Kloningan

Sunday, December 13, 2015

TABUT, Benda Misterius yang Paling Dicari oleh Bangsa Israel

2 comments
Artikel ini adalah tentang benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari Tanah Mesir.
Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang. Postinganku kali ini akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda tersebut.
Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi banyak orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria, yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan ke langit (Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Mi’raj. Jauh Sebelum itu, Yesus/Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum Kristiani juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, King Salomo/Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.


TABUT
Gambar di atas merupakan gambaran replika benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari Tanah Mesir. Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang.
Gunung moria
1000 tahun sebelumnya, King Salomo/Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.Gunung ini kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa.

Dome of Rock
Apa yang terjadi pada benda terpenting di perjanjian lama ini sehingga bisa lenyap begitu saja? Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Orang itu adalah Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir. Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita sebut sebagai Tabut Perjanjian.
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan langsung bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas di antara kerubim itu saat Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang mengangkatnya.
Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh menatapnya. Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit binatang. Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya. Beberapa hari kemudian, dua keponakan Musa mencoba memberikan persembahan kepada Tabut itu dan keduanya langsung mati terbakar. Menurut legenda, kerubim itu memercik tanpa henti, menghanguskan orang dan benda yang menyentuhnya. Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40 tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut itu, orang Israel mampu menaklukkan tanah yang dijanjikan.
Benda ini mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut cerita dalam Alkitab Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan. Ada catatan luar biasa bahwa tabut itu terangkat dari tanah dan terbang menuju kearah musuh sambil mengeluarkan suara-suara erangan.
Satu orang malang bernama Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut tersebut saat tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan ia langsung mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan agar dibuatkan kemah/tenda untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari orang, tapi justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling terkenal dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho. Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga tembok kota itu pun runtuh.
300 tahun kemudian, Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat buruk bagi mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak akibat Tabut itu.
Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi "titik tertinggi" di dalam kota tersebut.
Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah dilihat orang. Hanya kayu cedar dan batu terbaik yang dipakai untuk membuatnya, dan titik tertingginya menjulang hingga 20 lantai. Salomo berhutang besar untuk membangunnya, karenanya ia harus memberikan 20 desa terdepan untuk kerajaan tetangga. Setelah memeriksa masih berisi dua buah batu sepuluh perintah Allah yang tersimpan didalam Tabut, Salomo lalu menempatkannya di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus. Hanya pendeta tinggi saja yang bisa mendekati dan memasuki ruang penyimpanan tersebut, itupun mereka harus masuk dengan menggunakan pakaian khusus sambil membakar dupa.
Lalu, bagaimana benda penting yang berisi kehadiran Allah bisa lenyap begitu saja? Sekarang, di manakah tabut itu berada? itulah teka-teki terbesarnya .
Banyak orang masih mencari tabut tersebut hingga saat ini, dan itu dimulai dari Bait Suci yang dibangun Salomo sebagai tempat untuk menyimpan Tabut. Tapi kini, tak ada satupun artifak atau batu yang menunjukkan di mana tepatnya tabut itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal, mungkin sekarang merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini adalah merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di tempat tersebut. Inilah salah satu faktor yang menimbulkan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan Palestina hingga sekarang.
Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu ditempatkan disana sekitar 955 SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM rujukan tentang artifak terpenting dalam agama Yahudi ini berhenti. Lenyap begitu saja dari sejarah. Hanya satu hal saja yang jelas, krisis sebesar bencara internal maupun eksternal yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari Bait Suci. Krisis pertama yang sesuai dengan hal ini adalah serangan Fir'aun Mesir bernama Shishak, beberapa puluh tahun setelah Bait itu dibangun. Sekenario Shishak inilah yang mengilhami petualangan Indiana Jones di Mesir dalam film Indiana Jones : Raiders of the Lost Ark.
Sumber-sumber Mesir menegaskan bahwa Fir'aun bernama Sheshonq yang menyerang Israel sekitar tahun 1000 SM, dan membawa banyak harta ke Tanis. Tentu saja pahlawan kita, Indiana Jones menemukan tabut itu di sana sambil dikejar-kejar oleh tentara NAZI. Tapi sayang bagi para penggemar Stephen Spielberg, agaknya jelas Sheshonq tak pernah menguasai kota Yerusalem. Karena Ia hanya cukup puas dikirimi setumpuk harta dan upeti agar tidak menyerang Yerusalem. Apakah yang disebut sebagai harta dan upeti itu adalah tabut perjanjian? berapa besar kemungkinannya?
Jawabannya sederhana saja, yaitu tidak. Mustahil mereka sukarela menyerahkan benda tersucinya. Lebih jauh lagi, rujukan bahwa tabut itu masih berada di Bait Suci waktu Paskah Yahudi di masa pemerintahan Hosea sekitar tahun 620 SM. Tapi 30 tahun kemudian, tahun 587 SM, muncul krisis yang menurut banyak cendekiawan menjelaskan hilangnya tabut tersebut. Kota dan Bait Sucinya diduduki dan dijarah orang Babilonia dipimpin oleh raja terkenal Nebukadnezar. Nampaknya tabut itu dibawa oleh para tentara Babilonia. Tapi tunggu dulu, orang Babilonia adalah birokrat dan pencatat yang sangat ahli dan mereka mencatat terperinci segala hal yang diambil dari Bait Suci. Satu benda yang jelas tak tercatat yaitu Tabut Perjanjian, benda utama di Bait Suci. Orang Babilonia tak mencatatkannya diantara barang-barang jarahan karena benda itu sudah tidak ada disana.
Tabut itu dibuat sangat spesifik, berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61 cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4 cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung atasnya dan saling berhadapan.

Alasan Israel mencari benda ini
Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40 tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut itu, orang Israel mampu menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut cerita dalam Alkitab Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan.
Namun pada Route of the Exodus 300 tahun kemudian, Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat buruk bagi mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak akibat Tabut itu. Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota tersebut. Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah dilihat orang.
Gereja Zion of Mary di Axum Utopia adalah dipercayaai tempat dimana Tabut tersebut disembunyikan:
Kini muncul lagi berita baru tentang letak tabut perjanjian ada di dalam masjid al aqsa, maka dari itu israel dengan sangat keras berupaya agar masjid al aqsa segera di ratakan.
Alasanya adalah klasik, yaitu bahwa dalam masjid al aqsa di sinyalir menyimpan senjata pemusnah masal dan sebagai tempat bersembunyi pimpinan utama al -qaeda.
Yang dimaksud dengan haikal sulaiman adalah istana sulaiman yang di kira bangsa yahudi sebagai masjid al aqsa sekarang.
Masjidil aqsha
"Taabut" dalam Alqur'an berarti "Kode Kerajaan", kode kerajaan ini disimpan oleh Nabi Daud AS. dan diwariskan kepada Nabi Sulaiman AS, kode kerajaan tsb saat ini sudah berhasil dibuka dengan ditemukannya fakta baru bahwa "CANDI BOROBUDUR" sebenarnya adalah "TEMPLE OF SOLOMON" yang banyak menyimpan kode rahasia Kerajaan Sulaiman dan Ratu Saba. Berikut ini adalah fakta2nya : FAKTA ini menyimpulkan bahwa YAHUDI itu adalah JAWA atau JEWS, coba tengok situs resmi Israel misalnya di Kantor Perdana Menteri Israel dan Kantor Kedubes Israel di seluruh dunia terpampang nama Ibukota Israel : JAVA TEL AVIV / JAWA TEL AVIV, dan MAHKOTA RABBI YAHUDI yang menjadi imam Sinagog pake gambar RUMAH JOGLO JAWA. Dengan demikian apakah Bani Israel merasa menjadi keturunan Jawa? Yang disebut Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir besar oleh Allah SWT, setelah banjir besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut Indonesia, hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal bakal bangsa2 dunia antara lain bangsa India, Cina (termasuk Jepang), Eropa, Israel, Arab, dan Indian ( silahkan baca hasil penelitian Prof. Santos selama 30 tahun tentang Benua Atlantis terbitan Gramedia ).

Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Ia butuh campur tangan Ilahi dalam skala yang luar biasa dan ia akan mendapatkannya. Orang itu adalah Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir. Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibuat sangat spesifik, berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61 cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4 cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut sebagai "tumpuan kaki tuhan" harus juga terbuat dari emas murni, dimana Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung atasnya dan saling berhadapan.

Jarahan yang dibawa oleh tentara ROMA
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan langsung bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas di antara kerubim itu saat Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang mengangkatnya.
Mungkin tak ada seorangpun yang mengetahui dimana saat ini benda itu berada. Namun, ada harapan kritis bagi semua yang percaya bahwa Tabut itu masih ada di dunia dan belum hancur. Mungkin ada seseorang yang cukup cerdik menyelundupkan tabut itu keluar dari Bait sebelum bahaya menjadi krisis.
Read More...

