung Basrief Arief mengaku pihaknya belum akan melakukan tindakan apa-apa soal mega korupsi tersebut.
"Justru itu, kalau belum ada (salinan putusan), belum bisa ditindaklanjuti. Bagaimana bisa dieksekusi kalau putusannya belum dipegang," tegas Basrief di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (31/5).
Sebelumnya, aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Diansyah sudah menyampaikan salinan surat Putusan Mahkamah Agung No. 2896 K/Pdt/2009 tanggal 28 Oktober 2010. Soeharto sebagai Tergugat I dan Yayasan Beasiswa Supersemar sebagai Tergugat II dinyatakan melakukan Perbuatan Melawan Hukum, meskipun pengadilan hanya menghukum Yayasan Supersemar untuk membayar kepada Negara/Penggugat sebesar Rp 3,07 triliun.
"Akan tetapi, setelah 15 tahun reformasi berjalan, eksekusi terhadap perkara terkait Soeharto ini masih belum dilakukan," ujar Febri di Kejaksaan Agung, Jakarta (14/5).


http://www.merdeka.com/peristiwa/kej...-soeharto.html


apakah saat ini korupsi lebih parah daripada jaman dulu??
itu pertanyaan yg lucu, jaman dulu gimana gak ada berita tentang korupsi, KPK tidak ada, media cetak dan elektronik benar2 diintervensi, jgn kan buat usut bikin wacana tentang korupsi wartawan bisa "hilang". cuma nyindir kaya bang iwan fals lewat lagu bisa dipenjara. yg ironi lewat masa orde baru aktifis kaya om munir pun masih berani dibunuh dgn diracun. apalagi jaman dulu pejabat2 pemerintahan dan militer sangat2 berkuasa, jd logikanya kejahatan korupsi lebih berjamaah saat ini atau saat dulu?



harta gak dibawa mati, ngapain numpuk2 harta, sebaiknya berbesar hati kembalikanlah kepada negara.

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51b84f0b631243132400000f/matabelo-inilah-harta-hasil-korupsi-yg-paling-banyak-di-dunia/

Tambahan :

http://www.payer.de/arbeitkapital/arbeitkapital030606.htm


Read More...

Thursday, July 2, 2015

Raja Nusantara Tak Bermahkota

Leave a Comment








Cokroaminoto duduk di paling kanan



"Setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat, semurni-murni tauhid."
~H.O.S Cokroaminoto




SEABAD kurang dua hari sebelum saya lahir pada Agustus 1982, seorang jabang bayi yang kelak jadi manusia bijak bestari dan terangkat pamornya ke puncak tertinggi kehidupan, lahir di Bakur, Ponorogo, Jawa Timur, pada 16 Agustus 1882. Bayi ini adalah cicit dari seorang ulama kenamaan, disegani, dan telah mencetak pemimpin dan ulama kawakan Nusantara, Kyai Bagus Kesan (Hasan)[i] Besari. Pemimpin dan pengasuh Pondok Pesantren Gebang Tinatar di Desa Tegalsari, Kabupaten Ponorogo, Karesidenan Madiun.


Sekadar menyebut dua nama santri Kiyai Kesan Besari yang masih harum namanya hingga kini adalah, Paku Buwana II atau Sunan Kumbul, Raja Kerajaan Kartasura; dan Raden Ngabehi Ronggowarsito (wafat 1803 M), seorang pujangga Jawa yang masyhur.


Raden Mas Cokroamiseno, orangtua dari bayi yang mujur itu, kemudian menamai anak keduanya, Umar (Oemar) Said Cokroaminoto. Dari duabelas anaknya nanti, Cokroaminoto-lah satusatunya mutiara hitam yang dititisi trah leluhurnya yang terpuji itu. Kakeknya, Raden Mas Adipati Cokronegoro, pernah menjabat sebagai bupati Ponorogo. Hanya dengan merunut rantai kakek dan buyutnya, kita bisa mengerti mengapa sosok Cokroaminoto bisa sampai meraksasa seperti yang terekam sejarah negeri ini.



Langgar Ponpes Tegalsari pada Abad-19



Diakui atau tidak, diamini pun ditolak, pada kenyataannya hidup ini sangat dekat dengan perkastaan dalam tradisi Hindu. Berikut ini kami sodorkan data-fakta terkait pentingnya belajar memahami syajaratun (pohon keluarga)—yang kini kita kenal sebagai ilmu sejarah.


Dr. Tim La Haye dalam bukunya You and Your Family, membuat diagram silsilah dua orang yang hidup pada abad 18. Orang pertama, Max Jukes, penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Orang kedua, Dr. Jonathan Edwards, pendeta saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani. Jonathan menikah dengan seorang perempuan beriman dan menganut filsafat hidup yang baik. Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026 keturunan: 300 orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100 orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan: 300 orang pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.


Berdasar diagram yang dibuat Dr. Tim La Haye tersebut, kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi terdahulu sangat memengaruhi kehidupan generasi berikutnya.


Mari kembali pada kehidupan Cokroaminoto muda.
Usai menamatkan sekolah Ongko Loro, Cokro melanjutkan studinya ke OSVIA (Opleidings School Voor Inlandsche Ambtenaren) di Magelang, dan pada 1902, ia berhasil menyelesaikan studinya di sana.


Raden Ajeng Suharsikin, puteri seorang patih wakil bupati Ponorogo yang bernama Raden Mas Mangunsumo, pun ia sunting sebagai istri yang lantas berganti nama menjadi Raden Ayu Cokroaminoto. Perempuan ini dikenal berbudi pekerti halus, perangainya baik, dan cekatan. Walaupun tidak tinggi pendidikan sekolahnya, namun ia sangat menyukai pengajaran dan pengajian agama.


Menurut asal-usulnya, ia keturunan Panembahan Senopati dan Ki Ageng Mangir di Madiun. Jadi antara Cokroaminoto dan Suharsikin, sama dibesarkan dan mewarisi trah unggul di zamannya.


Ikhwal berseteru dengan pengusaha Belanda yang semenamena terhadap karyawannya, Cokroaminoto yang tampil sebagai pembela si buruh, memilih hengkang. Masalah bertambah ketika ia kembali ke rumah mertuanya, Mangunsumo. Tindakan Cokro itu malah tak beroleh dukungan sama sekali. Sebab Mangunsumo adalah seorang pejabat yang mengabdi pada dawuhnya kolonial Belanda.


