Kloningan

Friday, April 10, 2015

The Godfather (16): SBY Penerus LB Moerdani & Sumber Masalah Indonesia

Leave a Comment
JAKARTA (voa-islam.com) - 'SBY ini vertigo dan hanya lempar handuk lalu cuci tangan' Ujar pengamat Boni Hargen dalam kesempatannya menilai sikap dan pernyataan-pernyataan kontroversial SBY akhir-akhir ini.
 
Pengamat Politik Boni Hargen mengatakan, pernyataan SBY yang menyebut ada indikasi pihak-pihak yang ingin membuat rusuh dalam pemilu sebagai pernyataan seseorang yang mengalami penyakit Vertigo. Sebab SBY lupa jika kerusuhan berawal dari dia.
 
Dia menjelaskan, harusnya ada langkah teknis yang dilakukan oleh Presiden agar tidak mudah menebar keresahan dan curhat yang meresahkan

"SBY ini hanya lempar handuk, hanya cuci tangan," tegas Boni
Sebab SBY lupa jika kerusuhan berawal dari dia.
Selain itu, ia juga menyamakan SBY dengan Vicky Prasetyo, mantan suami penyanyi dangdut Zaskia Gotic, yang gaya bicaranya asal dan ngawur.  

"Artinya, orang mulai makin tidak prcaya kepada kualitas pemerintahan selama hampir 10 tahun ini," ujar Boni dalam diskusi Resesi Ekonomi di Hotel Sutlan, Jakarta, Minggu (15/12).
 
Sebagai presiden yang lahir dari militer dan lama bergelut di intelejen ini, SBY tentu bukan asal komentar. Pengamat Intelijen John Mempi menyatakan jika terjadi kerusuhan jelang pemilu, maka aktor berkepentingan sedang menjalankan skenario. Pasalnya bukan kerusuhan revolusioner tapi kerusuhan politik kepentingan.

"Revolusioner itu masyarakat berpusat pada satu tokoh, kalau kerusuhan ini banyak tokoh karena banyak kepentingan," ujar John dalam diskusi Resesi Ekonomi dan Potensi Ekonomi di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (15/12).

Dia membandingkan, situasi yang revolusioner terdapat pada tahun 1965 dan 1998, karena masyarakat hanya fokus yang sama pada satu tokoh, yaitu Soekarno dan Soeharto. Sementara saat ini banyak permintaan untuk menggulingkan presiden, termasuk anggota DPR, hingga Menteri Kabinet. 

"Kita sekarang ini menghadapi krisis politik, ekonomi dan moral," tegas dia

Akibat krisis multidimensi itu, rakyat sulit membedakan mana pejuang, mana pedagang. Dalam fase politik hari ini semua serba terbalik. 
Susilo Bambang Yudhoyono Adalah Penerus LB Moerdani
Jangan remehkan lawan anda karena lawan akan mudah menyerang anda kembali. Begitulah bunyi kata bijak tentang perlunya mawas diri dan mengetahui lawan anda.
Demikian halnya dengan Presiden SBY, ia tidak selemah yang anda kira. Jika Anda adalah salah satu dari sekian banyak rakyat Indonesia yang meremehkan SBY dengan segala stigma yang dilekatkan kepadanya di media-media nasional yang terkait dengan karakter dan kinerjanya selama menjadi presiden, misalnya “Jenderal kok peragu”, atau “Jenderal belakang meja”, atau “SBY lamban seperti kerbau” atau “Jenderal yang hobi curhat”, dan lain sebagainya.
Dari sisi karakter atau sifat, tampaknya SBY termasuk dalam orang-orang yang bersifat plegmatif yang dari luar selalu terkesan peragu, pendiam, lamban dan perlu didorong. Akan tetapi karakter pragmatif yang terlalu sering ditekan dapat membalas dengan lebih keras sekali dia membulatkan tekad bahwa dia telah cukup bersabar dengan para penganggu. Jadi secara teoritis orang plegmatis hanya tampak lemah di luar tetapi sebenarnya mereka berkarakter kuat.