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati: Hadits Tentang Hari Akhir (89-Tamat)

Leave a Comment
Peperangan ini dipimpin oleh Imam Mahdi, dalam rangka meruntuhkan The New World Order atau Tata Dunia Baru di mana Zionis Israel dan Zionis Amerika menjadi pimpinannya, dan kemudian menggantikannya dengan Tatanan Dunia Islami yang melimpahkan rahmat dan karunia Allah SWT kepada seluruh manusia di bumi.
Namun sebelumnya, ada tiga peperangan besar yang harus dilalui, yakni perang melawan penguasa semenanjung Arab, perang melawan penguasa zalim Persia, dan perang melawan kekuatan aliansi Eropa. Semua ini dimenangkan oleh kaum Muslimin. Yang terakhir baru perang besar melawan Dajjal dengan 70 ribu tentara Yahudinya, Armageddon, di mana pada khirnya Dajjal terbunuh dan puluhan ribu Yahudi menyusul Dajjal.
The Second Coming atau Maranatha dalam kacamata Islam terjadi ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Syiria), waktu shalat Shubuh tiba. Setelah iqamat dikumandangkan dan Imam Mahdi hendak maju menjadi imam, lalu dari muncullah sebuah tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa a.s., akan turun dalam bentuk utuh seperti manusia berumur 33 tahun, usia di mana ia dulu diangkat oleh Allah SWT untuk menghindarkannya dari penyaliban yang dilakukan penguasa Romawi, di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.
Imam Mahdi menemui Isa a.s. dan meminta kesediaannya untuk menjadi Imam shalat. Namun Isa a.s. menolak sembari berkata, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, wahai Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum.” Lalu shalat subuh berjamaah pun dilakukan dengan Imam Mahdi menjadi imam shalat.
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Lokasi peperangan besar ini menurut sebagian besar ulama akan terjadi di dekat Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketika melihat Isa a.s. dari kejauhan, Dajjal menjadi gentar dan berusaha kabur. Namun Nabi Isa a.s., Imam Mahdi, dan pasukan Muslim terus mengejarnya. Nabi Isa a.s. menusuk Dajjal dengan tombak hingga menemui kematian di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis.
Nabi Isa a.s. lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu agar supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari kekeliruannya. Nabi Isa a.s. juga meluruskan pemahaman salah yang selama ini diikuti oleh umatnya dan meminta mereka untuk memeluk Islam, menjadi umat Muhammad SAW. Setelah kemenangan besar umat Islam, berdirilah kekhalifahan yang meliputi seluruh muka bumi dengan pusatnya di sekitar Baitul Maqdis, Palestina.
Masih menurut hadits, Isa a.s. akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Sampai sekarang, tempat ini masih dikosongkan dan memang disediakan untuk Nabi Isa a.s. Ini merupakan Hari Akhir dalam kacamata Islam. Yang tentunya wajib diimani oleh seluruh manusia yang menyatakan diri sebagai Muslim.
Dalam kacamata Ordo Kabbalah, Hari Akhir adalah hari di mana mereka berhasil menduduki semua Tanah Palestina, membangun Kuil Sulaiman kembali, dan berhasil mendirikan The Great Israel seperti yang telah direncanakan ratusan tahun silam. Mereka akan mengalahkan musuh-musuhnya yang disebutnya sebagai anti-Christ. Anti-Christ di sini bukan berarti kaum yang anti kepada Yesus atau Nabi Isa a.s., melainkan yang memusuhi Raja Yahudi.
Christ itu sendiri memiliki arti sebagai ‘Raja’. Raja kaum Kabbalah akan mengakui diri sebagai titisan darah Yesus Kristus dan akan mendirikan gerejanya di Palestina, di Yerusalem. Bertahtanya Raja Yahudi ini akan menghancurkan hegemoni Gereja Katolik Roma dan menggantikan kekuasaan kepausan. Pusat kekristenan akan berpindah ke Yerusalem.
The Holy Blood and The Holy Grail dalam bagian akhir buku tebalnya menulis, “…sejak tahun 1956, (Biara) Sion telah mengeluarkan informasi rahasia sedikit demi sedikit sehingga memancing rasa penasaran kami. Rasa penasaran akan petunjuk-petunjuk itulah yang mendasari penulisan buku ini (The Holy Blood and The Holy Grail). Saat ini adalah waktu yang tepat bagi Biara Sion untuk memperlihatkan kartunya.”
Presiden Bush dan rezim Hawkish-nya di Gedung Putih agaknya telah mengeluarkan kartunya dengan mensahkan NSS 2002 di mana tujuan akhirnya adalah menaklukkan dunia, membentuk The New World Order, di mana Amerika Kabbalis menjadi Majikan bagi semua bangsa di dunia. Amerika telah benar-benar menjadi pelaksana yang amat baik bagi tercapainya rencana Ordo Kabbalah ini. Entah bagaimana akhirnya.
Namun versi Zionis-Yahudi ini agaknya tidak diyakini sepenuhnya oleh kaum Yahudi sendiri. Terbukti, seperti yang telah disinggung di atas, kaum Yahudi sejak melakukan imigrasi ke Tanah Palestina berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghargad, sebuah pohon mirip kaktus besar, yang nantinya akan dipakai untuk bersembunyi dari kejaran pasukan kaum Muslimin yang dipimpin oleh Nabi Isa a.s. dan Imam Mahdi.
Maha Benar Allah SWT yang telah menyatakan di dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang Yahudi itu sebenarnya tahu dan paham mana yang benar dan salah, tetapi mereka tetap cenderung kepada kesesatannya. Hati mereka tertutup oleh hawa nafsunya hingga mereka melakukan segala daya upaya untuk menghalang-halangi ‘nubuatan-nubuatan’ Allah SWT. Namun semua perbuatan mereka akan berakhir sia-sia.
KESIMPULAN BAGIAN AKHIR
Hari Akhir atau Zaman Akhir merupakan sesuatu yang diyakini oleh umat Islam, umat Kristen, dan kaum Yahudi. Ketiga kepercayaan ini ini sama-sama meyakini bahwa umur dunia suatu ketika akan habis, bumi akan berhenti berputar, dan manusia akan dibawa ke mahkamah terakhir.
Hanya saja, di dalam nash-nash ketiganya, Islam memiliki nash yang lebih lengkap dan komprehensif, disebabkan berasal langsung dari firman Allah SWT di dalam al-Qur’an, yang terjaga keasliannya sejak diturunkan pertama kali hingga detik ini. Bahkan Allah SWT menjamin bahwa kitab suci al-Qur’an akan terus dijaga hingga tidak ada satu ayat pun yang berubah hingga akhir zaman.
Ini sangat berbeda dengan Injil maupun Taurat, yang sudah tidak bisa lagi dipastikan maan yang asli mana yang bikinan manusia, karena di dalam sejarahnya baik Injil maupun Taurat mengalami intervensi manusia sangat banyak.
Bahkan sekarang ini kita mengenal adanya Masonic Bible yang isinya tidak bertentangan dengan ajaran Kabbalah yang merupakan induk dari ajaran sihir dan okultisme dunia, Injil Darby dan Scofield yang isinya mendukung keberadaan kaum Zionis dan tunduk pada Talmud, dan sebagainya. Bahkan di dalam agama Kristen Katolik, beredar sejumlah Injil apokripa yang terlarang bagi umatnya dan hanya boleh dibaca oleh petinggi-petinggi Gereja.
Injil apokripa adalah ratusan Injil yang ‘dibuang’ dalam Konsili Nicea 325 Masehi, seperti Injil Maria, Injil Thomas, Injil Barnabas, dan Injil-Injil lain yang menganggap Yesus hanyalah seorang utusan Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri.
Taurat pun demikian. Bahkan kaum Zionis-Yahudi meletakkan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. ini di bawah Kitab Talmud. Ada ayat dalam Talmud yang menyatakan seluruh pemahaman dari taurat harus mengikuti arahan Talmud. Padahal Talmud sesungguhnya merupakan kitab bikinan para rahib-rahib Yahudi yang berasal dari kitab-kitab sihir dan satanisme ajaran Kabbalah. Kitab Talmud inilah yang menjadi pegangan kaum Zionis-Yahudi dan juga Zionis-Amerika di dunia sekarang.
Dalam pandangan Ordo Kabbalah yang kini mengejawantah menjadi kaum Zionis—baik Yahudi maupun pendukungnya, akhir dunia akan terjadi ketika telah terbentuk The Great Israel yang batas-batas wilayahnya jauh lebih luas ketimbang Tanah Palestina, mencakup sebagai tanah Mesir, Tanah Saudi Arabia, Tanah Irak, Tanah Turki, bahkan mencaplok seluruh wilayah Lebanon dan Syiria. The Great Israel kini tengah dibentuk di Timur Tengah dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Suatu ketika, jika tahap pertama cita-cita Kabbalah ini berhasil, maka mereka akan menyatakan bahwa Yerusalem dengan Haikal Sulaimannya merupakan pusat dari agama Kristen sesungguhnya. Jadi mereka akan menggusur kekuasaan Vatikan dan juga Paus, dengan seorang raja dunia yang diangkat dan mengklaim sebagai pewaris darah keturunan Yesus Kristus.
Terbentuknya The Great Israel merupakan juga terbentuknya The New World Order, di mana Amerika Serikat akan menjadi panglimanya. Seluruh dunia akan dijadikan budak-budak Zionis, harus mengikuti nilai-nilai Americana, dan segala hal yang terkait dengan Amerika. Ini cita-cita mereka.
Dalam Islam, hal tersebut dianggap sebagai puncak kerusakkan di muka bumi. Suatu pertanda bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi akan muncul Imam Mahdi yang akan memimpin peperangan terakhir umat Islam melawan Dajjal dan pengikutnya. Di saat itu juga muncul Nabi Isa a.s. dari Menara Putih di dekat masjid Damaskus, Syiria, yang membenarkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan menyeru kepada kaumnya agar segera bertobat dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya. Nabi Isa a.s. juga bergabung dalam barisan Imam Mahdi untuk menghancurkan Dajjal. Ini suatu saat pasti terjadi.
Pada akhirnya, umat Islam akan menjadi pemimpin dunia dengan kepemimpinan yang penuh keadilan dan keberkahan, hingga datangnya kiamat. (Sumber: The Knights of Templar Knights of Christ by Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: Nostradamus dan Ramalan Tentang Hari Akhir (88)