Perselisihan dua generasi beda zaman itu, menelan korban. Cokro harus angkat kaki, lantas merantau ke Semarang pada 1905. Melalui H. Hasan Ali Surati, seorang saudagar kaya dari India yang menjadi ketua Perkumpulan Manikem, Cokro diperkenalkan pada empat pengurus Sarekat Dagang Islam (SDI) yang sedang menjajaki pembukaan cabang di Surabaya. Merasa tak menemukan tantangan berarti, sambil melakukan penjajakan, ia kemudian memutuskan pindah ke Surabaya.


Sebelum bergabung dengan SDI, Cokro sempat menjadi Ketua Panti Harsoyo. Ia juga bekerja pada sebuah firma, Kooy & Co, dan pabrik gula, Rogojampi, sebagai seorang chemiker.


Sambil itu, ia pun tak lupa meluangkan waktu menambah ilmu pengetahuan. Pada 1907-1910, ia kembali mengikuti pendidikan di sekolah B.A.S (Burgerlijke Avond School). Ketika SDI afdeling Surabaya berdiri dan Cokro bertindak sebagai ketua, maka manusia pilihan tanah Jawa itu pun mulai unjuk gigi. Seperti tersirat dalam pidato yang ia sampaikan pada Juni 1912:


Kita mencintai bangsa ini, dan dengan ajaran agama (Islam), mari berusaha sepenuhnya mempersatukan seluruh atau sebagian terbesar bangsa ini. Kita, mencintai negeri yang telah menyaksikan kelahiran kita ...


Pidato ini sekaligus menjadi penanda pemindahan tampuk kepemimpinan SDI dari Haji Samanhudi ke Umar Said Cokroaminoto. Nama SDI pun berubah menjadi Sarekat Islam (SI) sejak didirikan pada 1905. Berdasar itulah, Cokro menyatakan bahwa SI bukan organisasi politik, dan bertujuan meningkatkan perdagangan antarbangsa, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Nusantara.


Upaya mewujudkan asas tersebut, dibuktikan Cokro dengan mendirikan surat kabar pada setiap afdeling SI. Dua di antaranya yang terbesar adalahUtusan Hindia dan Fajar Asia. Satu lagi, majalah Al-Jihad.


Geliat Cokro ini mulai menggelisahkan pihak kolonial Belanda, setelah tujuh dekade sebelumnya mereka berhasil meredam perjuangan Diponegoro. Kali ini tugas mereka jauh lebih berat. Karena yang digerakkan Cokro adalah pikiran orang se-Nusantara. Ia tampil menjadi mesiah bagi begitu banyak orang yang telah pupus harapannya. Cokro menyimpan harapan itu dalam sorot matanya yang tajam. Meski perawakannya sedang belaka, namun dalam rambatan suaranya tersimpan ledakan besar zaman yang siap bergegas.



H.O.S Cokroaminoto





Melampaui Bangsawan Pikiran
KEMUNCULAN Cokroaminoto, masih diikuti seorang tokoh lain yang juga menggerakkan pikiran massa, Tirto Adhisuryo (Bapak Pers Indonesia). Keduanya sama berjuang dengan pena, sama menggunakan perserikatan, dan pendampingan hukum. Beda tegasnya adalah, SI berhasil melampaui sekat bangsawan pikiran sebagaimana yang digaungkan Tirto melalui Sarekat Priyayi yang ia dirikan. Merujuk pada namanya saja, kita akan mudah mengerti bagaimana SI bisa meraup anggota hingga 2,5 juta orang.


Pencapaian luarbiasa mengagumkan bila merujuk pada zaman itu.


Daya pikat Cokro pun segera menyeruak ke seantero negeri. Tapi yang paling membekas justru terjadi di rumahnya sendiri—yang digandakan fungsinya oleh Sukarsihin menjadi tempat indekos. Kala itu, pelajar yang mondok di rumah Cokro sekitar 20 orang. Kebanyakan dari mereka bersekolah di M.U.L.O (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), atau H.B.S (Hollands Binnenlands School).


1915. Seorang guru paruh baya, Raden Sukemi Sosrodiharjo bergegas penuh semangat mengantar anaknya yang akan segera menjadi siswa H.B.S Surabaya. Takdir membawa sang anak pada rantai pertemanan orangtuanya yang mengenal dengan baik Cokroaminoto. Kerana letak H.B.S yang tak begitu jauh dari rumah Cokro di Jalan Peneleh, maka sempurnahlah takdir itu. Raden Sukemi pun menitipkan anaknya, Kusno Sosrodiharjo pada De Ongekroonde van Java (Raja Jawa Tanpa Mahkota) sebagaimana kolonial Belanda menjuluki Cokro.


Di rumah Cokro, Kusno yang kini kita kenal sebagai Ir. Sukarno, mukim seatap bersama para siswa yang sudah lebih dulu menetap. Ada Semaun, Alimin, Sampurno, Muso, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka—selain Darsono (sekretaris pribadi Cokro), Agus Salim (sekretaris SI), dan Abdul Muis, rekan seperjuangan Cokro di Dewan Rakyat (Volksraad).


Bentuk awal rumah Cokro bisa diketahui dari penuturan Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.


“Pada seperempat jalan jauhnya masuk ke gang itu berdirilah sebuah rumah buruk dengan paviliun setengah melekat. Rumah itu dibagi menjadi sepuluh kamar-kamar kecil, termasuk ruang loteng. Keluarga Pak Cokro tinggal di depan; kami yang bayar-makan di belakang. Loteng yang disebut-sebut Sukarno sampai hari ini masih terawat. Luas ruang atas sekira 2x4 meter itu dibiarkan kosong melompong. Lubang kecil di tembok menjadi satu-satunya celah sinar matahari untuk menerangi ruangan.”


