Berric Dondarrion
19 Jun 2014 | 19:01
Saya sedang tidak mood menulis hari ini, namun heboh foto Gallery of Rogues yang dipasang oleh Wimar Witoelar via Twitter membuat saya menyusun artikel ini sebagai tanggapan. Gallery of Rogues adalah sebuah gambar yang menampilkan Prabowo dengan beberapa pendukungnya dan kemudian diinsinuasikan sedemikian rupa seolah mereka adalah kumpulan penjahat. Ini sebenarnya permainan persepsi lama, bahwa kubu Prabowo-Hatta adalah kumpulan penjahat sedangkan kubu Jokowi-JK adalah kumpulan orang baik.
Wimar Witoelar seseorang yang happy-go-lucky dengan pacarnya berusia sangat muda itu sehingga mereka berdua tampak seperti kakek dan cucu. Menurut saya karakter Wimar yang paling menonjol dapat dideskripsikan sebagai orang tipe "goody-two-shoes" atau "hollier-than-thou" atau "do-gooder," yaitu seseorang dengan obsesi untuk selalu berusaha terlihat seperti orang baik-baik dengan standar moral dan etika yang dipandang baik oleh masyarakat (righteous) namun secara berlebihan, contoh sikap ekstrim itu adalah mereka cenderung menilai orang lain baik atau buruk berdasarkan standar etika dan moral yang mereka miliki.
Berusaha menjadi orang baik memang bagus tapi bila kita mulai menghakimi orang lain dengan standar moral kita maka hal tersebut membuat perbuatan baik kita menjadi sia-sia. Karakter "hollier-than-thou" Wimar dapat dilihat dengan jelas dalam sebuah acara yang ditayangkan televisi Al-Jazeera dengan tema sosok Soeharto dan dihadiri oleh Wimar Witoelar, Emil Salim dan aktivis yang melakukan demo tahun 1998.
Dalam acara tersebut Emil Salim mengatakan bahwa Soeharto harus dinilai secara proporsional sebab dia memang telah melakukan banyak kesalahan akan tetapi jasanya kepada nusa dan bangsa masih sangat besar dibandingkan nilai kesalahan. Apa yang dikatakan oleh Emil Salim memang benar karena bila kita harus menilai seseorang, siapapun itu, maka kita harus melakukannya secara proporsional.
Namun Wimar dengan sifat "goodie-two-shoes"nya menolak proponen tersebut karena baginya seorang pemimpin tidak boleh ada kesalahan atau cacat sedikitpun, dan bukan itu saja Wimar juga menyerang Emil Salim dengan mengatakan bahwa orang seperti Emil Salim yang membela Soeharto ikut menanggung kesalahan Soeharto, dan Wimar juga berbohong ketika mengatakan dia tidak tahu terjadi "pembantaian komunis" karena pemerintah termasuk Emil Salim tidak memberitahu. Kenapa bohong? Karena ketika terjadi pembantaian komunis tahun 1965-1966 hampir semua masyarakat Indonesia mengetahuinya. Soekarno bahkan membuat tim khusus meneliti jumlah korban dan mengumumkan hasilnya kepada publik. Wimar tidak tahu? Jelas bohong.
Ada juga bagian ketika Wimar berbohong dengan mengatakan alasan Presiden Gus Dur dilengserkan adalah karena dia mencoba membawa Soeharto ke muka persidangan. Mengapa saya mengatakan Wimar bohong? Sebab Wimar adalah Juru Bicara Gus Dur ketika itu dan seharusnya dia tahu bahwa alasan Gus Dur turun adalah karena tidak bisa bekerja sama dengan DPR, serta tersandung kasus korupsi Brunei-Gate dan Bulog-Gate. Wimar berbohong karena sifat "goodie-two-shoes"nya tidak bisa membiarkan dia mengakui bahwa kematian jutaan komunis telah memberikan dia kesempatan membangun bisnis yang membuatnya kaya seperti hari ini dan bahwa dia telah menjadi juru bicara bagi presiden yang jatuh karena isu korupsi.
Transkrip acara di maksud bisa dilihat di http://www.perspektif.net/article/article.php?article_id=764
Wujud lain sifat "hollier-than-thou"nya Wimar Witoelar adalah beberapa minggu lalu dia membuat tweet yang berbunyi: "You are not entitled to your opinion. You are entitled to your informed opinion. No one is entitled to be ignorant." Walaupun tidak disebut tapi saya langsung tahu kalimat tersebut dikutip dari Harlan Ellison, sayangnya saya tidak bisa memberikan link ke tweet dimaksud karena sudah tenggelam dengan tweet baru yang dibuat Wimar Witoelar. Nah, siapa yang berhak menentukan opini mana yang "bodoh" atau "ignorant" dan "opini mana" yang dibuat berdasarkan informasi yang cukup/informed opinion alias opini yang "cerdas"? Dari perspektif pembuat tweet tentu dia, apa kualifikasinya? Hanya Wimar yang bisa memberitahu.
Jadi karakter "do goodies" atau "hollier-than-thou" dari Wimar Witoelar sesungguhnya bukan sebuah kepura-puraan, tapi memang dia menentukan nilai dari dirinya dari sikap tersebut, dan oleh karena itu saya yakin bagi Wimar posting Gallery of Rogues bukan sekedar kampanye hitam tapi dia sungguh-sungguh percaya bahwa kubu Prabowo-Hatta adalah koalisi para penjahat sedangkan koalisi Jokowi-JK yang dia dukung adalah koalisi orang baik. Siapa yang bisa menyalahkan Wimar berpikir demikian bukan? Di kubu Jokowi-JK ada Todung Mulya Lubis; Anies Baswedan; Goenawan Mohamad; Bambang Harymurti; Nono Anwar Makarim; Faisal Basri, dll yang semuanya memiliki reputasi bersih, walaupun dalam kehidupan nyata sebenarnya mereka tidak bersih-bersih amat.
Tapi masalahnya bagaimana dengan tokoh lain dalam kubu Jokowi-JK yang sudah jelas-jelas kotor, misalnya seperti:
a. Jokowi yang dinyatakan oleh LBH Jakarta; PBHI; dan Komnas HAM telah melanggar HAM warga Taman Burung Pluit? Atau menipu warga Jakarta? atau
b. JK yang dipecat sebagai menperindag karena melakukan KKN oleh presiden Gus Dur yang dilayani Wimar? atau
c. Wiranto yang dinyatakan oleh KPP HAM Timtim pimpinan Todung Mulya Lubis bertanggung jawab atas genosida di Timtim pasca jajak pendapat dan meninggalkan Jakarta ke Malang saat kerusuhan Mei? atau
d. Hendropriyono; Muchdi Pr; Ass'at yang terlibat pembunuhan pendiri Kontras, Munir? atau
e. Ginandjar Kartasasmita, raja KKN di tahun-tahun terakhir Orde Baru yang bertanggung jawab atas dua kali perpanjangan kontrak Freeport? atau
f. Surya Paloh yang melarang Sandrina Malakiano mengenakan jilbab? Dan masih sangat banyak lagi.
Bagaimana dengan orang-orang di atas? Dapat dipastikan Wimar Witoelar menutup mata seperti dia menutup mata pada kenyataan terjadi pembantaian terhadap komunis dan hal tersebut telah membawa dirinya ke dalam kondisi sejahtera dan kaya raya seperti hari ini karena hati nurani atau nilai dirinya sebagai "orang baik" tidak akan membiarkan dia mengakui bahwa dia dan koalisi atau teman-temannya tidak sebersih yang dia pikir.
Karena itu sebenarnya saya tertawa saja membaca berita tentang foto Gallery of Rogues yang diposting Wimar dan permintaan maaf yang jelas menunjukan bahwa dia menilai bahwa Prabowo adalah orang jahat dengan mengatakan: "Saya minta maaf kepada Muhammadiyah karena menyamakan anda dengan Prabowo," Yah elah Wimar, kayak kelompok anda orang baik-baik saja?
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
June
(28)
- Mengapa Jokowi Daur Ulang KJS yang Gagal?
- Sesat Berpikir Wimar Witoelar dengan Gallery of Ro...
- GTS, Tentang Keluarga Korban Kerusuhan Mei
- Bocornya Percakapan Megawati Lobi Jaksa Agung Peri...
- Kala Tionghoa Indonesia Bicara Prabowo
- Kapan Jokowi Berhenti Mengumbar Bohong?
- Mengapa ICW Terus Mengumbar Jokowi-JK?
- Pilih Jokowi, Kesalahan Terbesar Tionghoa Indonesia
- Hukuman Mati untuk Wiranto, Soebagyo HS dan Fachru...
- Jokowi Tidak Paham TPID, di Solo dan Jakarta Ngapa...
- Obor Rakyat: Politik Dizolimi ala Jokowi-JK
- Luhut Pandjaitan, Intel Partikelir Kreator Jokowi
- [Usul] Postingan Yg Dilaporkan Copy-Paste
- Kubu Jokowi-JK Kampanye Hitam di Gereja!
- Berbagai Bentuk Politik Dizolimi Jokowi
- Soekarno dan Soeharto: Sebuah Perbandingan
- Ditegur SBY, Jokowi-JK Ciptakan Isu Babinsa
- Perkemahan Para Penjahat ala Jokowi-Jusuf Kalla
- Kasus Babinsa, Operasi Senyap ala Jokowi Tingkir
- Tanggapan Atas Jawaban Imelda Bachtiar
- Teknik Untuk Patahkan Kampanye Hitam Jokowi
- Kala Jusuf Kalla Menjadi Batara Kala
- Kelemahan Gerindra yang Harus Diatasi
- Memilih Jokowi? Pendukungnya Saja Ragu...
- Kampanye Kotor Ala Jokowi-jusuf Kalla
- Perbuatan Yg Tunjukan Jokowi Putus Asa
- Kala Pendukung Jokowi Berjuang Demi Neo-Orba
- Alasan Tidak Pilih Jokowi? Jokowi Pembohong
-
▼
June
(28)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment