Kloningan

Friday, April 10, 2015

The Godfather(7) : Istana Presiden Dikendalikan Para Broker?

Leave a Comment
Jakarta (voa-islam.com) Presiden SBY berjanji dalam satu atau dua hari akan mengungkap siapa sejatinya Bunda Putri? Tetapi, sampai hari ini Presiden SBY dan Istana tidak memberikan klarifikasi tentang jati diri Bunda Putri. Jadi siapa sejatinya yang jujur dan pembohong?

Sosok tokoh Bunda Putri mencuat di persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada 29/8/203, dan diangkat oleh Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro PKS, Hillmi Aminuddin. Sosok Bunda Putri, kembali diangkat oleh mantan Presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishaq, di persidangan Tipikor, saat mengadili Ahmad Fathonah, di mana Luthfi menjadi saksi, pada Kamis, 10/10/2013.

Luthfi Hasan Ishaq secara eksplisit menyebutkan Bunda Putri memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden SBY. Luthfi memiliki kepentingan bertemu dengan Bunda Putri, karena tokoh ini memiliki informasi yang akurasinya tinggi. Menurut Luthfi perkenalannya dengan Bunda Putri melalui Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin.

Selanjutnya, Luthfi menemui Bunda Putri di rumahnya di Pondok Indah, sebagai kapasitasnya Presiden Partai PKS, dan ingin mendapatkan informasi yang jelas, tentang posisi dan nasib menteri PKS, saat menjelang reshuffle (pergantian menteri kabinet).

Bunda Putri, bukan hanya sosok yang sangat dekat dengan SBY, sebagai tokoh yang memiliki relasi dalam bisnis semata, tetapi Bunda Putri memiliki informasi detil situasi dan perkembangan politik atau kebaijakan di tingkat atas (presiden). Seperti dikatakan oleh Lutfhi bahwa Bunda Putri menjadi perantara antara Presiden SBY sebagai pembina partai dengan pembina partai lainnya.

Dari kasus Bunda Putri seperti yang digambarkan oleh Luthfi itu, betapa Presiden SBY yang sudah memiliki perangkat yang sangat lengkap, termasuk beberapa staf khusus, dan lingkaran Istana, seperti Mensesneg,dan Mensekab, kenyataan masih ada tokoh semacam Bunda Putri.

Artinya, SBY masih menggunakan orang tertentu yang menjadi komunikator atau broker politik dengan berbagai tokoh partai politik. Ini terbukti dengan pengakuan Lutfhi Hasan Ishaq, dan disanggah oleh Presiden SBY, sebagai bohong besar. SBY mengatakan Luthfi bohong 1000 persen, bahkan Bunda Putri mengetahui reshuffle kabinet, 2000 persen bohong, tandas SBY.
Sesudah hampir sembilan tahun menjadi Presiden RI, baru Kamis (10/10/2013) lalu, Presiden SBY di hadapan publik sangat marah. Kemarahannya itu terbersit di wajahnya. Ibaratnya wajah SBY seperti "kepiting direbus".
Pemicunya, kesaksian Luthfi Hasan Ishaq di bawah sumpah musfhaf al-Qur'an itu, disebut Presiden SBY sebagai kesaksian bohong. Luthfi menyebut, Bunda Putri, sosok penting dalam praktik suap daging impor sapi, sebagai orang dekat Presiden SBY.

Tetapi, Presiden SBY yang berjanji akan memberikan klarifikasi tentang Bunda Putri dalam satu atau dua hari, tetapi kenyataannya tak kkunjung datang, klarifikasi tentang Bunda Putri. Sekarang, perlahan-lahan, siapa sosok Bunda Putri mulai terkuak di publik.
Dokumentasi yang tingkat validitasnya mendekati kebenaran mulai terungkap di publik. Seperti dokumentasi perempuan yang disebut sebagai Bunda Putri dengan sejumlah lingkar orang dalam Istana bermunculan di publik.

Seperti foto Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam dengan Bunda Putri yang tampak akrab di antara keduanya. Dalam foto tersebut senyum Dipo Alam tampak merekah. Sedangkan Bunda Putri tampak senyum tipis. Foto itu tidak ditampik Dipo Alam.

Menurut Dipo, sebagai pejabat publik dirinya tidak bisa menolak bila ada orang yang ingin berfoto bersama dirinya. "Sebagai pejabat publik, saya nggak bisa nolak ada orang mau motret, sering kaya begitulah," kata Dipo akhir pekan lalu.

Foto ini seperti melengkapi rekaman percakapan antara Bunda Putri dengan Luthfi Hasan Ishaaq yang diperdengarkan pada 29 Agustus 2013 lalu dan sempat menyinggung nama Dipo. "Bunda ini jam 10 ditunggu Dipo, sebelum dia ke JCC. Bun, nanti kita ketemu sama Mas Bud jam 2-an. Udah bunda nunggu di Grand Hyatt saja, supaya nggak usah kemana-mana. Kalau begini caranya, malas deh ngurus TPA-nya," kata Bunda Putri.

Selain foto dengan Dipo Alam, juga beredar foto Bunda Putri dengan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng yang juga bekas Juru Bicara Presiden SBY. Dalam foto tersebut tampak mantan Menpora itu tengah bermain catur dengan mimik muka serius.

Sedangkan Bunda Putri tampak persis di belakang Andi Mallarangeng menyaksikan permainan catur. Mimik muka Bunda Putri juga tampak serius, sama dengan Andi Mallarangeng. Dalam keterangan foto tersebut, peristiwa itu diambil di halaman kediaman Bunda Putri.

Tidak hanya itu, foto lainnya yang beredar di publik juga tampak foto Bunda Putri dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Dalam foto tersebut, Bunda Putri dan Purnomo tidak hanya berdua. Justru keduanya tampak tengah mengapit pria berambut putih yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya. Purnomo tampak memberikan plakat ke pria tersebut. Adapun Bunda Putri tampak menggunakan busana formal dengan dibalut jas dan dasi.

Andi Mallarangeng dan Purnomo Yusgiantoro belum memberikan keterangan ihwal fotonya bersama Bunda Putri tersebut. Namun, jika memakai logika dan jawaban Dipo Alam, rasanya sulit dipahami bila Bunda Putri dalam foto itu meminta foto bersama dengan dua pembantu Presiden tersebut.
Bagaimana mungkin, Bunda Putri meminta foto bersama dengan Andi Mallarangeng di dalam acara yang diselenggarakan di kediaman Bunda Putri?

Begitu pula foto Bunda Putri dengan Purnomo Yusgiantoro yang tampak dalam acara formal. Bagaimana mungkin dalam acara formal, Bunda Putri bisa menyelinap dalam acara sebuah kementerian bila yang bersangkutan tidak memiliki posisi penting bagi Sang Menteri.
Janji Presiden SBY untuk mengungkap identitas Bunda Putri tampaknya tak menemui jalan sulit bila melihat tiga dokumentasi yang muncul di publlik dengan para pembantu presiden tersebut. Apalagi, para pembantu Presiden itu masuk kategori lingkar dalam Istana. Presiden tinggal memanggil para pembantunya itu untuk memberi keterangan siapa sosok Bunda Putri.

Fakta-fakta yang bermunculan di tengah heboh Bunda Putri ini, tampaknya menjadi penunjuk jalan bagi publik untuk menilai siapa yang berbohong dalam perkara Bunda Putri ini. Bisa saja Presiden SBY benar-benar tidak mengetahui dengan sosok Bunda Putri. Bisa juga Luthfi Hasan Ishaaq berdusta, meski disumpah di bawah mushaf al-Qur'an.

Berbagai kalangan menyebutkan bahwa Bunda Putri itu, bernama lengkap Non Saputri, anak dari Mayor Jenderal Ahmadi, pendiri Golkar. Ahmadi merupakan senior dari Mayor Jenderal Sarwo Edhi, dan sangat dihormati oleh SBY dan Ibu Ani. Dari gambaran ini, kiranya dapat ditarik kesimpulan, Bunda Putri, bukan tokoh fiksi, dan ada, serta memiliki peranan penting, antara SBY, Ani, dan para tokoh partai politik.