Persemaian benih kepemimpinan pun terjadi begitu indah. Para pelajar H.B.S itu, yang satu di antaranya kelak menjadi presiden Republik Indonesia pertama, tahu persis bagaimana induk semang mereka mengurusi organisasi sebesar SI. Saking besarnya, Cokro terpaksa harus mendirikan Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai pengawas begitu banyak afdeling yang telah berdiri di tiap daerah Nusantara. Tujuannya adalah:


“Yang kita inginkan adalah: sama rasa, terlepas dari perbedaan agama. CSI ingin mengangkat persamaan semua ras di Hindia sedemikian rupa sehingga mencapai (tahap) pemerintahan sendiri.”
~dalam “HetS.I. Congres,” De Indische Gids, 40, 1918.


1917. SI berubah menjadi partai.
Pada 25 November 1918, Cokro mengajukan “Mosi Cokroaminoto” yang menuntut Belanda membentuk parlemen dari dan oleh rakyat.


Belanda mengabulkan mosi itu dan mengangkat Cokro menjadi anggotaVolksraad (Dewan Kehormatan Hindia Belanda yang berkantor di Batavia [Jakarta]), bersama Cipto Mangunkusumo, dan Abdul Muis. Kesempatan besar ini ia gunakan untuk menggugat kolonial Belanda dari jarak dekat melalui D.A Rinkes, sahabatnya, yang juga adalah orang kepercayaan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Idenburg.


Akibat keberanian Cokro menggugat kedegilan kolonial Belanda sambil duduk di Volksraad, ia malah harus mengalami banyak tekanan dari tubuh SI dan rekan seperjuangan. Kelakuan menarik Cokro ini, kelak diulangi muridnya, Sukarno, ketika memanfaatkan Jepang mendirikan PETA (Pembela Tanah Air) dan menjadikan dirinya alat “propaganda” Jepang ke seantero Nusantara—yang sejatinya adalah upaya mendepak penjajahan dan mendirikan pemerintahan sendiri.


1920. Cokro dijebloskan Belanda ke penjara selama tujuh bulan, lalu bebas tanpa syarat karena terbukti tak bersalah. Belanda kembali memintanya duduk dalam Volksraad, namun Cokro menolak karena ia tidak mau bekerja sama lagi dengan kolonial Belanda.


ώ


SELEPAS keluar dari penjara, Cokroaminoto masih terus bergegas menyongsong zaman baru yang terus bergerak. Hanya saja ia sudah menua dan tampak keletihan. Para pemuda yang ia didik di Peneleh mulai tampil satu persatu di panggungnya masingmasing.


17 Desember 1934. Cokroaminoto memungkasi usianya pada angka 52 tahun. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Pekuncen, Yogyakarta. Cokro pergi melanjutkan perjalanan spiritualnya dengan menitipkan Siti Utari pada Sukarno, Utaryo (Anwar), Harsono (Mustafa Kamil), Siti Islamiyah, Sujud Ahmad, dan sebuah buku monumental berjudul Islam dan Sosialisme.


Kenapa Cokro menitipkan Utari pada Sukarno? Karena Sukarno adalah murid adicitanya yang paling ia banggakan, paling cerdas, dan sedikit banyak, bermiripan dengannya—malah dalam soal berpidato, Sukarno jauh lebih dahsyat dibanding gurunya itu. Meskipun begitu, suatu saat Sukarno pernah berkata penuh ketakziman dengan redaksi seperti ini:


“Seandainya Pak Cokro tidak meninggal lebih cepat, beliau pasti menjadi presiden kita yang pertama, bukan saya. Karena dibanding beliau, saya ini tidak ada apaapanya.”


Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 59011961, tanggal 9 November 1961, Haji Umar Said Cokroaminoto diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Di Jakarta dan banyak tempat lain di Indonesia, namanya diabadikan sebagai nama jalan.


Sukarno, murid yang sangat tahu cara membalas budi baik gurunya itu, mungkin pernah dititipi amanah tuk melanjutkan perjuangan merebut kemerdekaan. Pantas bila di antara keduanya, sulit dicari titik pembeda. Keduanya, pemimpin besar.


Cokroaminoto adalah raja Nusantara tak bermahkota.
Sukarno, adalah presiden sebuah negara berdasar mimpi besar gurunya sendiri.


Barangkali, sambil mengenang dengan manis peran gurunya itu, sebelum menjadi proklamator bersama Mohamad Hatta—dan presiden Republik Indonesia, Sukarno kerap mengingat dengan baik ucapan Cokroaminoto yang menggelora ini, "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator." []







Catatan akhir:


[i] Semua bentuk peyorasi terkait penulisan nama seperti pada kasus Kiyai Hasan Besari dan penggunaan ejaan lama Hindia Belanda, saya tiadakan demi memudahkan pembaca dalam melakukan penelaahan. Selain menghindari upaya pengerdilan yang sengaja ditanam Belanda melalui politisasi nama sebagaimana yang diingatkan Bung Karno dalam otobiografinya. Beliau melarang tegas namanya ditulis dengan ejaan Soekarno dengan alasan di atas, kecuali untuk tanda tangannya yang sudah kadung tertera di teks Proklamasi.

Sumber : http://mataharisemesta.blogspot.com/2015/04/raja-nusantara-tanpa-mahkota.html
Read More...