Leave a Comment
Kita tentu masih ingat, sesaat setelah peritiwa WTC 9.11 terjadi, di berbagai media massa besar yang dimiliki jaringan Zionis-Yahudi, kasus ini dihubung-hubungkan dengan Ramalan Nostradamus (The Prophecy Nostradamus) yang konon telah meramalkan berabad lalu tentang akan terjadinya peristiwa yang menggegerkan seperti itu.
Konon, Nostradamus bukan hanya meramal peristiwa WTC, tetapi juga meramalkan peristiwa-peristiwa besar dunia—Revolusi Perancis dan Hitler misalnya—dengan tepat. Siapakah Nostradamus ini?
NOSTRADAMUS DAN HUNTINGTON
Peramal dunia yang nama aslinya Michel de Nostredame ini lahir di Saint Rémy di Provence , Perancis Selatan, 14 Desember 1503, dari sebuah keluarga Yahudi pasangan Reynière de St Rèmy dan Saudagar Makanan Jaume de Nostredame. Walau berdarah Yahudi, kakek Michel dari garis ayahnya bernama Guy Gassonet, telah memeluk agama Katolik pada tahun 455 (Marranos), dengan mengambil nama baptis ‘Pierre’ dan nama keluarga ‘Nostredame’.
Jean St Rèmy, kakek Nostradamus dari garis ibu, adalah ahli astrologi Yahudi, Kabbalis, dan ahli fisika yang tinggal di istana Rene de Anjou, sekaligus menjadi guru dari Rene de Anjou dalam bidang esoteris yang memiliki minat sangat besar terhadap misteri The Holy Grail.
Rene de Anjou sendiri merupakan kekasih dari Jeanne d’Arc, ksatria perempuan Perancis yang di tahun 1429 menghadap komandan pasukan Perancis di Benteng Vaucouleurs untuk menyatakan dirinya dianugerahi ‘visi keilahian’ untuk menyelamatkan Perancis dari penjajahan Inggris dan meyakinkan bahwa putera tertua raja akan menggantikan Charles VII, dan akan dinobatkan menjadi raja.
Menilik latar belakang keluarganya, Nostradamus memang berasal dari keluarga yang terpandang di Provence.
Nostradamus meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 1566 dan dikebumikan di Fransiscan Chapel yang sebagiannya kini telah menjadi restoran La Brocherie. Jasad Nostradamus ketika Revolusi Perancis berkobar dipindahkan ke Collégiale Saint Laurent, Perancis, hingga kini. Karyanya yang paling fenomenal, Les Propheties (Ramalan) berisi keseluruhan ramalan Nostradamus sejumlah 6.338 ramalan. Dalam perjalanan waktu, ramalan Nostradamus banyak yang tepat, namun lebih banyak lagi yang gagal.
The Holy Blood and The Holy Grail menulis bahwa Gérard de Sede meyakini Nostradamus adalah seorang anggota dari sebuah jaringan rahasia internasional yang terdiri dari para duta besar, mata-mata, pedagang, dan lainnya yang memiliki andil besar dalam konflik perebutan tahta antar dinasti di Perancis pada masa hidupnya.
“Ada banyak fakta yang menyatakan Nostradamus memang seorang agen rahasia yang bekerja bagi Francois de Guise dan Charles, Kardinal Lorraine. ..Banyak ramalan Nostradamus mungkin saja sama sekali bukan ramalan. Apa yang diucapkannya hanyalah pesan-pesan tersembunyi, bersandi, jadwal, petunjuk, daftar perjalanan, dan rencana untuk suatu tindakan. Ramalan Nostradamus sebenarnya bukanlah ramalan, akan tetapi sebuah acuan pada masa lampau, seperti zaman Ksatria Templar, Dinasti Merovingian, dan sejarah Dinasti Lorraine,” demikian Baigent.
Mengapa kita menyinggung Nostradamus dalam kaitannya dengan The New World Order yang terus dilakukan dengan intensif oleh Bush? Kisah tentang Nostradamus membawa kita kepada Huntington yang dikenal dengan karyanya “The Class of Civilization” (Benturan Antar Peradaban). Seperti juga ramalan Nostradamus, tesis yang dikemukakan Huntington sebenarnya  bukan tesis melainkan sebuah skenario bagi Amerika di dalam mengambil kebijakan luar negerinya paska Perang Dingin. Huntington sendiri tercatat sebagai anggota dari CFR, Council on Foreign Relation, sebuah lembaga kajian luar negeri AS yang sangat berpengaruh yang dipenuhi para Hawkish seperti Paul Wolfowitz dan sebagainya.
Edward Griffin bahkan memastikan bahwa hampir seluruh pemimpin Amerika berasal dari kelompok kecil ini. “Termasuk di antara mereka adalah presiden-presiden kita dan para penasehat mereka, anggota-anggota kabinet, duta besar-duta besar, anggota-anggota penting dari Federal Reserve, direktur-direktur dari bank-bank besar dan lembaga-lembaga investasi, rektor-rektor dari universitas-universitas, dan pimpinan-pimpinan suratkabar-suratkabar metropolitan, kantor-kantor berita, dan jaringan-jaringan televisi.
Tidak berlebihan untuk melukiskan kelompok ini sebagai pemerintah tersembunyi (hidden government) dari Amerika Serikat,” papar Griffin.  Buku Huntington, ‘Benturan Antar Peradaban’, sendiri sebenarnya berbentuk sebuah artikel yang dimuat dalam majalah CFR “Foreign Affairs’ edisi Musim Panas 1993.
Baik Nostradamus maupun Huntington, dua peramal yang hidupnya dipisahkan waktu hampir lima abad, sama-sama agen dari Ordo Kabbalah, pewaris dari sebuah ordo purba bernama The Broterhood of Snake yang membentuk dewan penyihir tertinggi Fir’aun. Cita-cita mereka ditorehkan dalam simbol negara Amerika Serikat: E Pluribus Unum (Dunia di bawah Satu Pemerintahan) dan Annuit Coeptis – Novus Ordo Seclorum (Konspirasi Kita – Tata Dunia Baru). Dunia, oleh Amerika dengan semua sekutunya, tengah digelindingkan menuju satu arah, satu ideologi, satu keyakinan, satu nilai: Pax Americana.
Ordo Kabbalah sekarang ini mengejawantah, dikemudikan dari balik layar untuk menaklukkan dunia, oleh 13 dinasti berpengaruh dunia, yaitu: Dinasti Astor, Dinasti Bundy, Dinasti Collins, Dinasti DuPont, Dinasti Freeman, Dinasti Kennedy, Dinasti Li (Cina), Dinasti Onassis, Dinasti Rockefeller, Dinasti Rothschild, Dinasti Russel, Dinasti Van Duyn, dan Dinasti Merovingian (Kaum Aristokrat Eropa yang dipercaya kaum Kabbalis merupakan pewaris darah Yesus). Suka atau tidak, inilah dunia kita sekarang.
HARI AKHIR
Merupakan suatu kebetulan atau tidak, perbincangan mengenai Hari Akhir atau yang di Barat lebih dikenal sebagai ‘Armageddon’ dan di dalam gereja-gereja disebut sebagai ‘The Second Coming’ atau ‘Maranatha’, yaitu kedatangan Yesus untuk kedua kalinya ke bumi dalam bentuk ‘Tuhan’ seutuhnya, sudah beberapa tahun belakangan ramai diperbincangkan orang.
Dari bilik-bilik mewah di Gedung Putih, hingga mushola-mushola kecil di kampung-kampung Bumi Pasundan. Dari Presiden Amerika Ronald Reagen dan Bush, hingga ke Komunitas Eden di Pasar Senen, Jakarta. Kita semua sepakat, percaya atau tidak, Hari Akhir akan tiba dan jika ia tiba, siapa pun dan kekuatan apa pun, tidak akan ada yang mampu untuk menghalanginya. Sejak kapan sesungguhnya Hari Akhir itu dimulai dan kapan berakhir?
Allah SWT telah menegaskan bahwa Islam adalah agama terakhir yang diturunkan untuk seluruh manusia. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir untuk seluruh insan di bumi. Dan umat Islam adalah umat akhir zaman. Sebab itu, sesungguhnyalah, sejak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasulullah, maka sejak itu pula umat manusia telah memasuki apa yang dinamakan fase Akhir Zaman.
Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, Masa Kenabian, ini terjadi pada saat Rasulullah SAW masih hidup. Kedua, Masa Khulafaur Rasyidin, dimulai dari  Abubakar, Umar, Usman, dan Ali r.a. Ketiga, Masa Raja-Raja yang Menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib r.a. sampai kepada runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Ini merupakan masa yang panjang. Keempat, Masa Penguasa Diktator atau Maalikan Jabariyan. Dan kelima, Masa Kembalinya Sistem Khilafah. Sekarang, umat manusia tengah menjalani masa Penguasa Diktator. Walau masa ini berat, namun sunnatuhllah mengisyaratkan bahwa suatu ketika penguasa lalim ini akan bisa dikalahkan, walau penguasa lalim ini didukung oleh kekuatan tentara Yahudi yang berjumlah puluhan ribu.
Tentara Yahudi akan terus diburu oleh kaum Muslimin hingga mereka bersembunyi di banyak tempat. Namun batu dan pohon pun—yang sesungguhnya merupakan bagian dari tentara Allah, enggan dijadikan tempat persembunyian tentara Yahudi.
“Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!” ujar mereka.  Semua pohon berbuat hal itu, kecuali pohon gharqad, semacam kaktus besar yang sekarang banyak ditanami di wilayah pendudukan Zionis-Yahudi di Palestina. Kaum Zionis meyakini hal ini sehingga sejak lama mereka telah dengan sengaja memperbanyak penanaman pohon ghargad di Tanah Palestina, sebagai langkah antisipasi. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: Ambisi AS Menciptakan The New World Order (87)