Negara besar seperti Indonesia, dan berpenduduk 250 juta, dan memilikki posisi geostrategis yang sangat penting, serta berwilayah sangat luas, tetapi terjadi kolaborasi antara kalangan elite pemerintah dengan sejumlah broker politik dan bisnis, dan mempengaruhi kebijakan yang sangat penting, termasuk bagaimana seorang broker, seperti Bunda Putri ini, kenyataan dipercaya oleh Presiden SBY dan Ibu Ani, serta keluarga Istana.

Ini benar-benar ancaman bagi keamanan negara. Hanya berbekal kepercayaan, kemudian seorang Presiden dan lingkarannya bisa memberikan informasi sangat rahasia kepada seorang broker?
Broker berhasil melakukan penetrasi terhadap pusat kekuasaan, hanya berbekal kedekatan, kepercayaan, atau kekerabatan, dan menjadi operator di lapangan dengan fihak-fihak yang dianggap memiliki kepentingan  dengan kekuasaan? Seperti Istana dengan pemimpin partai politik, pembisnis, dan kalangan kepentingan yang sangat luas.

Bagaimana di awal Orde Baru, jaringan kelompok pengusaha Cina mempenetrasi kekuasaan melalui Mayjen Ali Moertopo, dan dengan menggunakan lembaga CSIS, waktu itu ada tokoh Angkaktan 66, yaitu Liem Bian Koen, Liem Bian Kie, dan Hary Tjan Silalahi, berhasil mempengaruhi dan mengarahkan kekuasaan Soeharto, dan memberikan kekuasaan ekonomi kepada mereka. Sambil menciptakan phobi terhadap kaum pribumi, khususnya Muslim dengan isu Komando Jihad.
Sampai, di zaman Soeharto,  bagaimana kelompok kekuatan pengusaha Cina, dan tokohnya yang memiliki kedekatan, dan dipercaya Soeharto, yaitu Liem Sieo Liong, bisa datang ke Cendana hanya menggunakan  celana pendek, dan bertemu dengan Presiden Soeharto.

Karena, Liem hanya berbekal kedekatan dari Soeharto, dan mendapatkan kepercayaan, akibatnya Istana berhasil di jebol. Dampaknya, Soeharto memberikan berbagai fasilitas, termasuk kucuran BLBI, saat Indonesia menghadapi krisis ekonomi, senilai Rp.650 triliun kepada konglomerat Cina.
Di zaman Sudomo menjadi Penglima Kopkamtib, memberikan katebelece kepada pengusaha Cina, Edy Tanzil, dan kemudian melarikan diri ke luar negeri (Cina), dan membawa uang senilai Rp.1.4 triliun. Konon, sekaran Edy Tanzil mendirikan pabrik terbesar di Guangzou.

Berikkutnya,  bagaimana Mega bisa memberikan pengampunan terhadap konglomerat hitam (cina), yang sudah melarikan uang Rp 650 triliun ke luar negeri. Semua ini tak terlepas dari sejumlah orang lingkar dalam, termasuk Taufik Kemas yang memiliki kedekatan dengan sejumlah konglomerat Cina, seperti Syamsul Nursalim.

Soeharto menjelang akhir kekuasaannya, dikelilingi si mata "sipit" konglomerat Cina, dan 200 konglomerat Cina itu, akhirnya  sekarang menguasai 80 persen asset ekonomi Indonesia. Akibat kepercayaan Sodeharto kepada mereka.

Sekarang terjadi di era SBY, di mana ada mutualisma-simbiosa antara SBY dengan Bunda Putri. Saling menguntungkan diantara mereka. Tentu ini akan menjadi preseden bagi masa depan Indonesia yang serius.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai pihak pertama yang mengungkap sadapan rekaman yang memuat ihwal Bunda Putri ini seharusnya menindaklanjuti dengan memanggil sosok perempuan yang telah membuat Presiden SBY meradang ini.

Dengan cara ini, publik dapat secara terang apakah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq yang berbohong atau Presiden RI SBY yang berdusta? Wallahu'alam

0 comments:

Post a Comment