Tanoto Soetantjo (Soetantyo) Family: Mantrust Group

Leave a Comment
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami 
sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita 
cintai ini, daripada praktek-praktek Kolusi, Korupsi, Nepotisme, dsb. 
Namun satu hal kita lupakan bahwa masih banyak Perusahaan-perusahaan 
yang sebelum Reformasi melakukan praktek Kolusi dan Korupsi terhadap 
uang negara. Salah satunya adalah PT. MANTRUST GROUP. 
PT. MANTRUST GROUP didirikan oleh T. Soetantjo yang beralamat di Jl. 
Jatinegara Barat No. 124 Jakarta Timur. Perusahaan tersebut mempunyai 
banyak perusahaan dengan berbagai macam bidang, diantaranya : 
- PT. Bali Raya di Bali 
- PT. Nelayan Bhakti di Bali 
- PT. Dieng Djaya di Wonosobo 
- PT. Mantrust Asahi di Jakarta 
- PT. Borsumij Wehry Indonesia di Jakarta, yang pada saat ini telah 
berubah menjadi PT. Bina Wiraniaga Internusa dengan alamat Jl. 
Jatinegara Barat No. 124 Jakarta Timur. 
- PT. Canning Indonesian Product 
- PT. Frisian Flag (Susu Bendera) 
- PT. Gerak Maju di Jawa Tengah 
- PT. Mantrust Bevarage 
- PT.Putera Dharma di Bandung dan Jakarta (Pulo Gadung - Jakarta) 
- PT. Circle k 
- PT. Musi Holiday 
- PT. Tri Jaya Padma 
- PT. MTI di Biak 
- PT. Nandi Amerta Aggung di Jawa Tengah 
- PT. Jangkar Prasida di Jakarta 
- PT. Van Camp Sea Food di Amerika 
Dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan di bawah naungan PT. 
MANTRUST. 
Tahun 1992 PT. MANTRUST terbukti mempunyai tunggakan kepada Bank-bank 
Swasta maupun Pemerintah dengan jumlah melebihi Rp. 1- 2 triliun. Dimana 
setelah diperiksa oleh Pihak yang berwajib baik Kejagung maupun Polri 
ternyata terbukti keuangannya digelapkan oleh Pemilik dengan mengalihkan 
uang tersebut ke Luar Negari melalui para Direksinya. 
Pencucian uang telah dilakukan oleh Pemilik PT. MANTRUST saat ini, 
apalagi setelah T. Soetantjo meninggal dunia, dimana penerusnya adalah 
Budi Soetantjo dan Johnny Soetantjo telah mengalihkan uang hasil jarahan 
mereka dengan membuka perusahaan-perusahaan baru yang tidak memakai nama 
mereka. Namun memakai nama pihak lain, termasuk mertua Budi Soetantjo 
yang di bawah tangan menjual saham tersebut kepada Budi Soetantjo maupun 
Johnny Soetantjo. 
Terhadap kreditor-kredittor terutama Bank Pemerintah (BRI, BNI 46, BDN, 
Exim), bandit-bandit tersebut mengadakan Rescheduling Pembayaran sampai 
dengan 10 tahun maupun 12 tahun yang pembayarannya dicicil dari bunga 
yang diperoleh dari uang yang mereka cuci di Luar Negeri (Cruiss Bank, 
Chase Manhattan Bank di Hongkong, dsb) sehingga terjadi kolusi terhadap 
aparat bank terutama BRI, BDN serta Bank Exim. 
Akibat yang ditimbulkan, hampir semua perusahaan yang dibawah naungan 
PT. MANTRUST mengalami kebangkrutan, sehingga menyengsarakan masyrakat 
luas terutama para karyawan. 
Pada saat ini PT. MANTRUST masih mempunyai saham di PT. Frisian Flag 
maupun di PT. Fromos Indonesia (Industri Pengalengan Susu) yang mana 
sahamnya cukup besar _ 49%. Deviden yang ditimbulkan cukup besar karena 
penjualan susu bendera cukup tinggi, sehingga memberikan keuntungan yang 
cukup besar. Namun keuangan dari Deviden Susu Bendera tidak dibukukan 
sebagaimana mestinya, namun dibukukan sebagai uang muka di PT. MANTRUST. 
Sehingga deviden yang tadinya dapat digunakan untuk membayar tunggakan 
kepada Kreditur, dipergunakan sendiri oleh Budi Soetantjo maupun Johnny 
Soetantjo. 
Disamping tidak adanya etika baik dari Pemilik Budi Soetantjo serta 
Johnny Soetantjo sehingga perusahaannya bangkrut. Perusahaan-perusahaan 
itu meninggalkan tunggakan pajak yang cukup besar, apakah PPN, PPH 1, 
PPH 255, dsb. Yang sangat diherankan Aparat Pajak tidak mengambil 
tindakan TEGAS, karena adanya kolusi dengan Aparat Kantor Pajak 
setempat. 
Kasus yang sangat menonjol adalah PT. Mantrust Asahi yang hampir 80% 
kreditnya tidak digunakan sebagaimana mestinya, namun digunakan untuk 
kekayaan pribadi Budi Soetantjo. Untuk menghilangkan jejak, maka di 
perusahaan-perusahaan yang bangkrut tadi oleh pihak Budi Soetantjo 
maupun Johhny Soetantjo diangkatlah para supir ataupun karyawan-karyawan 
yang sudah tua-tua menjadi Direkturnya. Sehinggga bandit-bandit tadi 
lolos dari jerat hukum, apalagi bandit tersebut menempatkan beberapa 
personil ABRI seperti Brigjen Soedarsono (Ex. BAKIN), Mayjen Hartoyo 
(Ex. Kapolda Bali) dan pihak Kejaksaan Agung yang telah pensiun. 
Demi menyelamatkan Negara dan membuka praktek-praktek Kolusi Korupsi dan 
Nepotisme. Marilah kita bersama-sama, bersatu padu merapatkan barisan 
nasional untuk membongkar kasus ini, bagi masyarakat yang mempunyai 
bukti agar dilaporkan SEGERA. 
Korupsi, Kolusi, Nepotisme harus dihapuskan.
Read More...

Antara Bisnis dan Mafia

1 comment

Lucunya Negeri Ini..........