Leave a Comment
Zbigniew Brzezinski, mantan penasehat keamanan AS, dalam bukunya “The Grand Chessboard” (1997) mengutip Samuel P. Huntington yang mengatakan, “Dunia tanpa dominasi Amerika akan menjadi sebuah dunia yang sarat dengan kekacauan dan kesemrawutan, tidak demokratis, dan tidak memiliki pertumbuhan ekonomi yang memuaskan dibandingkan dengan sebuah dunia di mana Amerika Serikat punya pengaruh yang kuat dari negara mana pun dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia.”
Dalam situs whitehouse.org, kita bisa membaca secara utuh 31 halaman dokumen NSS 2002 yang sangat radikal itu. Beberapa butir yang patut mendapat perhatian dari kita di sini mengenai doktrin NSS 2020, seperti yang telah disampaikan Bush di depan Kongres Amerika, adalah:
Pertama, Hanya ada satu model untuk kesuksesan nasional Amerika yang sifatnya berkelanjutan, yakni kebebasan, demokrasi, dan kebebasan dalam mendirikan suatu usaha… Menciptakan suatu era baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Global (Global Economic Growth) melalui Pasar Bebas (Free Markets) dan Perdagangan Bebas (Free Trade) sebagai langkah pertama internasionalisasi Amerika.
Kedua, Amerika Serikat memiliki hak untuk melakukan aksi pendahuluan (preemptive actions) untuk mengkanter adanya ancaman bagi keamanan nasional Amerika, langkah ini akan mencegah aksi-aksi yang berisi permusuhan dari lawan-lawan Amerika, maka jika dianggap perlu Amerika akan menempuh jalan menyerang terlebih dahulu.
Ketiga, Amerika akan terus mengembangkan kekuatan militernya, teknologi modern, termasuk melakukan pengembangan terhadap sistem pertahanan rudal secara efektif. Ini semua dilakukan demi kepentingan Amerika tanpa boleh dibatasi oleh siapa pun termasuk hukum internasional, bahkan Piagam PBB sekali pun.
Butir-butir ini menurut pandangan Abdul Halim Mahally, mantan staf ahli Duta Besar RI dan analis sospol kawasan Asia Selatan, menunjukkan bahwa Bush: Pertama, dalam point nomor satu, Amerika dengan tegas menyatakan kesuksesan nasional hanya dengan cara menerapkan kebebasan, demokrasi, dan kebebasan dalam mendirikan suatu usaha. Untuk itu Amerika akan berusaha keras ‘mengekspor’ nilai-nilai yang dianutnya itu ke seluruh pelosok dunia. Pemerintah Bush berkeinginan untuk mengantarkan Amerika sebagai negara yang menjadi ‘Kiblat Ekonomi’ seluruh bangsa.
Mahally dengan penuh ketidakpercayaan menulis, “Ambisi Bush itu tentu sangat gila. Kalau memang demokrasi dan kebebasan dianggap layak untuk dijadikan sebagai ukuran bagi kesuksesan sebuah negara atau bangsa, maka kita barangkali masih bisa menerima. Akan tetapi, bagaimana dengan ‘kebebasan mendirikan usaha’? …Penegasan tambahan Amerika itu sekan menafikan adanya sistem ekonomi Sosialis dan Komunis  (juga Syariah).
Menurut NSS 2002 itu, semua sistem ekonomi yang berseberangan dengan sistem ekonomi Amerika (Kapitalisme) diangap sebagai tentangan. Juga setiap negara yang memberlakukan pembatasan terhadap penetrasi perdagangan dan kapitalisasi internasional, maka ia akan dianggap membahayakan keamanan nasional Amerika.
Menurut Doktrin Bush ini, tiap negara wajib membuka pintu seluas-luasnya bagi penanaman modal internasional, penetrasi pasar kapitalisme, dalam hal ini adalah investasi dan perdagangan pasar dari perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat. Bila ada satu negara yang menutup diri, maka siap-siaplah Amerika akan menganggapnya teroris dan bukan tidak mungkin akan menjadi sasaran serangan militer selanjutnya. Atau kalau tidak, Amerika akan merancang suatu konspirasi agar rezim yang melawannya itu jatuh dan digantikan dengan rezim yang patuh pada Amerika, seperti halnya yang terjadi di Irak dan Afghanistan.
“Kebijakan Bush justru mengimplikasikan pemerintahannya akan menggerakan kekuatan militer guna memaksa setiap negara agar tunduk pada setumpuk agenda AS tentang perdagangan bebas dan kebebasan yang seluas-luasnya bagi perusahaan-perusahaan besar Amerika utuk menanamkan modal mereka di seluruh negara. Jika 85 tahun lalu Presiden AS Woodrow Wilson menyatakan keinginannya “membuat dunia lebih aman bagi demokrasi”, maka di abad ke-21 ini, Presiden Bush justru ingin “membentuk dunia agar aman bagi perusahaan-perusahaan multinasional”.
Perancang NSS 2002 atau Doktrin Bush ini siapa lagi jika bukan komplotan Hawkish yang sekarang ini memang sangat berkuasa di Gedung Putih. Kelompok Hawkish ini adalah perpaduan antara kaum Yahudi-Zionis-Kristen Fundamentalis dan industrialis persenjataan.
NSS 2002 ini dirancang awalnya oleh Dick Cheney saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1991. Rancangan itu terus diperbaharui dan disempurnakan. Pada tahun 2000, sebelum terjadinya peristiwa WTC, rancangan itu sudah disempurnakan oleh Paul Wolfowitz, mantan Duta Besar AS di Indonesia dan kini Deputi Menhan AS.
Dalam bukunya itu, Mahally mencatat bahwa setiap pemegang kekuasaan di Gedung Putih pernah menggelar senjata sedikitnya dua kali selama menjabat sebagai presiden. Pemerintah AS telah mengebom 21 negara di dunia sejak tahun 1950-2003. Presiden Bush sendiri sekarang ini selain dikelilingi oleh tokoh-tokoh gereja Zionis-Kristen, juga dikelilingi oleh sedikitnya 9 jenderal bintang empat, 38 jenderal bintang tiga, 107 orang berpangkat letnan jenderal, dan 150 jenderal bintang satu.
Kepercayaan diri yang amat menonjol dalam diri rezim Bush, sehingga terkesan amat congkak dan memandang negara-negara lain sebelah mata, bisa jadi disebabkan sekarang ini Amerika telah menjadi satu-satunya negara adi kuasa dunia. Amerika bukan hanya terdiri dari 50 negara bagian dengan gelaran pasukan yang disebar di 130 negara dunia, namun juga sebuah negara yang memiliki angkatan laut, udara, dan darat terbesar dan terkuat di dunia. Semua ini berkat anggaran militer Amerika yang begitu besar setara dengan total anggaran militer 25 negara yang disatukan.
Untuk riset militernya saja, Amerika mengalokasikan total anggaran yang lebih besar ketimbang jumlah anggaran enam negara besar lainnya yang disatukan. Ini dimungkinkan berkat kekuatan perekonomian negeri ini di mana 1/3 investasi asing dunia berada di Amerika. Dari total anggaran dunia untuk bidang pertahanan yang berjumlah US 950 miliar dollar, setengahnya merupakan anggaran pertahanan Amerika Serikat!.
Dewasa ini, ada empat kekuatan dunia yang dicatat Washington bisa menjadi pesaingnya jika dibiarkan tumbuh besar. Mereka adalah Uni Eropa, Rusia, Cina, dan Dunia Muslim. Walau peran Amerika sangat dominan dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan diharapkan akan mampu mengerem ‘kemandirian’ Uni Eropa, namun sikap Uni Eropa yang membuang Dollar dan menggantikannya dengan mata uang bersama, Euro, sangat merugikan posisi perekonomian AS. Hanya Inggris yang masih mempertahankan Poundsterling.
Sedang Rusia dan terlebih lagi Cina, Amerika Serikat amat cemas jika kedua negara besar ini menjalin aliansi dengan Dunia Islam atau Uni Eropa. Sebab itu, Amerika dengan intensif memainkan kartu politik kawasan. Agresi militer Amerika ke Afghanistan dan kemudian menjadikan negeri itu sebagai bonekanya yang mau diperintah apa saja, merupakan bagian dari penguasaan kawasan Asia Tengah untuk merusak stabilitas regional Moskow, Beijing, dan Teheran. Sedang agresi ke Irak, selain tentu saja untuk menjarah ‘emas hitamnya’, juga merupakan upaya Amerika untuk mendukung keberadaan Israel di Palestina dan menciptakan ‘base-camp’ yang bisa bergerak cepat jika diperlukan di kawasan itu. Segalanya, mengarah kepada satu tujuan: penciptaan The New World Order.
Andil Bush sangat besar dalam menggerakkan roda Amerika melayani kepentingan kaum Hawkish yang sesungguhnya merupakan aktor-aktor layar (aktor terbuka) dari kepentingan global Ordo Kabbalah.
Sebuah rencana yang sudah berabad-abad dirancang. George Walker Bush sendiri semasa kuliah di Yale University telah menjadi anggota dari perkumpulan rahasia Skull and Bone, yang merupakan satu jaringan dari kelompok persaudaraan Kabbalis.
Willliam Huntington Russel, saudara dari Samuel P. Huntington, semasa masih di Berlin, Jerman, telah terdaftar sebagai anggota dari kelompok persaudaraan “Skull and Bone” yang merupakan sebuah kelompok persaudaraan rahasia di mana anggotanya banyak yang berasal dari kalangan artistokrat dan orang-orang kaya Jerman. Sekembalinya dari Jerman, Russel mendirikan sebuah cabang dari Germanic Skull and Bone di Yale University. The Yale University Skull and Bone tercatat sebagai cabang ke-322 dari The Broterhood of Death, Persaudaraan Kematian, di mana Hitler juga pernah menjadi anggotanya. Russel mendirikan kelompok ini bersama 13 anak-anak dari keluarga elit Wallstreet Banking. Tentang semua kerahasiaan ini, silakan baca selengkapnya di artikel berjudul “The Skull and Bones-Yale University, The Occult Bush Family Dossier” situs Bilderberg.org. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: AS Sebagai Panglima The New World Order (86)

