JAKARTA (voa-islam.com) Umat Islam Indonesia begitu disibukkan dengan isu yang tak henti-hentinya menerpa, tiap bulan ada saja isu-isu baru yang memang sengaja di set-up oleh media maistream, operasi intelejen, aksi 'showbiz' Densus88 dan aktor media spin doctor yang membuat kita tak jelas betul tentang masalah kita, termasuk kasus pembungkaman mantan Ketua KPK Antasari Azhar.
Nama Antasari Azhar langsung jatuh dan rusak dengan kasus 'palsu' selingkuh dengan caddy 'Rani'. Hal ini makin memudahkan rakyat Indonesia memberikan stigma buruk.
Isu selingkuh atau poligami dipadu dengan konspirasi pembunuhan telah menjadi 'SOP' alias Standard Operation Precedures dan menjadi 'kendaraan taktis' membungkam lawan politik. Di Indonesia jangan coba-coba bermain mata dengan perempuan, modus pemberangusan dengan skandal perempuan akan 'bersemanyam' cukup lama dibenak rakyat, terutama Ibu-ibu Indonesia secara umum.
Umat Islam harus ambil tindakan penyelamatan bangsa yang 'dirampok' secara berjamaah. Inilah musuh nomor wahid rakyat Indonesia saat ini.
Dalam infografik tercatat, korupsi menyita perhatian dan lebih besar masalahnya jika dibandingkan isu Save Egypt, juga lebih besar daripada isu KPK dan Densus 88 yang nyatanya bekerja atas izin penguasa dan menjadi pengalihan isu atau spin doctor apabila ada kasus yang melibatkan penguasa negeri.
Korupsi ini wajib dikebiri habis-habisan, kita wajib menguak faktanya dan memberi tahu umat atas kesesatan partai dalam sistem demokrasi yang korup dan menyengsarakan rakyat. Jangan kita sibuk mengurusi menara 'mercusuar' dengan urusan luar negeri, namun kita terlena dengan 'musuh bebuyutan' di dalam negeri Indonesia.
Enak saja umat Islam disalahkan terus menerus, namun faktanya kita di tipu. Indonesia dirampok kekayaan alam dan uang negerinya oleh partai korup, Golkar, PDI-P, Demokrat, PKS, PAN dan lainnya seperti PPP dan PKB.
Umat Islam ayo bersatu bongkar musuh nyata di depan mata!
Kenapa Antasari Menjadi Kartu As Kasus Century, SBY & Boediono ?
Beranikah Pak Boediono berhadapan langsung dengan Antasari Azhar yang menjadi Kartu As kasus Century???
Sejatinya pengakuan Wakil Presiden Boediono (23/11/2013) adalah penipuan publik
Tentu saja untuk sekarang posisi Boediono di atas angin, keadaan akan berbeda apabila Antasari Azhar yang sedang di bungkam dengan hukum dzalim rezim SBY.
Antasari Azhar pernah didatangi oleh Gubernur BI Boediono pada bulan Oktober 2008 selang beberapa bulan sebelum Pemilu dan Pilpres 2009, dalam kaitannya untuk membahas rencana bailout terhadap bank Indover, anak perusahaan milik Bank Indonesia yang beroperasi di Belanda.
Bank yang saat itu sedang sekarat membutuhkan suntikan dana Rp. 4,7 triliun. Antasari tegas menolak rencana tersebut.
Tapi rupanya, gagal dengan usulan membailout Bank Indover, Pemerintah justru mengajukan nama Bank Century untuk di-bailout. Antasari Azhar bahkan menceritakan sempat ada pertemuan lanjutan yang bertempat di ruang kerja Presiden SBY. Antasari mengungkapkan SBY memimpin rapat untuk membahas skenario pencairan dana Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.
Antasari Azhar pernah didatangi oleh Gubernur BI Boediono pada bulan Oktober 2008 selang beberapa bulan sebelum Pemilu dan Pilpres 2009, dalam kaitannya untuk membahas rencana bailout terhadap bank Indover, anak perusahaan milik Bank Indonesia yang beroperasi di Belanda.
Bank yang saat itu sedang sekarat membutuhkan suntikan dana Rp. 4,7 triliun. Antasari tegas menolak rencana tersebut.
Tapi rupanya, gagal dengan usulan membailout Bank Indover, Pemerintah justru mengajukan nama Bank Century untuk di-bailout. Antasari Azhar bahkan menceritakan sempat ada pertemuan lanjutan yang bertempat di ruang kerja Presiden SBY. Antasari mengungkapkan SBY memimpin rapat untuk membahas skenario pencairan dana Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.