Memang sungguh luar biasa........... kata-kata ini tepat digunakan saat ini...
di kala bencana tak henti menghampiri negeri ini tetapi di sisi lain negeri ini justru ada yg sedang asik berpesta baru-baru ini seperti yg kita ketahui di kawasan asia baru saja melangsungkan mega acara untuk penganugerahan para calon Taipan Asia dengan nama ABLA 9th Annual Indonesia...
seharusnya bangsa ini tidaklah tepat untuk berpartisipasi dalam acara ini, bagaimana mungkin Indonesia yg notabene penghasil Mafia bisa diikutkan sebagai penghasil Businessman?? sungguh teramat lucu...
seperti yg kemarin kita saksikan Indonesia mengirimkan "Kandidat", Betul dialah Budi Li putra tunggal Dasi Soeprajitno yg juga sekaligus pewaris tunggal Dynasty Business Goup BsB - Copthorne Inc maupun Organisasi Mafia di semenanjung asia pasific. seperti layaknya putra mahkota dia dengan penuh percaya diri menghadiri acara tersebut di dampingi putri Taipan Indonesia Hary Tanoe, Valencia Tanoe.. kita bisa saksikan betapa miris bahwa setiap insan disana begitu hormatnya hingga kepala menunduk dan menjauh dari tempat semula, Jacqueline Lam dan Aparna Agrawal yg sebelumnya terlihat melambaikan tangan ke sekitar untuk para media yg meliput acara mereka bergegas menghampiri dan menyalami dengan penuh hormat kepada seorang putra mahkota Dynasty Mafia seperti layaknya orang Agung, bagaimana bisa orang umum meluapakan sepak terjang mereka??? bagaimana bisa setiap tindakan intimidasi yg selama ini mereka lakukan begitu saja mudah dilupakan dan justru berbalik hormat bak seorang pelayan terhadap Tuan nya, melihat acara tersebut sungguh tragis, acara yg diliput hampir ke seluruh penjuru asia ini menjadi ajang berkumpulnya para gembong Mafia di kawasan asia pasific ini, lalu apa manusia tidak bisa membedakan antara Mafia dan Businessman???
Begitulah cermin asia ini, tidak jauh berbeda antara Singapura dan Indonesia, sama-sama bodoh dan tidak punya akal sehat hingga tidak tahu siapa yg seharusnya dihormati dan siapa yg tidak.
Mumin Ali Gunawan, tentu kita tidak asing dengan nama ini, Betul dialah Bos Panin Group yg selama ini memonopoli kredit perumahan di seluruh Indonesia, apakah anda tahu latar belakang maupun siapa sesungguhnya orang ini???
Mumin Ali Gunawan (MAG) adalah Ipar dari Mochtar Riady pemilik tunggal Group Lippo, terkejut??? begitulah nyatanya.. Swissasia yg kita ketahui adalah perusahaan Internasional yg sudah sangat terkenal sungguh diluar dugaan disitu ada nama MAG sebagai salah satu pemegang saham nya. pada tahun 2003 MAG membeli 11,6% saham Swissasia senilai tidak kurang USD 180 juta.. Fantastis ! Darimana asal uang tersebut??? dari RAKYAT.... kita suda habis dibodohi dengan kredit angsuran rumah yg mencekik, dengan bunga 9-12% setahun jika dikalikan 10 tahun angsuran maka harga rumah itu menjadi 2x lipat... apa anda tahu berapa bunga untuk angsuran rumah di luar negeri??? tidak sampai 8%/tahun, kita tergiur dengan kemudahan yg ditawarkan oleh Bank Panin/ANZ agar kita bisa memiliki rumah tapi kita sungguh bodoh tidak mengetahui apa dibalik kemudahan itu, bunga yg tidak ubahnya seperti lintah darat berkedok ekslufif seperti Panin Bank
Keberadaan keluarga Riady di belakang Swissasia semakin tercermin dalam susunan komisaris dan jajaran direksi baru Bank Lippo, yang ternyata banyak diisi oleh orang-orang keluarga Riady. Hasil RUPS menyebutkan empat komisaris baru diangkat mewakili Konsorsium Swissasia: Rainer Silhavy, Jan G. Cherim, James C. Ng, dan Christopher Williams. Di jajaran direksi, Swissasia menempatkan Lee Heok Seng dan Mark Mc Kenny.
Diantara para komisaris itu, James C. Ng saat ini tercatat bekerja sebagai CEO dari e-New Media Company Ltd. Perusahaan itu pada 2000 diketahui membeli 72,3 juta lembar saham Across Asia Multimedia Ltd., perusahaan milik keluarga Riady dan tempat Christopher Williams sempat bekerja. Sebelum masuk e-New Media, Ng tercatat sebagai Direktur Eksekutif First Pacific, perusahaan investasi yang dimiliki keluarga Salim, sahabat lama keluarga Riady. Jadi, sebagaimana Williams, Ng boleh dikata punya hubungan dengan keluarga Riady.


Di jajaran direksi, Lee Heok Seng yang juga mewakili Swissasia adalah assistant general manager di bagian risk control management head di RZB Cabang Singapura. Yang menarik, sebagaimana dapat dilihat pada situs Life Bible-Presbyterian Church Singapura, Lee adalah penceramah pada gereja itu. Kebetulan, keluarga Riady juga penganut aliran gereja ini.
Hubungan berupa sesama penganut satu aliran gereja tak bisa diabaikan begitu saja. Jika Anda ingat kasus sumbangan ilegal James Riady kepada calon presiden Bill Clinton pada Pemilihan Presiden Amerika 1992, di situ Anda akan menemukan nama Jim Guy Tucker. Melalui mantan Gubernur Arkansas inilah Riady berkenalan dengan Clinton. Majalah Fortune pernah menulis bahwa kedekatan Riady dengan Tucker bermula dari perkenalan keduanya ketika sama-sama aktif di Gereja Presbyterian di Little Rock, Arkansas, sekitar 20 tahun sebelumnya.

Lalu sekarang pertanyaan nya apakah benar bahwa Mafia dengan Businessman itu sama???
jika kita bicara skala maka jawabannya tentu IYA.. Business kecil mungkin memang dimiliki orang-orang bersih yg sungguh-sungguh mencari tiap rupiah keuntungan demi mempertahankan kelangsungan usaha namun skala raksasa tidak ada satupun dalam area ini yg tidak tersentuh oleh Mafia, kekuatan finasial tanpa batas hanya ada dan berasal dari sini.. bukan yg lain..

Sungguh Miris...

http://m4f14m3l4yu.blogspot.com/2010/11/antara-business-dan-mafia.html
Read More...

Bisnis Hitam Makin Menjadi

Leave a Comment
Sebuah Ironi dari bangsa yg menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Di saat bangsa ini hampir tidak berdaya mengatasi kemiskinan di sisi lain ada segelintir penguasa bisnis haram yg tertawa diatas penderitaan dari tangisan rakyat jelata. para bos2 judi, club maupun aneka bisnis ilegal lain nya semakin hari semakin mengokohkan kaki nya di bumi kita tercinta.

Entah mengapa di saat seperti ini tidak ada satupun instansi negara yg mempunyai keprihatinan dan justru malah membuka pintu selebar-lebarnya terhadap bos2 bandit ini, seakan hanya demi kepentingan nya semata mengorbankan jutaan rakyat yg terhimpit dalam suatu kondisi ikatan keterpaksaan ekonomi yg berujung tingkat kemiskinan yg tidak kunjung usai dan terus bertambah

Beberapa jumlah nama yg sudah terekspos di nusantara pun seakan tidak dihiraukan, dengan menutup mata dan membiarkan praktik2 ilegal itu terus berjalan seakan itu hal biasa, kita sebut saja Tommy Winata, Yasmin, Cocong, Chin Sie Li, Apauw maupun Olo Panggabean di Medan

Tommy Winata alias TW adalah motor serangkaian bisnis kotor yg tumbuh berkembang pesat di Jakarta, daerah Raja Mas, Kunir, Gedung ITC hingga Mangga Dua Square adalah titik dimana ada beberapa lokasi kasino non-resmi (tapi resmi juga sih-red) yg buka setiap hari dan berhasil meraup untung bersih Milyar an rupiah setiap bulan nya.

Yasmin dan Cocong tiada lain dan bukan adalah penguasa Club Suncity dan sekitarnya juga punya andil besar dalam dunia mafia indonesia, dimana pada saat pembersihan lokalisasi dimulai mereka justru menyiapkan gadis2 eksklusif dengan tarif booking yg harga nya mencapai 5x lipat dari biasa nya baik lokal maupun import

Chin Sie Li, pribadi yg satu ini bisa disebut Kaisar dalam dunia mafia indonesia, dimana namanya hampir tidak terekspos publik bahkan dengan cerdik menghindar dari setiap sorot lensa yg akan menembus ke dalam  dirinya maupun keluarga besarnya, Sejumalh kasino di Jakarta mulai dari Hailai hingga di tiap sudut elit kota Surabaya sebut saja Darmo, Ngagel, Hingga TEC Center adalah segelintir dari gurita bisninya. Jaringan bisnis Chin Sie Lie tidak hanya ada di bumi indonesia tetapi juga hingga mancanegara, sebut saja Macau, Malaysia dan Singapore, dengan kuatnya regenerasi di tubuh keluarga besar CS Li ini tentu kita harus waspada bahwa keluarga besar CS Li inilah yg nantinya menjadi akar berikutnya bagi bisnis hitam di indonesia ini

Uang yang mirip-mirip dana nonbudgeter bagi para pemimpin TNI, Polri, Pemda Setemat, tokoh ormas dan OKP, termasuk wartawan, itu justru ada di bandar 303 ini. Akses ke para petinggi itu tidaklah sulit. Sebab, begitu ada sinyal mau dipromosikan sebagai salah satu petinggi, para bandar itu langsung mengirimkan kurir sebagai salam perkenalan. Hubungan itu terus terjalin secara alamiah pula.
Untuk oknum perwira tinggi TNI dan Polri misalnya, perbulan Rp 15 miliar. Sementara setingkat di bawahnya Rp 10 miliar. Turun ke bawahnya lagi, Rp 5 miliar. Begitulah seterusnya



Lalu jika seperti ini masih mungkinkah bisnis hitam negeri ini bisa dihentikan?




Sumber : http://m4f14m3l4yu.blogspot.com/2010/10/bisnis-hitam-makin-menjadi.html
Read More...

Daftar 5 Calon Taipan "Underworld" Indonesia

1 comment

1. Andy Winata - Kalimantan, Jakarta
Dengar namanya saja kita tentu sudah tidak asing, Iya dia adalah putra dari bos Artha Graha Group, tentu tidak mudah untuk melacak secara rinci apa yg ada di balik permainan para calon manusia super kaya ini, disamping group resmi yg berada di tangannya ada juga sejumlah bisnis berat illegal yg kita semua tahu sepak terjangnya.
Korporasi penuh intrik keluarga mafia ini sama beratnya dengan group penguasa lain diantaranya Salim, Hartono, Soeprajitno, Tanoko ataupun Sunoto yg akan menyumbang para putra mahkotanya di dalam imperium dynasty mafia Indonesia yg berkepanjangan dan tetap mengakar sampai detik ini
Andy Winata terkenal dengan sifat angkuh nya yg mudah terlihat di setiap mata yg pernah berjumpa dengan nya, dengan menyandang nama ayahnya tentu sah-sah saja jika dia mengadahkan kepalanya keatas setinggi yg dia mau untuk mendapat hormat dari orang lain,
Lulusan Monash University ini diketahui memiliki kisah asmara dengan sejumlah kalangan selebriti tanah air, nama seperti Indah kalalo, Dominique sampai Sigi Wimala disebut pernah singgah ke pelukan nya, dengan wajah yg mumpuni dan kantong yg tebal maka mudah saja dia mendapat apa yg dia mau dalam sekejap.
Dynasty Winata sendiri memang kuat untuk saat ini, disamping kita juga tahu bahwa kuatnya jaringan antar mafia maupun jaringan luar negeri tentu Andy merupakan calon yg cukup bisa diperhitungkan dalam lingkaran para jetset tanah air

2. Axton Salim - Jakarta
Dia adalah putra Anthoni Salim, atau cucu pendiri Grup Salim, Soedono Salim yang dikenal sebagai taipan paling disegani di masa pemerintahan Soeharto. Menempati posisi Direktur sejak 2009, Axton merupakan direktur termuda dari sembilan anggota dewan direksi Indofood. Selain menjadi Direktur Indofood, Axton juga menjabat sebagai Direktur di Indofood CBP Sukses Makmur yang baru saja masuk pasar modal. Sebagai salah satu cucu Soedono Salim, Axton santer disebut sebagai calon pewaris tahta kerajaan bisnis Grup Salim. Lulusan Bachelor of Science Business Administration dari University of Colorado ini memang
tidak bisa dipandang remeh, selain jaringan atas yg sudah terekspos di sisi lain pun putra mahkota ini diketahui berkawan baik dengan para mafia taipei yg mempunyai kekuasaan yg sangat kuat di tanah asia, disebut-sebut terjadinya kasus penarikan indomie tidak lain adalah indikasi bahwa ada hubungan khusus yg terjalin diantara 2 negara ini yg diwakilkan oleh Salim Family ini. Axton sendiri memiliki relasi yg cukup kuat di kalangan taipan muda indonesia ini, sehingga di masa datang tidak akan mengejutkan jika dirinya akan ada di salah satu dari 5 calon taipan di negeri ini