Leave a Comment
Amerika pun dengan intensif mengontak ‘sekutu’nya di Palestina, Presiden Mahmoud Abbas. Amerika ingin agar Fatah yang lebih moderat—mau berkawan dan mengakui Israel—memerangi HAMAS. Dengan diam-diam Amerika memasok senjata kepada Fatah agar dipakai guna menghadapi HAMAS.
Namun rupanya Mahmoud Abbas juga bermain dan tidak mau dikendalikan sepenuhnya oleh Washington sehingga membuat Amerika kehabisan kesabaran. Zionis-Israel pun meningkatkan tekanan dan penindasannya terhadap warga Palestina. Semua ini terjadi dihadapan mata pemimpin-pemimpin Arab yang tidak mau berbuat apa-apa, karena mereka lebih mencintai dunia dengan segala kemewahan semunya ketimbang al-Jannah di sisi Allah SWT.
Di Palestina, selain menghadapi gempuran tentara Zionis, HAMAS juga harus menghadapi pembangkangan yang dilakukan pasukan Otoritas Palestina yang berada di bawah pimpinan Mahmoud Abbas. Kelompok Fatah ini menganggap jalan perundingan dengan Israel masih bisa dilakukan guna mencapai perdamaian, walau dalam faktanya berkali-kali berunding, Israel berkali-kali pula mengkhianatinya.
Di tengah pertempuran, HAMAS berhasil menewaskan dua tentara Israel dan menawan satu kopral Yahudi asal Perancis bernama Gilad Shalit, 25 Juni 2006. HAMAS menyanderanya untuk ditukar dengan aktivis HAMAS yang dipenjara oleh Israel. Namun agaknya hal ini dijadikan dalih bagi Israel untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap Palestina.
Di tengah berkecamuknya peperangan, tiba-tiba dari arah utara Israel, dekat perbatasan Lebanon, milisi Hezbollah berhasil menewaskan delapan tentara Israel dan menawan dua tentaranya. Hezbolah masuk ke dalam pertempuran, bergabung dengan HAMAS, untuk melawan Israel.
Diculiknya dua tentara Israel oleh negeri Zionis itu dipolitisir sedemikian rupa sehingga dijadikan momentum bagi pihaknya untuk melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan Lebanon. Israel berdalih, serangan yang menewaskan ribuan penduduk sipil Lebanon yang kebanyakan anak-anak kecil ini, dilakukan untuk membebaskan dua tentaranya yang ditawan dan juga untuk melumpuhkan kekuatan milisi Hezbollah. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan Al-Jazeera dengan Prof. Efraim Inbar, Gur Besar Ilmu Politik Universitas Bar-Ilan dan Direktur Begin-Sadat Centre for Strategic Studies, sebuah lembaga think-thanknya Israel, motif Israel yang sesungguhnya menyerang Lebanon terungkap.
“Tujuannya, Israel ingin menghentikan ancaman serangan misil ke wilayahnya, memaksa Hezbollah keluar dari Libanon selatan dan berusaha untuk menghancurkan sebanyak mungkin peralatan militer Hezbollah. …Yang menjadi isu di sini sebenarnya bukan penculikan dua tentara Israel, tapi Hezbollah yang sejauh ini dianggap mengancam kehidupan seperlima populasi Israel. Konon, Hezbollah punya misil-misil jarak jauh yang bisa menjangkau lebih banyak penduduk Israel. Dalam konteks itu, menjadi kewajiban moral dan tugas utama Israel untuk melindungi warganya. Secara pribadi, saya tidak yakin apakah yang sekarang kita lakukan merupakan tindakan yang benar. Saya pikir fokusnya seharusnya adalah Damaskus, bukan Libanon, “ papar Efraim.
Yang tidak diungkap oleh banyak kalangan, karena berbagai sebab, adalah rencana Amerika Serikat untuk menciptakan Israel Raya di Timur Tengah. Amerika berambisi Israel menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang kuat secara ekonomi maupun militer, agar kepentingan-kepentingan Amerika bisa aman di Timur Tengah tanpa direcoki oleh berbagai pihak seperti yang terjadi selama ini.
Apalagi jauh hari sebelum menginvasi Irak, Gedung Putih pernah menyatakan bahwa Amerika akan menciptakan The Greater Middle East, yang sesungguhnya sebuah penghalusan dari The Great Israel. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan yang dilontarkan Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice, sebelum meninggalkan Gedung Putih pada tanggal 23 Juli 2006 untuk mengunjungi Israel, bahwa lawatannya ke Israel ini bukanlah untuk mendorong gencatan senjata melainkan untuk melihat terwujudnya Timur Tengah yang baru.
Serangan ke Lebanon diharapkan mampu mempercepat terbentuknya sebuah Timur Tengah yang baru di mana Israel akan menjadi Super Power di Timur Tengah, sebagai anjing penjaga bagi kepentingan AS di wilayah kaya minyak itu. Rencana untuk membentuk Israel Raya dengan batas-batas wilayah yang melampaui jauh dari garis batas Tanah Palestina sesungguhnya bukan hal yang baru.
Dalam Protocolat Zionis, ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan Peta Impian Israel Raya di mana batas wilayah kekuasaan Israel disimbolkan dengan badan ular yang melingkar di mana ujung ekornya bermula dari wilayah Ankara di Turki, lalu memanjang ke selatan melewati pesisir pantai barat Syiria, Lebanon, dan Palestina, terus menjulur ke utara Mesir hingga Alexandria, lalu ke selatan melewati Giza dan Luxor, ke arah timur menuju  Saudi Arabia, melewati daerah antara Mekkah dan Madinah, mencaplok seluruh wilayah Kuwait, lalu dari kota kecil Abadan menyusuri perbatasan antara Irak dan Iran, terus hingga Syiria seluruhnya dicaplok dan barulah sampai pada kepala ular di mana lidahnya menjulur ke Yerusalem.
Ini berarti, kota-kota besar seperti Beirut, Yerusalem, Kairo, Madinah, Amman, Kuwait City, Bagdad, dan Damaskus, semuanya akan dicaplok oleh Israel. Sebagian besar wilayah Turki, Mesir, dan Saudi Arabia akan diduduki Israel. Dan negara-negara Syiria, Irak, Kuwait, dan Palestina akan dihapuskan.
Namun dalam perjalanannya, entah untuk pengelabuan atau pun karena disebabkan pertimbangan politis, maka batas-batas tersebut mengalami penyusutan. Namun penyusutan ini saja masih sangat kontroversial karena jelas-jelas melanggar kedaulatan sejumlah negara Arab.  Dalam peta Israel raya yang baru ini, Madinah dan Bagdad tidak lagi berada dalam wilayah Israel, tetapi  Kairo dan sebagian Mesir Timur yang berbatasan dengan Suez, sebagian besar Syiria, termasuk Damaskus, dan seluruh Lebanon, Yordania, serta Palestina masih menjadi target pencaplokan.
Pembentukan Israel Raya ini tidak hnaya didasari oleh motivasi geopolitik dan finansil, tetapi juga oleh keyakinan Kabbalistik di mana AS dan Israel meyakini harus memberikan dan melapangkan jalan bagi kehadiran ‘Ratu Adil’ yang akan memimpin dunia, di mana Amerika menjadi satu-satunya negara terkuat dunia. Inilah esensi dari The New World Order atau Tata Dunia Baru.
Ini jelas tidak dilakukan Amerika dengan main-main. Presiden Bush sendiri telah mengeluarkan ‘Bush Doctrin’ yang menghapus semua doktrin pertahanan Amerika Serikat di masa-masa pendahulu Bush, dan dia menggantikannya dengan Doktrin yang sungguh-sungguh anarkhis, fasis, dan melihat seluruh dunia hanya dari kacamatanya sendiri. Amerika akan menjadi Imperium Dunia yang melebihi segala imperium besar yang pernah ada. Lebih besar dari Imperium Spanyol, Imperium Inggris, Parsi, bahkan Imperium Romawi sekali pun.
DUNIA KITA SEKARANG
Runtuhnya Menara WTC pada Selasa hitam, 11 September 2001, dieksploitasi habis-habisan oleh kelompok Hawkish yang berkuasa di Gedung Putih untuk melancarkan agenda penguasaan dunia yang telah lama dinanti-nantikan.
Tidak lama setelah mengggempur Afghanistan, Gedung Putih mensahkan National Security Strategy 2002 yang disebut sebagai “Doktrin Kebijakan Keamanan Terbaru AS”. Dalam doktrin terbaru ini, Amerika dengan penuh percaya diri, bahkan lebih tepat dikatakan amat congkak, berketetapan hati untuk memerangi terorisme dengan cara dan gayanya sendiri. Amerika sama sekali tidak akan memperdulikan hukum internasional, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun harus tunduk pada keinginan Amerika.
Yang menentukan bahwa pihak-pihak tertentu itu teroris atau pun bukan, yang berhak hanya Amerika.
Bahkan Bush dengan tegas menyatakan bahwa cita-cita Amerika untuk menciptakan The New World Order, Tata Dunia Baru, yang seluruhnya berisi nilai-nilai Amerika dalam waktu dekat, harus sama sekali tidak mendapat tantangan. Bush mengulang kalimat hitam-putihnya, “Bersama kami atau teroris.” Menurut doktrin ini, semua negara yang tidak setuju dengan terorisme harus bersatu di bawah komando Amerika. Siapa pun yang tidak mau mengikuti langkah Amerika, maka mereka dianggap sebagai bagian dari teroris yang harsu diperangi. Tidak ada abstain.(Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: Bangun The Great Israel di Atas Darah Muslimin (85)

Leave a Comment
Suratkabar Israel, Davar, edisi 9 Juni 1979, memuat sebuah artikel yang berisi buku harian seorang tentara Israel. Tentara ini ikut serta dalam sebuah operasi untuk mengepung desa Palestina, Ed-Dawayma, pada tahun 1948, dan menggambarkan kejadian kejam yang disaksikannya,
“Mereka membunuh antara delapan puluh hingga seratus lelaki, perempuan, dan anak-anak Arab. Untuk membunuh anak-anak, para tentara itu mematahkan leher mereka dengan tongkat. Tidak ada satu rumah pun tanpa mayat. Para perempuan dan anak-anak di desa tersebut dipaksa tinggal di dalam rumah tanpa makanan dan air, lalu para tentara itu datang dan meledakkan dinamit di dalamnya.
Seorang komandan memerintahkan seorang tentara untuk membawa dua perempuan muda ke sebuah bangunan tempat ia menembaki mereka… Tentara lainnya bangga karena telah memerkosa seorang perempuan Arab sebelum menembak mati dirinya. Seorang perempuan bersama bayinya disuruh membersihkan tempat itu selama beberapa hari, kemudian mereka menembaknya berikut bayinya. Para komandan yang terdidik dan sopan yang dianggap sebagai “orang baik” …. menjadi pembunuh tak berprikemanusiaan, dan ini tidak terjadi dalam sebuah pertempuran, melainkan hanya sebuah cara pengusiran dan pemusnahan. Semakin sedikit orang Arab yang tertinggal, semakin baik.
Kejadian nyata di atas hanyalah contoh kecil yang diperbuat tentara Israel selama ini terhadap Muslim Palestina.
Lebih setengah abad sudah warga Palestina, baik yang Muslim maupun Kristen, hidup bagaikan di dalam neraka. Setiap saat, di pasar, sekolah, di dalam kendaraan, bahkan di dalam rumah dan di tempat tidur, tidak ada satu tempat pun yang aman dari serangan membabi-buta tentara teroris Israel. Bukan hal aneh lagi jika seorang bocah perempuan Palestina, pagi hari berangkat ke sekolah dengan riang, menyalami tangan dan mencium pipi bundanya, sepulang dari sekolah ia telah kehilangan sebelah kaki atau tangannya.
Bukan pula hal yang aneh ketika bayi Palestina baru lahir dan baru diadzankan serta diberi nama oleh ayahnya, keesokan paginya ketika dijemur di luar rumah, sebutir peluru sniper Israel menghunjam dada mungilnya.
Mungkin, dibanding warga dunia lainnya, hanya orang Palestina yang mempunyai satu pilihan untuk cita-citanya: Syahid. Bukan menjadi pilot, dokter, guru, insinyur, dan sebagainya, tapi hanya satu dan sangat sederhana: syahid.
Wartawan penulis Ruth Anderson dari The Palestine Chronicle, menulis dengan penuh kegetiran, “…Setiap orang tahu bahwa bayi-bayi tidak bisa melempar batu. Setiap orang tahu, kecuali orang-orang Israel dan Amerika.”   Sebab itulah, Zionis-Israel dengan dukungan penuh Amerika setiap hari terus saja membunuhi bayi-bayi Palestina dengan dalih memerangi teroris.
Setelah Perang Dunia II, secara terorganisir orang-orang Yahudi Diaspora terus memenuhi Tanah Palestina. Harun Yahya dalam artikel yang berjudul “Zionisme: Sebuah Nasionalisme Sekuler Yang Mengkhianati Yudaisme”, mencatat pada tahun 1954-1955 kaum Yahudi dari Maroko pindah ke Palestina sebanyak 230.000 jiwa, dari Aljazair sebanyak 130.000, dari Tunisia juga sebanyak 130.000, dari Irak 125.000, dari Syiria 30.000, dari Rusia 80.000, dari Turki 80.000, dari Lebanon (1953-1954) sebanyak 40.000, dari Mesir 66.000 (1956), dan dari Yaman 52.000 (1948-1950).
Perpindahan besar-besaran ini mengakibatkan perubahan jumlah populasi di Tanah Palestina secara drastis. Apalagi setelah Inggris angkat kaki dari Palestina, teroris-teroris Israel melakukan pembantaian dan teror terhadap warga Palestina dalam jumlah amat besar secara sistematis.
Pada tahun 1948, Jenderal Moshe Dayan, yang kemudian menjadi menteri pertahanan, memimpin pembantaian di Masjid Dahmash dan membunuh 100 Muslim Palestina. Akibatnya,  60.000 orang mengungsi, dan 350 orang lebih akhirnya juga meninggal dalam perjalanan.
Dalam tahun yang sama, Zionis juga melakukan pembantaian di Salha dengan cara menggiring penduduk masuk ke dalam masjid dan kemudian membakarnya hidup-hidup. Sekitar 105 warga Palestina syahid.
Yang lebih biadab lagi adalah pembantaian di Deir Yassin yang dilakukan oleh organisasi teroris Irgun dan Stem, yang dipimpin Menachem Begin yang kemudian menjadi PM Israel.
Pada malam, 9 April 1948, rumah-rumah penduduk di Deir Yassin dibakar dan semua orang yang mencoba melarikan diri dari api ditembak mati. Selama serangan ini, wanita-wanita hamil dicabik perutnya dengan bayonet dan kemudian perutnya yang terbelah itu dihunjam tembakan, anggota tubuhnya dipotong-potong, dan banyak perempuan muda Palestina diperkosa.
Sekitar 52 orang anak-anak Palestina disayat-sayat tubuhnya di depan mata ibunya, lalu mereka dibunuh secara keji. Lebih dari 280 warga Palestina syahid di tangan Zionis.
Pembantaian juga terjadi di Qibya (1953) mengakibatkan 96 Muslim Palestina, Kafr Qasem (1956, 49 syahid), Khan Yunis (1956, 275 syahid), Gaza (1956, 60 syahid), Fakhani (1981, 150 syahid), Masjid Aqsa (1990, 11 syahid dan 800 terluka), Masjid Ibrahimi (1994, 50 syahid), Qana, Lebanon (1996, 109 syahid), dan lain-lain. Belum lagi pembantaian zionis atas bocah-bocah Palestina dalam intifadhah.
Di antara operasi teroris Zionis itu yang paling terkenal kebiadabannya adalah pembantaian pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila, Lebanon, tahun 1982, yang merenggut nyawa lebih dari 3.000 warga Palestina. Arsitek pembantaian itu adalah Ariel Sharon yang bekerja sama dengan kelompok Phalangis Kristen, Lebanon.
Dengan dalih mencari pejuang Palestina, para pengungsi yang tidak bersenjata, tanpa membedakan usia dan jenis kelamin, diberondong senjata otomatis secara membabi buta. Setelah pembantaian keji itu, Ariel Sharon mendapat julukan dari berbagai media sebagai ‘Tukang Jagal Timur Tengah’.
Setiap hari tentara-tentara Zionis-Israel membunuhi dan menjagal warga Palestina, dari bayi yang baru lahir hingga orangtua renta yang sudah tidak bisa lagi berjalan sendiri, namun orang-orang Arab ini tidak juga habis, tidak juga menunjukkan ketakutannya. Bukannya mengibarkan bendera putih, orang-orang Palestina malah menunjukkan bahwa mereka adalah ‘laki-laki jantan’ yang selalu berdiri dengan gagah walau harus menghadapi kematian.
Alangkah terkejutnya Barat ketika HAMAS keluar sebagai pemenang dalam pengumuman hasil pemilihan umum parlemen Palestina, 25 Jauari 2006. Walau proses pemilihan itu berlangsung dengan damai dan sangat demokratis, namun Amerika dan juga Israel tetap saja tidak mau mengakui hasil tersebut. Bahkan Presiden George W. Bush menggalang kekuatan Eropa untuk bersama-sama menerapkan embargo dan menghentikan bantuan finansial terhadap rakyat Palestina.
Satu-satunya keengganan Bush terhadap HAMAS karena selama ini tidak mengakui keberadaan Zionis-Israel sebagai sebuah negara. Selain itu, HAMAS yang oleh Washington dimasukkan sebagai salah satu organisasi teroris dunia, juga dianggap melindungi banyak gerakan perlawanan terhadap Zionis-Israel dan Amerika di dunia.
HAMAS sendiri memandang keberadaan Zionis-Israel di tanah milik bangsa Palestina adalah illegal dan sama sekali tidak sah. Keberadaan Zionis-Israel di tanah Palestina adalah sebagai penjajah. Sebab itu, HAMAS—lewat pernyataan Kepala Biro Politiknya Khalid Mishal—berketetapan hati bahwa sampai kapan pun pihaknya tidak pernah mengakui Zionis-Israel sebagai suatu negara hingga Israel hengkang dari bumi Palestina. Bahkan ketika Barat dan Sekutunya benar-benar mengembargo Palestina setelah HAMAS menang pemilu, sikap dan keyakinan HAMAS tidak bergeming sedikit pun. Embargo yang dilancarkan Amerika dan Sekutunya ini mengakibatkan pemerintahan Palestina di bawah HAMAS berjalan tertatih-tatih. Bahkan untuk menggaji pegawai negeri termasuk para guru, pemerintahan Palestina yang dipimpin Perdana Menteri Ismail Haniya dari HAMAS tidak sanggup. Akibatnya banyak keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di rumah-rumah sempit yang sudah hancur karena dibom tentara Zionis, makan seadanya dan seketemunya. Banyak orangtua Palestina yang melakukan puasa agar perut anak-anaknya bisa terisi makanan. PM Ismail Haniya sendiri telah menjalani hidup yang sangat berkekurangan. “Kami sudah siap makan nasi hanya dengan garam,” demikian tegasnya. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: Menciptakan The Great Israel di Tanah Palestina (84)

Leave a Comment
Washington Post, edisi April 1984, memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.
Kepada Tom Dine, mantan Gubernur Negara Bagian California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani.”
Tom Dine tersenyum sembari mengangguk pelan.
Reagan, adalah presiden Amerika pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih di mana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.
Penerus Reagan, George H.W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh dunia, antara Tuhan melawan Iblis. Kristus akan mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.
Sebab itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.
MENCIPTAKAN ISRAEL RAYA
Kitab Talmud yang begitu diyakini oleh kaum Zionis-Israel sebagai ‘lisan Nabi Musa yang tidak tercatat di dalam Taurat’, padahal Talmud merupakan buku bikinan para petinggi Rabbi Zionis-Yahudi yang menganut ajaran Kabbalah dari Mesir, sejak lama telah menanamkan keyakinan bahwa Tanah Palestina merupakan Tanah Perjanjian (The Promise Land) dari Tuhan.
Sejak Theodore Hertzl mengalami kegagalan membujuk Sultan Abdul Hamid dari Turki Utsmani untuk memberikan Tanah Palestina kepada kaum Yahudi, maka Hertzl segera menghimpun para pemuka Yahudi dunia untuk menyelenggarakan Kongres Zionisme Internasional I di Swiss (1897) yang hasil akhirnya menyerukan kaum Yahudi Diaspora—kaum Yahudi yang masih cerai-berai tinggal di berbagai wilayah di dunia—untuk melakukan imigrasi ke Palestina, sejak itu pula puluhan bahkan ratusan ribu orang Yahudi Diaspora berbondong-bondong melakukan perjalanan untuk pindah dan menetap di Tanah Palestina, dengan segala daya upaya termasuk penipuan, intimidasi, dan teror terhadap penduduk asli bangsa Palestina.
Gelombang imigrasi memenuhi Tanah Palestina ini semakin menjadi-jadi ketika Rothschild menerima surat dari Menteri Luar Negeri Inggris, Sir Arthur Balfour yang menyetujui didirikannya negara Israel di Palestina.
Tidak semua orang Yahudi Diaspora mengamini seruan Hertzl. Banyak yang menentang gerakan Zionisme yang dianggapnya sebagai pengkhianatan terhadap agama Yahudi itu sendiri. Sebab itu, antara tahun 1920 hingga 1929, jumlah imigran Yahudi yang pindah ke Tanah Palestina ‘hanya’ berjumlah 100.000-an.
Tanah Palestina itu sendiri kala itu sudah didiami oleh orang Palestina dengan jumlah populasi sekitar 750.000 jiwa. Jadi, jumlah 100.000 imigran Yahudi bukanlah jumlah yang sedikit.
Hertzl dan para petinggi Zionis sangat geram atas pembangkangan yang dilakukan sejumlah pemuka Yahudi Diaspora yang memilih tetap tinggal di Rusia, Amerika, dan Eropa, ketimbang harus berimigrasi ke Palestina. Maka dengan diam-diam, kaum Zionis ini memprovokasi dan bekerjasama dengan gerakan anti-Semit untuk melakukan teror terhadap kehidupan orang-orang Yahudi di berbagai negara tersebut sehingga mereka merasa terancam dan mengubah pikirannya.
Salah satu peritiwa yang paling terkenal dalam sejarah dunia adalah teror yang dilakukan Nazi-Jerman terhadap kaum Yahudi yang menyebabkan terjadinya arus imigrasi besar-besaran kaum Yahudi meninggalkan Jerman dan sekitarnya dan oleh para petinggi Zionis, mereka diarahkan untuk pindah ke Palestina. Sikap anti-Semit Adolf Hitler dan Nazi Jerman terhadap Yahudi Diaspora dipercaya banyak kalangan diprovokasi oleh kaum Zionis sendiri agar misi mereka di Palestina bisa berhasil.
Upaya memprovokasi Adolf Hitler agar menindas kaum Yahudi-Diaspora dilakukan oleh kelompok Zionis-Yahudi lewat seorang ahli geopolitik Yahudi-Jerman dari Universitas Munich bernama Karl Ernst Haushofer (1896-1946), yang beristerikan seorang perempuan Yahudi. Haushofer sendiri juga berdarah Yahudi.
Pada tahun 1920, Haushofer mengemukakan sebuah teori penguasaan dunia bernama The Heartland Theory. Teori ini secara singkatnya berbunyi, “Siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World Island.”
Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah. Kedua kawasan ini merupakan kawasan vital minyak bumi dan gas dunia.
Sebenarnya teori ini berasal dari Sir Alfrod Mackinder (1861-1947), seorang geopolitik asal Inggris terkemuka di abad ke-19. Nicholas Spykman, sarjana Amerika, bahkan menambahkan, “Siapa pun yang menguasai World Island, maka ia akan menguasai dunia.”
Kepada Adolf Hitler, Haushofer meyakinkan pemimpin Nazi itu bahwa Jerman bisa menjadi penguasa dunia berdasarkan teori itu. Adolf Hitler sangat tergoda dengan pandangan Haushofer. Sangat mungkin, buku Hitler Mein Kampf (Perjuanganku) yang dirilis tahun 1926 berasal dari teori yang dikemukakan Haushofer. Buku ini menjadi kitab suci Nazi Jerman. Maka akibatnya, Hitler pun menggelar invasi militernya secara besar-besaran dari negeri-negeri tetangganya hingga ke seluruh Eropa, bahkan Asia Tenggara.
Perang Dunia II pun meletus. Bom atom yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima dan Nagasaki, mengakhiri Perang Dunia II dengan kemenangan di pihak Sekutu. Dalam penyidikan terhadap para penjahat perang, Haushofer dan isterinya dikabarkan melakukan bunuh diri di tahun 1946.
Ketika Hitler mulai menindas orang Yahudi-Jerman dan juga orang-orang Yahudi di wilayah-wilayah yang didudukinya, maka timbulllah gelombang eksodus besar-besaran kaum Yahudi meninggalkan Eropa. Ada yang ke Amerika, ke Australia, ke Asia tenggara, namun yang terbesar dan ini memang diarahkan oleh kelompok Zionis adalah menuju Palestina.
Sebab itu, jumlah orang Yahudi di Palestina mengalami peningkatan amat pesat. Jika di tahun 1929 saja sudah ada sekitar 100.000 jiwa, maka di tahun 1947, tercatat ada 630.000 orang Yahudi di Palestina yang mendesak kehidupan damai 1,3 juta orang Palestina. Antara 29 November 1947, ketika Palestina diberi dinding pembatas oleh PBB, dengan 15 Mei 1948, organisasi teroris Zionis mencaplok tiga perempat Palestina. Selama masa itu, jumlah orang-orang Palestina yang tinggal di 500 kota besar, kota kecil, dan desa turun drastis dari 950.000 menjadi 138.000.
Penurunan populasi orang Palestina ini diakibatkan oleh pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan organisasi teroris Yahudi seperti Haganah, Stern, dan Irgun yang direstui bahkan diberi mandat oleh pemimpin Zionis. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...