Saat itu, sebagai Ketua KPK, Antasari diundang Presiden SBY ke Istana dalam pertemuan tertutup yang dihadiri Ketua BPK Anwar Nasution, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kepala BPKP Condro Irmantoro, Menko Polhukam Widodo AS, Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, serta Juru bicara Andi Mallarangeng dan Denny Indrayana.
Setelah beberapa waktu, Bank Century ternyata secara diam-diam menerima gelontoran dana sejumlah Rp. 6,7 triliun, lebih dari 10 x lipat dana yang dibutuhkan dan disetujui dengan alasan jika bank ini sampai collapse akan menimbulkan dampak sistemik.
Padahal, sampai saat itu nama Bank Century nyaris tak terdengar, bukan sebuah bank besar yang kegoyahannya bisa menimbulkan rush.
Faktanya Bank Century memang tak termasuk dalam daftar 15 bank yang berdampak sistemik. SBY tahu bahkan ikut merencanakan bailout terhadap Bank Century, padahal selama ini SBY selalu mengaku dirinya tak pernah tahu menahu akan hal tersebut karena sedang berada di Amerika untuk menghadiri KTT G-20.
Padahal, Boediono dan Sri Mulyani punya akses komunikasi langsung kepada SBY, sampai-samping the acting President saat itu – Jusuf Kalla – sama sekali ditinggal dalam pembahasan bailout dengan nilai fantastis itu. Pak JK baru mendapat laporan 2 hari kemudian, pasca dana Rp, 6,7 triliun dikucurkan begitu saja.
Ada banyak keanehan, Proses bailout Bank Century berlangsung sampai 4 tahap yaitu:
Padahal, Boediono dan Sri Mulyani punya akses komunikasi langsung kepada SBY, sampai-samping the acting President saat itu – Jusuf Kalla – sama sekali ditinggal dalam pembahasan bailout dengan nilai fantastis itu. Pak JK baru mendapat laporan 2 hari kemudian, pasca dana Rp, 6,7 triliun dikucurkan begitu saja.
Ada banyak keanehan, Proses bailout Bank Century berlangsung sampai 4 tahap yaitu:
1) tahap pertama, bank yang sudah kolaps itu menerima Rp2,7 triliun pada 23 November 2008.
2) Tahap kedua pada 5 Desember 2008 sebesar Rp2,2 triliun.
3) Tahap ketiga pada 3 Februari 2009 sebesar Rp1,1 triliun.
4) Tahap keempat pada 24 Juli 2009 sebesar Rp630 miliar. Alasannya terus digelontorkan dana adalah agar CAR (Capital Adequacy Ratio atau Rasio Kecukupan Modal) bank tersebut bisa mencapai angka 8.
Padahal, sebelum menggelontorkan dana bailout, BI telah mengeluarkan kebijakan yang menurunkan batas CAR dari yang semula positif 8 menjadi 0 (nol) saja, asal tidak minus.
Padahal, sebelum menggelontorkan dana bailout, BI telah mengeluarkan kebijakan yang menurunkan batas CAR dari yang semula positif 8 menjadi 0 (nol) saja, asal tidak minus.
Ini sebenarnya kebijakan akal-akalan, khusus dibuat karena kondisi CAR BC saat itu memang sudah tidak mungkin didongkrak.
Jadi, jika selama ini kelompok pro-bailout menganggap DPR mengadili kebijakan (kebijakan penurunan CAR), yang terjadi sebenarnya adalah karena pihak BI sendiri tidak konsisten dengan kebijakan tersebut.
Di satu sisi BI telah menurunkan persyaratan CAR menjadi 0 (nol), tapi disisi lain terus menggelontorkan dana bailout sampai lebih dari 10x lipat dari proposal yang diajukan, dengan alasan mendongkrak CAR agar sesuai dengan persyaratan sebelum diubahnya kebijakan. Membingungkan bukan?
Disinilah letak akal-akalan Skandal Century tersebut.
Di satu sisi BI telah menurunkan persyaratan CAR menjadi 0 (nol), tapi disisi lain terus menggelontorkan dana bailout sampai lebih dari 10x lipat dari proposal yang diajukan, dengan alasan mendongkrak CAR agar sesuai dengan persyaratan sebelum diubahnya kebijakan. Membingungkan bukan?
Disinilah letak akal-akalan Skandal Century tersebut.
Antasari Azhar tahu bahwa SBY bukan hanya mengetahui rencana dan proses bailout Bank Century, tetapi ia juga sangat mengerti bahwa tindakan itu berpotensi melanggar hukum. Itu sebabnya ia telah membuat langkah-langkah antisipatif dengan mengundang Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri serta Menko Polhukam bahkan Ketua BPK.
Dalam pertemuan itu menurut pengakuan Antasari, ia menolak rencana bailout dan tetap akan menyidik jika Pemerintah melakukan tindakan bailout.
Dalam pertemuan itu menurut pengakuan Antasari, ia menolak rencana bailout dan tetap akan menyidik jika Pemerintah melakukan tindakan bailout.
Artinya, SBY tahu betul tindakan itu tak boleh dilakukan. Karenanya ia telah lebih dulu meredam dampaknya dengan mengundang dan melibatkan Ketua KPK. Hanya saja, selang 6 bulan kemudian Antasari dituduh menjadi dalang intelektual pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan ia langsung ditahan.
Pengakuan Antasari ini sangat fatal dampaknya. Betapa tidak, selama ini SBY dan Partai Demokrat ngotot bahwa proses bailout itu sudah benar dan terlebih lagi SBY “bersih” dan tak tahu menahu soal itu karena sedang di LN.
Dalam sebuah pidato pada 4 Maret 2010, sehari sesudah pengambilan keputusan Rapat Paripurna DPR tentang kasus bailout Bank Century, Istana menyatakan bahwa Presiden SBY tengah menghadiri KTT G20 di Amerika Serikat.
Terlebih, sejak terkuaknya rekaman pengakuan AA itu, politisi di DPR yang dulu masuk dalam Pansus Century, kini mulai buka mulut soal fakta lain yang selama ini tak pernah dirilis ke media.
Terlebih, sejak terkuaknya rekaman pengakuan AA itu, politisi di DPR yang dulu masuk dalam Pansus Century, kini mulai buka mulut soal fakta lain yang selama ini tak pernah dirilis ke media.
Menurut pengakuan Akbar Faisal, ia tahu dari Ibu Siti Fajriyah (mantan Deputy Gubernur BI saat itu), bahwa modus bank colapse dan perlu di bailout itu selalu muncul menjelang Pemilu atau Pilpres.
Ini tidaklah mengherankan, sebab menyedot uang dengan dalih mem-bailout sebuah bank itu jauh lebih mudah dan lebih besar hasilnya ketimbang modus lainnya. Apalagi di dramatisir seolah-olah jika tak di-bailoutakan berdampak sistemik.
Testimoni antasari azhar tentang bank century pernah diangkat oleh metro realitas. Tapi masalahnya, siapa yang akan mendukung kebenaran testimoni Antasari?! Siapa yang berani membenarkan testimoninya tersebut? Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji? Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri?! Mantan Menko Polhukam Widodo AS?! Kalau Hatta Rajasa sebagai besan jelas tak bisa diharapkan berpihak pada Antasari. Mereka berada dalam lingkar Istana Cikeas' dan tutup mata dalam 'menggarong' uang rakyat!!!
Posisi Antasari Azhar saat ini yang ada di balik jeruji sedangkan lawan yang dihadapinya sedang berkuasa. Begitupun juga dengan nama-nama yang disebut, meski tak lagi menjabat masih butuh “keamanan”.
Testimoni antasari azhar tentang bank century pernah diangkat oleh metro realitas. Tapi masalahnya, siapa yang akan mendukung kebenaran testimoni Antasari?! Siapa yang berani membenarkan testimoninya tersebut? Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji? Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri?! Mantan Menko Polhukam Widodo AS?! Kalau Hatta Rajasa sebagai besan jelas tak bisa diharapkan berpihak pada Antasari. Mereka berada dalam lingkar Istana Cikeas' dan tutup mata dalam 'menggarong' uang rakyat!!!
Posisi Antasari Azhar saat ini yang ada di balik jeruji sedangkan lawan yang dihadapinya sedang berkuasa. Begitupun juga dengan nama-nama yang disebut, meski tak lagi menjabat masih butuh “keamanan”.
Di sisi lain, KPK jilid 3 ini punya janji akan menuntaskan kasus Century dalam tempo setahun, janji Abraham Samad. Seharusnya, testimoni Antasari ini bisa menjadi bukti baru untuk ditelusuri. Wallahu 'alam [RioC/Umar/voa-islam.com]
0 comments:
Post a Comment