Selain itu, kita juga melupakan bahwa SBY memang bukan jenderal yang ahli pertempuran lapangan sehingga tidak heran secara wibawa dia kalah dan tampak tidak setegas dari purnawirawan jenderal lain, katakanlah Prabowo, namun demikian jenjang karir SBY sebagai intelejen ABRI (sekarang TNI) justru dapat membuatnya jauh lebih misterius dibandingkan purnawirawan jenderal lain.
Secara historis, SBY adalah pelaku reformasi bangsa namun kita memang bangsa yang terlalu lelah dan pelupa pada banyaknya agen spin doctor yang membuat kita lupa dengan kejahatan penguasa negara beserta mafianya.
Faktanya pada akhir 2013 tahun ini rakyat memang benar-benar lupa jasa SBY sebagai lokomotif utama reformasi yang di akibatkan dengan kasus-kasu yang belakangan mencuat, dari Century, Hambalang, SKK Migas bahkan penyadapan Ibu Ani SBY.
Ingat, SBY itu intelijen militer yang berperan dalam membangun musuh bersama rakyat dalam melengserkan Suharto.
Kembali ke peran SBY, berkat operasi intelijen yang dilakukannyalah maka “para pseudo reformis” dapat menjatuhkan Pak Harto yang saat itu dikawal dua jenderal paling kuat, Wiranto sebagai mantan ajudan dan Prabowo yang masih menantunya, termasuk dengan penyebaran press release tanpa izin Wiranto bahwa ABRI sudah tidak mendukung Soeharto. Jadi “Bapak Reformasi” yang sebenarnya adalah SBY dan bukan Amien Rais atau yang lain.
Saat itu dengan hanya bergerak di belakang layar, SBY bukan saja mampu mendorong jalannya reformasi, akan tetapi juga mengambil kesempatan dari rivalitas antara Wiranto dan Prabowo untuk kemudian memetik hasilnya sehingga sanggup menjadi presiden Indonesia sebanyak dua periode dan membangun Dinasti Cikeas.
Dari sisi apapun jelas operasi senyap yang dilakukan intelejen lebih efektif dan efisien daripada operasi terbuka. Terbukti mayoritas lawan politik SBY hari ini mulai dibungkam melalui serangkaian operasi intelejen senyap yang mana tanpa mereka duga tiba-tiba mereka ditangkap oleh KPK atau aparat lain.

Bisa di bilang sejauh ini SBY adalah satu-satunya pewaris dinasti intelijen militer Indonesia yang pernah terkenal dan menjadi momok bagi sebagian rakyat Indonesia mulai dari Zulfikli Lubis, Ali Moertopo, sampai Benny Moerdani. 
dinasti intelijen militer Indonesia yang pernah terkenal dan menjadi momok bagi sebagian rakyat Indonesia mulai dari Zulfikli Lubis, Ali Moertopo, sampai Benny Moerdani. 
Karena itu rakyat agar tetap Waspada!
SBY, demi mengejar kekuasaan pribadi dengan menggadaikan SDA negara untuk kekuasaan dan menikam 3 Presiden sebelumnya, yakni Suharto, Gus Dur dan Megawati.  
Karena SBY adalah generasi baru dinasti intelijen militer Indonesia pasca matinya LB. Moerdani. 
Bahkan SBY melalui BNPT lebih tegas dan terang benderang dalam politik Devide et impera dengan mengadu domba umat Islam dengan uamt Islam lainnya, yakni dengan mendatangkan Ulama murjiah timur tengah Syaikh Ali Hasan Al Habaly dan mantan jihadis Mesir Dr. Najih Ibrahim yang justru di olok-olok umat Islam.
Hebatnya lagi, SBY mendapat pengakuan dari Kerajaan Inggris dengan gelar Ksatria Salib Agung alias Knight Grand Cross int The Order of The Bath.
Hal yang belum dicapai oleh Soeharto dan LB Moerdani sekalipun.
"Salam sandiwara bangsa"  [rio/rojul/voa-islam.com]
 

0 comments:

Post a Comment