Jakarta (voa-islam.com) Presiden SBY galau, karena seperti ditusuk oleh mantan Presiden Partai PKS, disebut memiliki hubungan dekat dengan Bunda Puteri. Pernyataan SBY yang menolak dan menyangkal memiliki kedekatan dengan Bunda Puteri, justeru membuat rakyat, semakin tidak percaya.
SBY yang baru mendapatkan apresiasi atas keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah KTT APEC, di Nusa Dua, Bali, di mana dihadiri 21 Kepala Negara, ratusan CEO dari korporasi internasional, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan KTT ASEAN.
Tetapi kamis lalu (10/10/2013), SBY seperti disambar petir mendengar pernyataan mantan Presiden Partai PKS, Luthfi Hasan Ishaq yang menyebut bahwa Bunda Puteri sebagai orang dekatnya SBY. Bunda Putri itu, tak lain, adalah Non Saputri, anak seorang tokoh Golkar.
Sebelumnya, Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro, menyebut Sengman, sebagai utusan Presiden SBY. Mula-mula Istana membantah Sengman memiliki hubungan dengan SBY, tetapi kemudian Istana mengakui hubungan Sengman dengan SBY.
Integritas dan kredibelitas SBY sebagai kepala negara dan presiden dipertaruhkan. Jika kenyataannya benar, adanya hubungan antara Bunda Puteri dan SBY, dan Bunda Puteri menjadi orang kepercayaan SBY, maka apa yang dikemukakan Luthfi Hasan Ishak di pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (10/10/2013), benar belaka. Betapa hubungan antara fihak ekskutif (kepala pemerintahan) dengan pengusaha itu, tidak bisa dipungkiri.
Tentu, SBY menjadi masygul, bagaimana sekapasitas dirinya sebagai presiden, memiliki hubungan dengan Bunda Puteri, dan bukan hanya terkait dengan masalah bisnis dan proyek di departemen, tetapi yang paling pelik, terkait dengan masalah yang sangat peka, yaitu menyangkut masalah politik, dan masuk kategori rahasia negara.
Bahkan, Bunda Puteri termasuk mengethui adanya reshuffle kabinet, dan Bunda Puteri bisa mendapatkan informasi yang masuk kategori A1, sangat rahasia. Karena itu, Bunda Puteri merupakan sosok tokoh yang sangat penting.
Sekalipun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kamis (10/10/2013) menyangkal bahwa orang yang disebut sebagai Bunda Putri banyak mengetahui rahasia negara, termasuk reshuffle kabinet, sebagaimana diutarakan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq.
"Disebut Bunda Putri, saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," ujarnya dalam jumpa pers khusus di Bandara Halim Perdanakusuma sepulang dari KTT Asean di Brunei Darussalam.
Tentu, tidak main-main, karena harus dicatat bahwa Luthfi dalam kesaksiannya di bawah sumpah pada persidangan di Pengadilan Tipikor untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis (10/10/2013) mengungkapkan beberapa hal. Luthfi bertemu dengan Bunda Putri sekitar tiga atau empat kali. Pertemuan terakhir pada 29 Januari 2013.
Menurutnya, Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY dan mengetahui informasi negara, termasuk kebijakan reshuffle kabinet. Luthfi merasa perlu mendapatkan informasi mengenai reshuffle kabinet karena ada ancaman reshuffle bagi PKS sebagaimana diberitakan media massa.
Luthfi yakin terhadap kredibilitas Bunda Putri karena dikenalkan oleh Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Mentan Suswono juga mengenal Bunda Putri. Dalam kesaksiannya di bawah sumpah untuk terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor Kamis (3/10/2013), Suswono menginformasikan soal Bunda Putri.
Suswono menyebut Bunda Putri seorang pengusaha dan pernah bertemu di Kalimantan. Setelah bertemu di Kalimantan, Suswono mengaku pernah datang ke rumah Bunda Putri di Pondok Indah.
Selain kasus Sengman dan Bunda Puteri, publik masih ingat bahwa DPR pun beberapa tahun lalu mendesak Presiden segera mengadakan perombakan dan pembenahan kabinet di lingkungan Istana. Sebab, kasus keteledoran tidak dikeluarkannya Keppres pengangkatan kembali Hendarman Supandji sebagai Jaksa agung dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II bukan yang pertama kalinya.
Kepala Negara telah memerintahkan kalangan Istana untuk mengumpulkan informasi mengenai sosok Bunda Putri. SBY berharap sudah memiliki data lebih lengkap dalam 1-2 hari mendatang. Semua itu menunjukkan ruwetnya Ring-1 istana SBY dan harus ada pembaruan untuk memperbaiki situasi itu.
Selama tidak ada penataan ulang Ring-1 istana, maka SBY akan terus menghadapi potensi persoalan yang sama. Sengman, Bunda Puteri, kasus tidak dikeluarkannya Keppres Jaksa Agung Hendarman Supandji, sekedar contoh, tidak boleh terulang kembali.
Selama masih ada persoalan di Ring 1 Istana, gossip tentang peran orang dalam dalam kasus korupsi masih belum akan berarti. Atau kah kondisi seperti ini sengaja dibiarkan? Harus dicamkan bahwa aib ini mencoreng istana sendiri.
Namun, di tengah kegalauan Presiden SBY, sekarang beredar foto dikalangan wartawan, di mana dalam foto itu tampak Bunda Putri mengenakan kaca mata, berbaju warna hitam. Sementara, Dipo Alam mengenakan baju safari berwarna coklat dan terlihat sudah menggunakan pin anggota kabinet.
Dalam foto itu, tampak Bunda Putri dan Dipo terlihat akrab. Mereka berfoto sambil tersenyum lebar. Bunda Putri inilah yang disebut memiliki kedekatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Inilah akan terus membuat SBY semakin galau, tetapi jika ia mau jujur, dan terbuka kepada rakyat, tidak akan menimbulkan "big question" terhadap SBY. Beranikah SBY jujur? af/hh
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2015
(142)
-
▼
April
(25)
- The Untold Stories, The Indonesian Godfather
- The Godfather(1): Sibak Topeng SBY 'Sang Jenderal ...
- The Godfather(2): Membungkam Lawan dgn isu Korupsi...
- The Godfather (3): SBY Galau Menjadi Teman Dekat B...
- The Godfather (4): Siapa Bunda Putri & Apa Hubunga...
- The Godfather(5): Perang Para Pemilik Dinasti Keku...
- The Godfather(6): Bakar Gedung, Habisi Dokumen Cen...
- The Godfather(7) : Istana Presiden Dikendalikan Pa...
- The Godfather(8) : Antasari Azhar Jilid 2 Tutupi K...
- The Godfather(9): Jangankan Rakyat, Tuhan Pun Kau ...
- The Godfather (10): Konser NOAH 2 Benua 5 Negara D...
- The Godfather (11): Dibalik Layar Mafia Penguasa T...
- The Godfather (12): Waspada Operasi Senyap & Manip...
- The Godfather (13): Kartu As SBY & Century ditanga...
- The Godfather (14): 1000% SBY Khianati Rakyat Deng...
- The Godfather (15): Tangkap Wapres RI Boediono Kro...
- The Godfather (16): SBY Penerus LB Moerdani & Sumb...
- The Godfather (17): VOC Gunakan Freeport Bangun Ke...
- The Godfather (18) Anomali Ilmuwan Dikorbankan Seb...
- The Godfather (19) Inilah 10 Modus Kecurangan Pemi...
- The Godfather (20): Pahlawan Kesiangan Kambing Hit...
- The Godfather (21): Opera Sabun Permainkan Rakyat ...
- The Godfather (22): 15 Dosa Anas Urbaningrum Menja...
- The Godfather (23): Innalillahi, Dugaan Kuat Presi...
- The Godfather(24): Pecah Prahara PDIP Karena Vatik...
-
▼
April
(25)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment