Kloningan

Friday, April 10, 2015

The Godfather(5): Perang Para Pemilik Dinasti Kekuasaan Indonesia

Leave a Comment
Jakarta (voa-islam.com) Betapa sekarang terjadi "The Real Battle" (perang yang nyata) antara para pemilik dinasti yang ingin mempertahankan kekuasaannya secara turun-temurun di Indonesia. Mereka saling menyerang dengan berbagai cara yang sengaja ingin menghancurkan lawan-lawan politiknya.
Saling serang diantara para pemilik dinasti kekasuaan ini, semakin terasa menjelang pemilu 2014. Mereka terus melakukan langkah-langkah secara sistematis, bagaimana agar lawan-lawan politiknya hancur. Sekarang seperti antara Golkar dengan SBY, atau SBY dengan Mega.

SBY, layaknya Soeharto yang menggunakan pilar kekuasaannya melalui Golkar, militer dan pengusaha,  selama tiga dekade (tiga puluh tahun), dan berusaha melestarikan kekuasaannya, dan menciptakann dinasti melalui anak-anaknya dan kroninya, tetapi Presiden Soeharto yang berusaha membangun dinasti kekuasaan, gagal karena semua skenario yang dibangun, ibaratnya seperti tumpukkan pasir. Rezim KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) Soeharto itu, berakhir di tahun l998.

Betapa rapinya SBY membangun jaringan dinasti kekuasaan dengan menggunakan Partai Demokrat, jaringan militer, dan pengusaha, selama dua periode, kenyataannya menjelang akhir kekuasaannya, porak-poranda.
Kekuasaan SBY perlahan-lahan seperti puncak gunung es. Meleleh. Di  mana SBY sebagai pemilik dinasti kekuasaan yang berusaha terus melanggengkan kekuasaannya, perlahan-lahan runtuh. Akibat keserakahanan mereka. Seperti mereka menghancurkan dirinya sendiri.

Seperti Soeharto, runtuh karena KKN yang sangat menggerogoti tubuhnya. Jaringan KKN sudah seperti penyakit "cancer"  stadium 4, perlahan-lahan melemahkan tubuh kekuasaan rezim Orde Baru, dan akhirnya dinastsi kekuasaan Soeharto roboh dan mati.
Sisa-sisa dinastinya yang ingin membangun kembali jaringan kekuasaan, seperti melalui anak-anaknya, kroninya, militer, dan pengusaha, tak dapat langgeng. Seperti anaknya Tutut dan Tomy,  berusaha membangun kembali kekuasaannya, berkolaborasi dengan sejumlah jenderal dan  pengusaha, membangun partai politik, dan gagal.

SBY, realitas yang dialami sama dengan Soeharto, dan SBY lebih pendek lagi umur kekuasaannya. Karena konstitusi yang membatasi kekuasaannya.
Sekalipun, pernah ada wacana melakukan amandemen terhadap konstitusi, dan mengembalikan konstitusi seperti di zaman Soeharto, tetapi rakyat dan kekuatan-kekuatan politik lainnya menolak. Selama dua periode SBY berkuasa, ingin membangun politik dinasti melalui keluarga, tetapi kenyataannya tidak bisa berlangsung efektif.

SBY, benar-benar "copy paste" Soeharto, di mana dia menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, anaknya Ibas menjadi Sekjen Partai Demokrat, dan sejumlah keluarganya memiliki posisi strategis, secara  politik, dan bisnis. Istrinya, Ani yang menjadi anak Jenderal Sarwo Edi, sangat berpengaruh.
SBY berbesan dengan Hatta Rajasa, yang menjadi Menko Ekuin. Sementara, sekarang langkah-langkah sedang dipersiapkan menghadapi perubahan politik, di tahun 2014, di mana akan terjadi sirkulasi kekuasaan. SBY akan berakhir kekuasaannya. Siapa yang harus menggantikannya? Ini sekarang sedang menjadi agenda SBY?

Ini akan nampak nanti dari keputusan konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat. Jika yang dimunculkan yaitu Jenderal Edi Pramono, mantan Kasad, ini sudah dapat di simpulkan, memang SBY ingin melanggengkan kekuasaannya. Ingin melanggengkan dinasti kekuasaan melalui keluarganya.

Tetapi, sebelum sampai kepada keputusan menetapkan calon presiden bagi Partai Demokrat, tentu langkah-langkah yang dilakukan SBY, menghancurkan kekuatan-kekuatan politik yang menjadi lawannya.
Demokrat yang sudah luluh-lantak, sejak korupsi yang menghancurkannya, dan terbongkarnya kasus-kasus korupsi yang melibatkan para tokoh dan pemimpin Partai Demokrat, seperti Ketua Umum, Anas Urbaningrum, Wakil ketua, Andi Mallarangeng, Bendahara Umum, Nazarurddin, dan Wakil Sekjen, Engelina Sondakh, dan sejumlah tokoh lainnya, sekarang ini, SBY menghancurkan Golkar yang menjadi lawan politiknya.

Kasus sogok terhadap Akil Mochtar, Chairun Nisa, dan Atut, benar-benar menjadikan Golkar "mimpi buruk" (nightmare), dan menghabiskan harapan rezim dinasti Golkar yang masih bermimpi tentang kekuasaan.
MK (Mahkamah Konstitusi) yang menjadi lambang tertinggi bidang hukum dan pencari keadilan, runtuh dan hancur, akibat kasus sogok, dan menimpa Akil Mochtar. Akil Mochtar, Chairun Nisa, dan Atut dikenal, sebagai orang-orang Golkar.

Seperti serangan yang menggunakan senjata pamungkas (pemusnah massal) yang terjadi di  Suriah, gas sarin, yang digunakan rezim Bashar al-Assad, serangan yang terjadi terhadap Golkar saat ini.
Di mana terbongkarnya kasus sogok terhadap Akil Mochtar, sulit akan dapat menyelamatkan Golkar di tahun 2014. Apalagi, posisi Aburizal Bakri yang berobsesi menjadi presiden, itu seperti mimpi di siang bolong.
Efek damage (kerusakannya) akibat kasus Akil Mochtar, Chairun Nisa, dan Atut itu, sejatinya adalah : "game is over" alias "power game is over" (permainan kekuasaan sudah usai).

Seperti dikatakan oleh Indra J.Piliang, salah satu fungsionaris Golkar, yang menuduh  SBY,  sengaja mengarahkan opini terhadap Golkar,  terkait dengan politik dinasti, Ratu Atut.
Bukan hanya Indra yang  memberikan komentar, tetapi Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakri, Ketua Dewan Pembina Golkar, Akbar Tanjung, mengatakan, bahwa kekuasaan Ratu Atut, sah secara konstitusi, karena ia dipilih melalui pemilu.

Ditangkapnya Akil Mochtar, Chairun Nisa, dan adik Ratu Atut - Wawan, tidak dapat dipungkiri membuat kegelisahan di internal Golkar, terutama dikalangan  elite partai warisan Soeharto. Seperti senja kala yang sedang memyelimut partai itu.
Karena, seperti dikemukakan oleh Indra J.Piliang, Banten menjadi satu-satunya wilayah yang dinasti dan kekuasaan Golkar masih tetap kokoh. Di Jawa, tidakk ada lagi kekuatan dan pengaruh Golkar, kecuali hanya tinggal di Banten.
Akibat kasus Akil Mochtar, Chairun Nisa, dan Ratu Atut, perlahan-lahan, kekuatan Golkar terpereteli dan akan menjadi ringkih. Siapapun tahu, bahwa Pulau Jawa, wilayah yang paling padat penduduknya di Indonesia. Karena, sejak zaman Soeharto, Jawa selalu menjadi perhatian khususnya.

Sesudah Demokrat luluh lantak, skenario yang dihancurkan adalah PKS, dianggap menjadi kekuatan baru, representasi kalangan Islam modern, sekarang PKS, menjadi puing. Akibat belitan sapi, dan berbagai kasus, yang sangat destruktif. PKS tidak diinginkan akan menjadi kekuatan politik masa depan di Indonesia.
Sehingga, banyak kalangan yang sangat skeptis, terhadap masa depan PKS. Seperti dikatakan oleh mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishak, sejatinya dirinya hanya korban, dan sengaja ada keinginan SBY menghancurkan PKS. Karena, menurut Luthfi, PKS tidak mau nurut dengan SBY, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudi Silalahi kepada dirinya.

Tetapi, tak kalah dahsyatnya, serangan yang dilontarkan oleh Luthfi Hasan Ishak, saat berlangsung sidang di Pengadilan Tipikor, Kamis (10/10/2013), di Jakarta. Di mana Luthfi menyebutkan bahwa seorang tokoh yang menggunakan anonim, Bunda Putri, menjadi orang dekatnya SBY. Pernyataannya  Luthfi di depan Pengadilan Tipikor itu, membuat Istana kocar-kacir, dan sampai hari ini, tak dapat menjelaskan siapa Bunda Putri.
Bahkan, Bunda Putri bukan hanya memiliki kedekatan semata, tetapi sampai ke tingkat masalah politik, termasuk adanya rencana reshuffle kabinet. Inilah yang terus menjadi persoalan pelik bagi SBY, dan terus menghantuinya. Berbagai kalangan berspekulasi, siapa sejatinya Bunda Putri itu? Adakah benar teman dekatnya SBY, dan Bunda Puteri itu operatornya Ani Yudhoyono?

Sekarang yang belum dihancurkan tinggal PDIP  dan Megawati. Jika Mega ingin menjadikan Jokowi calon presiden bagi PDIP, ini sebuah langkah politik baru bagi Mega. Setidaknya, Mega akan melakukan "deal" politik dengan kekuatan regional atau multilateral.
Mega kemungkinan akan mencari dukungan politik dari Chinies Overseas (China Perantauan), yang sekarang ini menguasai 80 persen asset ekonomi Indonesia, atau dengan China daratan, yang sekarang posisinya sudah menggantikan Amerika Serikat.

Di kawasan Asia Pasipic sedang terjadi perebutan pengaruh antara China dan Amerika Serikat, dan Indonesia masih tetap penting bagi kepentingan China dan Barat.
Siapapun yang akan menjadi penguasa di Indonesia pasti tidak akan terlepas dari tangan-tangan kepentingan dua raksasa itu. Apakah Mega akan menggandeng Jokowi dengan dukungan China? Sebaliknya, SBY akan terus membangun dinasti kekuasaannya dengan dukungan Amerika? Kita lihat nanti. syh/hh

0 comments:

Post a Comment