Kloningan

Wednesday, April 23, 2014

Hari Ini Jokowi Kampanye Dini ke Lampung

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Yang membaca judul artikel ini pasti bingung, bagaimana bisa Jokowi kampanye di Lampung bila masa kampanye pilpres belum dimulai? Pasti bohong, pasti tidak benar dan pasti salah. Sayangnya jawaban terhadap keraguan tersebut adalah bisa saja, yaitu dengan mengulangi strateginya sebelum deklarasi capres yaitu menunggangi jabatan Gubernur DKI Jakarta untuk melakukan kampanye atau pencitraan di  seluruh Indonesia.

Kita tentu ingat bahwa strategi ini juga pernah digunakan saat Jokowi menggunakan jabatan walikota dan atas biaya APBD Solo datang pencitraan ke Jakarta karena mengincar jabatan gubernur DKI Jakarta. Demikian pula saat dia keliling Indonesia menunggangi peresmian pembukaan cabang Bank DKI di beberapa propinsi di Indonesia tapi memanfaatkan kesempatan untuk kampanye di beberapa universitas seperti USU, yang dilakukan karena dia mengincar jabatan Presiden RI. Begitu juga setelah dia mencapreskan diri, Jokowi bolos kerja bertemu Ridwan Kamil dan sekalian mau kampanye di ITB, untung diusir oleh Mahasiswa ITB.

Sekarang modus operandi yang dilakukan Jokowi ke Lampung juga sama, yaitu mengatasnamakan Gubernur DKI sehingga seperti yang sudah-sudah kampanye Jokowi ini dibiayai APBD. Alasan kepergian Jokowi kali ini adalah meninjau kerja sama di bidang pangan dengan Lampung. Tentu saja ini hanya dalih karena pangan bukan urusan gubernur melainkan tugas pemerintah pusat, dan sebagaimana kata Jokowi, dia tidak mau mengurus kewajiban pemerintah pusat, lantas kenapa sekarang dia mengurus apa yang seharusnya dikerjakan pemerintah pusat? Lagipula dengan semua pekerjaan rumah di Jakarta, untuk apa dia menambah pekerjaan lagi?

Jawabannya tentu saja hanya satu,yaitu "pangan" memang hanya alasan supaya Jokowi bisa pergi ke Lampung padahal sebenarnya sudah lebih dari setahun dia tidak melakukan pekerjaan sebagai Gubernur. Semua ini dengan mudah terbukti melalui daftar kegiatan Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekda DKI Jakarta yang hanya memuat jadwal kegiatan Wakil Gubernur, tetapi pada bagian Gubernur dan Sekda? Kosong melompong. Artinya sudah jelas bahwa dugaan bahwa selama ini hanya Wakil Gubernur Ahok yang bekerja kenyataannya sangat benar.

Lantas apa yang dikerjakan Jokowi? Apalagi kalau bukan pencitraan dan kampanye demi memuluskan jalannya ke kursi kepresidenan Republik Indonesia. Urusan Jakarta? Hanya ucrit-ucrit. Urusan Monorel dan MRT? Hanya ucrit-ucrit. Urusan Waduk Pluit? Hanya ucrit-ucrit. Urusan duplikasi anggaran pendidikan? Hanya ucrit-ucrit. Urusan impor Bus Transjakarta rusak senilai Rp. 1,7trilyun oleh mantan timsesnya, Michael Bimo Putranto? Hanya ucrit-ucrit. Urusan penyerapan APBD yang luar biasa rendah? Hanya ucrit-ucrit. Banjir dan kemacetan? Hanya ucrit-ucrit. Kampanye menjadi presiden, nah ini baru urusan besar bagi Joko Widodo alias Jokowi.

0 comments:

Post a Comment