3. Budi Susilo Li - Surabaya, Jakarta

Lulusan Bachelor of Economic Business International dari Melbourne University ini mungkin terdengar awam bagi orang awam negeri ini, tapi jauh di dunia konglomerat tentu tidak ada yg tidak kenal keluarga besar turun temurun leluhur ini, dimulai dari kakek nya yg juga merupakan gembong nomor satu di semenanjung shanghai-shandong keluarga ini memang memiliki akar mafia yg sudah tidak diragukan lagi pengaruhnya terhadap jalan nya roda mafia di negeri indonesia, Budi Susilo yg juga merupakan putra sulung dari Dasi Soeprayitno adalah pewaris tunggal dari dynasty yg omzet nya bernilai "bersih" puluhan milyar tiap bulan nya, bisnis BsB Group yg mencakup eksport-import, container, pertambangan sumber daya alam dan juga perhotelan di Singapore maupun sejumlah bisnis riil lain nya, disamping kepemilikan sejumlah kuasa penuh atas beberapa casino, diskotik di Macau Land hingga Genting Malaysia. Budi Susilo sendiri dikenal akrab dgn sebutan nama "Li" yg berarti nama marga keluarga besarnya, Li memang pribadi yg matang dan juga bisa disebut calon terkuat untuk menjadi bos dari para bos mafia indonesia di masa datang, mengingat usia dan pengaruhnya dalam birokrasi hingga pemerintah pusat yg membuat dirinya menjadi sosok penting di balik jumlah rupiah yg tidak terbatas untuk nafas berbagai kalangan, kepiawaian Li sendiri memang tidak mengherankan karena dia adalah orang yg cukup cerdas, hebat dan "pintar" dalam bermain di dalam lingkaran penguasa yg dengan otomatis semakin mengokohkan dirinya di dalam super fondasi nomor wahid dengan lingkaran yg diisi konglomerat2 negeri ini, sebut saja nama Hari Tanu, Mumin Ali Gunawan juga Murdaya Poo Family disamping lingkaran keluarga besarnya yg masih menguasai korporat2 paling berpengaruh saat ini, selain itu dimana dibalik kekuatan finansial yg tak terbatas juga tersimpan dukungan kekuatan "Underworld" yg diprediksi akan mencapai puncaknya di generasi Li ini sendiri.

4. Abi Yapto

Namanya sering “dijual” anak-anak muda ketika berkelahi di club. Kakeknya adalah seorang patriot sejati, ayahnya seorang yang amat disegani. Mendengar nama Abi Yapto, orang sering membayangkan sosok Sonny Corleone, putra bos mafia dalam film legendaris The Godfather. Ayahnya, Yapto Soerjosoemarno disegani orang sebagai politisi kawakan yang akrab dengan himpunan pemuda di Tanah Air. Abi disebut-sebut sebagai "penerus gen" ayahnya dengan mewarisi wajah yang tampan dan kisah hidup seperti seorang Yapto muda. Namanya kian akrab terdengar setelah ia berpacaran dengan artis cantik Dian Sastrowardoyo, dan semakin sering dijadikan komoditas berita justru setelah hubungan mereka kandas. Abi sendiri saat ini sudah terlihat mulai menancapkan pengaruhnya di dunia bisnis, meski belum sebesar nama2 yg lain tapi dengan konsistensi diyakini hanya tinggal menunggu saatnya untuk Abi menjadi salah satu calon pangeran di masa datang




5. Arga Winata
Sama seperti Andy Winata yg juga merupakan trah dari keluarga Winata. Arga Winata sendiri adalah keponakan TW yg bisa dibilang agak "menyebrang" karena tingkat efektifitasnya yg tidak sering berada dalam lingkaran AG, Arga atau biasa disebut Awe adalah pribadi yg sulit ditebak jalan pemikirannya, sekilas beberapa pribadi yg pernah mengenalnya tentu tidak menyadari potensi yg ada di dalam dirinya, mesti kita ingat dengan kekuatan trah dari AG tentu akan memudahkan jalannya dikemudian hari baik itu dari segi bisnis riil maupun "Underworld", Awee adalah satu contoh hidup yg menggambarkan permainan 2 kaki nya terhadap Group mafia lainnya dimana dia juga memiliki hubungan persaudaraan kental dengan Li Family maupun Aguan Family, tidak banyak yg bisa menjabarkan tentang sosok yg satu ini dimana
dia lebih nyaman untuk menikmati masa nya daripada dia harus bersusah payah memikirkan dynasty nya itu sendiri, rumor yg beredar bahwa terakhir dia jatuh dalam pelukan seorang escort asal Macau Land yg membuatnya lebih special adalah dibenarkan bahwa gadis tersebut bekerja di salah satu Club yg dimiliki Li Family, belum ada keterangan yg resmi akan dibawa kemana hubungan ini hanya saja jika itu sampai terjadi maka akan menjadi sebuah ironi yg tidak berkesudahan karena hanya membuat namanya menjadi sebuah lelucon di dalam dunia papan atas negeri ini karena hanya sanggup menggandeng seorang escort ilegal yg berusaha hidup di Indonesia ini


http://m4f14m3l4yu.blogspot.com/2010/10/daftar-10-calon-taipan-underworld.html
Read More...

Wednesday, July 1, 2015

Kontroversial penunjukkan Kiki Barki Makmur selaku Assisten Khusus Menteri Pertahanan RI

3 comments
Baru-baru ini dimedia ada Berita Tendensius, berita tentang ditunjukkan KIKI BARKI MAKMUR selaku Asisten Khusus Menteri Pertahanan Republik Indonesia Yoegi Sugiantoro ( profesi asal Konsultan Energi ), Kiki barki makmur pengusaha nasional batu bara yang akhir-akhir ini kegiatannya dikancah politik Indonesia patut ditelaah oleh kalangan dunia usaha Nasional ataupun International. Konon awalnya WNI Keturunan Tiongkok dari Kebupaten Hokcia itu tinggal di Bandung, saat MS Hidayat  menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia, Kiki Barki Makmur ditunjuk selaku Ketua KIKC ( Kadin Indonesia Komite China ) organisasi underbound Kadin yang bergengsi, segera setelah itu Kiki Barki Makmur tiap saat dapat dipantau kegiatannya di media, dengan dukungan para sahabatnya kelompok Hokcia yang dikelola oleh Bandar SDSB Didi Dawis bersaudara dan kelompoknya !