Sejarah Rahasia Iluminati: Penguasaan Ekonomi (83)

Leave a Comment
Dengan demikian, Amerika berani berspekulasi dengan melakukan belanja gila-gilaaan terhadap anggaran belanja nasionalnya. Mereka merasa aman, karena orang sedunia—mereka yang memegang dollar—memberi utang kepada Amerika tanpa memerintahkan Amerika untuk melunasinya. Kalau pun defisit, maka bukan Amerika yang menanggung, tapi para pemegang uang kertas dollar-lah yang menerima akibatnya.
Untuk menutup defisit bagi Washington sangat mudah, bahkan menguntungkan, karena tinggal memotong nilai 100 dollar yang kita pegang itu secara intrinsik. Jika Amerika defisit, maka yang menanggungnya adalah orang-orang non-Amerika yang yang memegang dollar.
Sistem kapitalisme Amerika ini yang dipegang kuat oleh Yahudi akan terus berlangsung selama masih saja ada orang dan negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk mata uang dollar. Padahal ,jika orang atau negara menyimpan cadangan devisa dalam bentuk logam mulia (emas) maka hal itu akan memperkuat dirinya sendiri dan otomatis merugikan Amerika.
Negara-negara Eropa selama bertahun-tahun telah mencermati hal ini. Dan setelah Uni Eropa berdiri, maka timbul pemikiran mengapa hanya Amerika yang bisa demikian, sedangkan Uni Eropa pun mampu untuk berbuat hal yang sama, maka lahirlah Euro.
Dengan membanjirnya Euro di pasaran transaksi bisnis dunia, maka itu berarti memindahkan sebagian cadangan logam mulia yang dimiliki Bank Sentral Amerika ke Eropa. Keuntungan The Fed pun terpotong. Jika yang tadinya sebelum ada Euro, cadangan logam mulia yang dimiliki The Fed, katakanlah, setara dengan nilai 1000 dollar, maka setelah ada Euro—orang-orang mengganti Dollarnya dengan Euro—maka nilai cadangan emas yang dimiliki The Fed menjadi berkurang, sesuai dengan jumlah beredarnya mata uang Uni Eropa tadi atau sesuai dengan jumlah Dollar yang dibuang.
Tadinya, kaum pemodal Yahudi Amerika menginginkan mata uang Dollar menjadi satu-satunya mata uang transaksi bisnis dunia, jadi, seluruh kekayaan intrinsik dunia, seluruh cadangan emas dunia, akan mengalir ke kas The Federal Reserve. Tapi dengan hadirnya Euro, rencana itu berantakan. Apalagi Inggris masih saja ngotot mempertahankan Poundsterling-nya yang lebih perkasa ketimbang Dollar AS.
Sebab itu, langkah Saddam Hussein yang tidak lagi mau menerima mata uang dollar merupakan sebuah langkah yang amat berbahaya karena secara langsung bisa menggoyang stabilitas perekonomian negara adi daya tersebut. Apalagi jika negara-negara OPEC mengikuti langkah Saddam. Ini sama saja dengan peristiwa penarikan secara besar-besaran dana nasabah dari satu bank, rush. Dalam sekejap bank itu akan kolaps dan bangkrut.
Sebab itulah, Amerika menyerang Irak. Beberapa keuntungan lainnya juga akan di dapat Bush, setelah menguasai cadangan minyak di Asia Tengah (Afghanistan) maka cadangan minyak di Irakk pun akan disedot juga, dan keberadaan Amerika di Irak sangatlah menguntungkan karena bisa menjadi memantau dan menakut-nakuti Iran dan Syiria yang kurang bersahabat dengan Amerika sekaligus cepat menolong Israel jika negara ini diserang.
Walau untuk memenuhi ambisi Zionisnya itu, Bush harus mengorbankan lebih dari 2.500 tentaranya, para pemuda Amerika yang direkrut menjadi tentara dan dikirim ke Irak untuk menjemput kematian.
Banyaknya kejanggalan yang menyelimuti peristiwa runtuhnya Menara WTC, 9 September 2001, disertai dengan sikap mencurigakan yang ditunjukkan pemerintah Bush merupakan indikasi kuat bahwa peristiwa itu memang dirancang untuk terjadi dan menimpa warga Amerika Serikat non-Yahudi. Orang-orang Amerika non-Yahudi itu sengaja dikorbankan oleh pemerintahan Bush guna menjustifikasi rencana serangan ke Afghanistan dan Irak, dan ke seluruh wilayah di dunia yang dianggap bisa menjadi penghalang cita-cita mereka, yakni membentuk Amerika Serikat menjadi satu imperium baru di dunia, di mana tidak ada satu pun negara yang mampu menyainginya dan mampu menentang kehendaknya. Amerika harus menjadi diktatur tunggal bagi dunia. Inilah inti dari dokumen pembentukan Pax-Americana.
Yang mendasari sikap politik, pemikiran, dan tindakan Bush dan orang-orang dekatnya yang dikenal sebagai Neo-Konservatif, Kelompok Hawkish, atau pun Penjahat Perang, seperti Paul Wolfowitz, Dick Cheney, Richard Perle, Donald Rumsfeld, Condoleeza Rice, dan lainnya adalah keyakinannya terhadap pokok-pokok pikiran yang terdapat di dalam Injil Darby dan Scofield yang mengharuskan seorang Kristen mendukung Zionis-Israel tanpa syarat apa pun. Injil ini sengaja dibuat oleh Konspirasi Yahudi agar orang-orang Kristen Amerika bisa menjadi kuda tunggangan bagi cita-cita satanis mereka.
Setelah komunisme dianggap sudah berakhir, maka Islam-lah yang mereka pandang sebagai batu penghalang paling keras bagi pencapaian tujuannya. Sebab itu, kekuatan hijau ini harus dihancurkan dibuat lumpuh untuk selama-lamanya. Peperangan yang digelar di Afghanistan dan kemudian Irak, dan sekarang juga Lebanon, memiliki dua keuntungan bagi Amerika dan Israel, yakni penguasaan wilayah-wilayah kaya minyak, penguasaan geo-strategis di Timur Tengah, dan menggairahkan industri perang Amerika dan Israel agar berjalan lebih cepat untuk menghasilkan laba.
Perang adalah bisnis. Dalam kedua perang di awal millennium ini, invasi terhadap Afghanistan dan Irak, industri persenjataan Amerika Serikat juga terbukti melakukan uji coba sejumlah persenjataan baru dengan kaum Muslimin sebagai tikus percobaannya. Semua ini diselimuti oleh ideologi Kabbalah dan sesuai dengan ajaran Talmud, karena pelaku utama dari seluruh kebijakan yang ditempuh Amerika, dan diikuti oleh sebagian Eropa, pelaku-pelakunya adalah anggota dari Freemasonry dan Illuminati.
Konspirasi Yahudi Internasional bermain di belakang layar. Rothschild dan Rockefeller misalnya, terus menggerakkan mesin-mesin bisnis mereka untuk menciptakan satu dunia baru, suatu dunia yang dipersiapkan bagi kehadiran kedua kalinya Sang Kristus. Yang dipercaya mereka akan memimpin mereka dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Dalam nama Dollar, Minyak, dan Tuhan, semuanya bergerak, menuju satu titik: Peperangan dan Hari Akhir. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Read More...