Ada yang mengatakan, Kiki Barki Makmur pernah memiliki Ijin Tambang di Vietnam berkongsi dengan Sofian Wanandi ( Tokoh Katholik/CSIS-USA ) dan Robby Sumampau ( Pengusaha kepercayaan alm Jenderal Katholik Benny Murdhani ) dan Pramono Anung sebagai professional yang kini sebagai tokoh PDIP dan wakil Ketua DPR-RI. Kiki Barki Makmur juga memiliki menantu yang “hebat” Sudjono Timan( Yu Tjin), saat itu Direktur Utama BUMN PT Bahana (BPUI) berhasil menggondol uang Negara US.$.126juta, dituntut 8 tahun penjara,  diganjar Mahkamah Agung RI dan kabur, serta konon dipercayai sebagai rekayasa perkawinan dengan putri Kiki Barki Makmur “diceraikan” untuk mengamankan asset keluarganya, demikian juga ada informasi Kiki Barki Makmur banyak membuat broken promise terhadap janji-janji tertulis dan lisan yang pernah diberikan kepada mitra bisnisnya. Dst.


Kiki Barki Makmur juga masuk daftar orang terkaya Indonesia di Majalah Forbes, dengan keyayaan ditaksir US.$.1,7 Milyar, perusahaan tambang batu baranya sudah go public dan  berprospek masa depan yang cerah, serta potensial menjadi pangsa pasar yang menggiurkan bagi pengguna batu bara saat harga minyak mentah dunia lebih dari US.$.70/Barel !


Membahas Kontroversial KIKI BARKI MAKMUR ini karena kegiatan yang bersangkutan tersebut, telah bertentangan dengan asas filosofi dan budaya warga Tiongkok dimana KIKI BARKI MAKMUR berasal, kalau dikaji dari sejarah budayanya, Kegiatannya aktif di KIKC dan PERPIT ( Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tiongkok ) dan kini Staf Khusus Menteri Pertahanan RI sesungguhnya bertentangan dengan filosofi kenyamanan dan pengamanan seorang pengusaha yang kayaraya, untuk dinasti keluarganya dan kerajaan bisnisnya.

Latar belakang KIKI Barki dengan menantunya yang jadi buron serta “kedekatannya” dengan Pihak Tiongkok Daratan, potensial dijadikan lawan bisnis dan lawan aktifitas sosialnya sebagai senjata yang akan menjadi pamungkas bagi diri dan keradjaan bisnisnya. Posisi KIKI BARKI selaku Staf khusus Menteri Pertahanan RI harus mampu mengklarifikasi, issu bahwa China Komunis tahun 1965 ikut mengexport senjata bagi pemberontakan komunis yang dikenal dengan nama G30S, walaupun pihak Tiongkok senantiasa membantah kebenaran informasi tersebut, namun catatan intelijen TNI-AD menyatakan sebaliknya. Bahwa kalangan TNI dan Islam sejak lama mencurigai gerakan komunisme di NKRI dan dipercaya sampai sekarang juga belum clear 100%, sehingga patut dipertimbangkan sejarah pembukaan hubungan dagang langsung RI-RRT tahun 1985, Presiden sekuat Suharto masih perlu membentuk Tim Adhoc untuk mengetahui rekasi pihak Tiongkok Komunis dan kalangan TNI serta dunia Islam ?


Dengan latar belakang seperti itu, saya menaruh hormat luar biasa kalau memang KIKI BARKI mengetahui posisi latar belakang tersebut, masih mau jadi martir demi hubungan persahabatan RI-RRT, jangan sampai posisi staf khusus Menteri Pertahanan RI hanya difokuskan dengan penghasilan bisnis jual beli senjata untuk kepentingan RI dan Negara lain, bias celaka dua belas kalau awal niatnya Cuma cari duit ?


Posisi KIKI BARKI yang strategis tersebut, pasti dicurigai pihak-pihak tertentu, apakah KIKI BARKI mengemban dokrin pihak asing yang akan mengetrapkan : “ Neo Kolonial numpang neo liberal? ” .Ekonom kita terjajah dengan Pemikiran Ekonomi Klasik mahzab Neo Keynsian…………….Milton Friedman. ………Jelas Teori ekonomi makro adalah “instrumen” untuk menjajah negara, dengan menjajah para elit, pemikir ekonomi & penentu kebijakan. Selanjutnya, berlangsung “neo kolonialisme” dengan Keuangan, Perdagangan, Industri, Kesehatan Telekomunikasi, Pertanian, Persenjataan, dengan instrumen Kelembagaan dunia: WTO, WHO, GATT, HAM dlsb. Dimana latar belakang koneksinya dengan pribadi Menteri Pertahanan RI yang dulunya Konsultan Energi dan sekarang karib Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan posisi keuangan yang dimiliki serta jaringan politik dan bisnisnya saat menjabat Ketua KIKC memungkinkan KIKI BARKI menjalankan tugas-tugas intelijen sekaliber itu, suka atau tidak suka dia qualified untuk  mewujudkan mission imposible itu?

Pepatah kuno yang berujar “ Orang takut terkenal, babi takut gemuk” sedangkan ajaran Filsuf Ekonomi Tiongkok kuno Zhuxi’s  ( 朱熹 ); “存天理, 滅人欲””Untuk menegakkan keadilan, kita menghapus nafsu jahat manusia”kelihatannya tidak berarti untuk KIKI BARKI, pada intinya kita simpulkan, KIKI BARKI telah menempatkan TARUHAN BESAR atas Posisi Kekayaan dan keselamatan keluarganya untuk tugas yang sangat dapat diartikan bercabang-cabang itu, negatip atau positip, konstruktip atau destruktif, biarlah sejarah nanti yang akan mencatatnya !
Tan Yu Hok, Hongkong






Dengan kekayaan yang diperkirakan berkisar hingga US$1,7 miliar, pria berusia 73 tahun itu masuk dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia.
Kiki Barki adalah pengendali perusahaan di PT Harum Energy Tbk. Kini PT Harum Energy yang merupakan grup perusahaan Tanito Coal berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia.

Group perusahaan ini adalah pemegang kontrak kerja dengan pemerintah. Daerah kerja mereka mencakup Blok Kutai (termasuk Kutai Barat). Salah satu anak perusahaan yaitu PT Tanito Harum telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun di Kutai Basinfor.
Read More...