Kloningan

Friday, April 25, 2014

Jokowi, Bahaya Laten Kebangkitan Orde Lama

Leave a Comment
Berric Dondarrion

"Dalam setiap peristiwa itu, aku selalu turut serta, bahkan turut membayar dengan pengorbanan jiwa beratus-ratus anak buahku yang gugur dalam menjalankan perintahku. Lalu, apa artinya lagi bagi mereka itu kita sebut dan disanjut sebagai Pahlawan Kusuma Negara? Kalau hakikatnya mereka hanya mati konyol belaka akibat permainan dalang-dalang politikus pembawa bencana, yang disertai ancaman maut pada rakyat bangsaku sendiri."

Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodro, halaman 204, terbitan Gramedia.

Demikian curahan hati Jenderal Pranoto, salah satu jenderal angkatan darat yang karirnya berantakan karena peristiwa G30S/PKI. Kalimat di atas menggemakan perasaan ribuan prajurit dan rakyat yang telah mati konyol akibat permainan politikus-politikus yang bertindak sebagai dalang dan menimbulkan bencana di Indonesia melalui permainan wayang yang mereka mainkan. Jenderal Pranoto benar sebab semua bencana di Indonesia dari G30S/PKI sampai berbagai kerusuhan pada era reformasi ada dalangnya.

Di antara semua bencana yang pernah terjadi di Indonesia maka G30S/PKI adalah yang masih sering dibicarakan, begitu banyak teori, dan begitu banyak tertuduh yang menjadi dalang, Siapakah yang menjadi dalang atau pemicu utama penculikan jenderal-jenderal angkatan darat dan tragedi nasional terbesar sepanjang sejarah kemerdekaan negara ini. Jawabannya sebagaimana judul artikel ini adalah Soekarno, Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Motivasi Soekarno menculik dan membunuh enam Jenderal yang masuk klik Ahmad Yani dan AH Nasution adalah karena mengira mereka adalah Dewan Jenderal yang bermaksud mendongkel dirinya dari kursi kepresidenan. Langkah drastis ini karena Soekarno percaya kebenaran Dokumen Gilchrist yang menyebut ada "local army friend" bekerja sama dengan Amerika dan Inggris mendongkel Soekarno sedangkan sebenarnya dokumen ini palsu dan buatan dinas intelijen Cekoslovakia; dan isu Dewan Jenderal yang dilempar oleh BPI dan Soebandrio.

Kita sudah membahas motif, sekarang kita akan membahas bukti. Karena banyaknya bukti maka kita hanya akan membahas beberapa bukti sekedar membuktikan keterlibatan Soekarno yang sangat kental dalam G30S/PKI.

Bukti pertama, Pidato Soekarno pada Musyawarah Nasional Teknik di Istana Olahraga Senayan, Jakarta, 30 September 1965 yang juga dihadiri Letkol Untung dan DN Aidit. Jam 11 malam, menjelang akhir pidatonya, Soekarno mengutip Mahabarata untuk menyampaikan pesan yang pada intinya meneguhkan perasaan ragu dari orang yang harus membunuh saudaranya sendiri, membunuh kawan lamanya sendiri, membunuh gurunya sendiri dan membunuh saudaranya sendiri, yaitu karena perbuatan tersebut adalah tugas ksatria dan kewajiban ksatria yaitu berjuang, menyelamatkan dan mempertahankan tanah air tanpa hitung-hitung untung atau rugi apa yang nanti terjadi pada kita.

Tiga jam kemudian Letkol Untung dan DN Aidit melaksanakan operasi penculikan dan pembunuhan jenderal-jenderal yang dituduh Dewan Jenderal. Dengan kata lain pidato Soekarno beberapa jam sebelumnya adalah untuk meneguhkan perasaan Letkol Untung dan pasukannya untuk tega membunuh teman-teman seperjuangan sendiri karena hal tersebut adalah tugas dan kewajiban yang diberikan oleh Panglima Tertinggi.

Bukti Kedua, Kesaksian Panglima Angkatan Udara Omar Dhani bulan Desember 1966 di depan Mahmilub, bahwa dia melaporkan gerakan anak muda angkatan darat kepada Soekarno pada tanggal 28 September 1965 dan Soekarno mengatakan bahwa dia sudah mengetahui hal tersebut.

Kesaksian Omar Dhani ini menghancurkan seluruh kekuatan yang dibangun oleh Soekarno sekaligus mematahkan semangat pendukung Soekarno dan menjadi bahan propaganda utama dari para anti Soekarno untuk mendongkel Soekarno. Tiga bulan setelah kesaksian Omar Dhani tersebut, MPRS memecat Soekarno.

Bukti ketiga, Kesaksian ajudan pribadi Soekarno, Letkol (KKO) Bambang Widjanarko bahwa Soekarno pernah bertanya kepada Untung tentang kesiapan dirinya mengganyang Dewan Jenderal, dan setelah itu memberi perintah untuk memulai persiapan. Ini adalah awal mula G30S/PKI.

Selain itu Widjanarko juga pernah menyaksikan bahwa Sudirgo pada akhir September menyerahkan laporan kepada Soekarno tentang jenderal-jendral yang tidak loyal (dewan jenderal).

Bukti keempat, DI Panjaitan menangkap basah penyelundupan senjata Chung (yang digunakan pasukan G30S/PKI) oleh Suswondo Budiardjo, anggota CC PKI dan disembunyikan sebagai bahan bangunan untuk pembangunan Conefo Center (alternatif PBB, salah satu proyek mercusuar Soekarno.

Bukti kelima, dokumen Otokritik kegagalan operasi G30S yang ditulis Brigjend Soepardjo, pemimpin G30S/PKI bahwa sebelum berita bergabungnya Nasution-Harto sampai ke telinga mereka, Soekarno mendukung penuh gerakan G30S.

Berdasarkan bukti-bukti di atas sudah cukup membuktikan bahwa Soekarno adalah dalang G30S/PKI. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa anak Soekarno, Megawati dan PDIP, partai penerus ajaran Soekarno adalah dalang dari hampir semua bencana di Indonesia sejak akhir masa Orde Baru sampai reformasi, contoh: Peristiwa 27 Juli 1996 didalangi Megawati dan Benny Moerdani untuk menaikan nama Mega sebagai penantang Soeharto; berbagai kerusuhan rasial di masa Gus Dur didalangi Megawati dan Hendropriyono untuk menggoyang kursi Gus Dur, dan lain-lain.

Sekarang, pertanyaannya apakah kita masih mau dipimpin dalang segala bencana Indonesia ini? Kebangkitan PDIP berarti kita kembali ke era Orde Lama yaitu masa-masa dipenuhi berbagai retorika politik dan inkompetensi di bidang pembangunan maupun ekonomi. Soekarno dan Megawati sudah membuktikan bahwa bintang sial Indonesia adalah Trah Soekarno; dan PKI, di mana PDIP adalah perwujudan dari kebangkitan kembali Trah Soekarno dan komunisme.

Apakah anda mau kembali makan tikus karena harga sembako membumbung tinggi tidak terjangkau pendapatan anda? Pilih Jokowi yang membawa barisan Orde Lama.

Apakah anda mau ekonomi dan sawah Indonesia hancur karena tidak diurus oleh negara sehingga kita tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri? Pilih Jokowi dengan barisan Orde Lama.

Apakah anda mau komunisme bangkit kembali di Indonesia dan membawa kehancuran sebagaimana komunisme menghancurkan rakyat Uni Soviet dan RRC pada masa Mao Tzedong? Pilih Jokowi yang membawa barisan komunis di belakangnya.

Apakah anda mau Indonesia menjadi negara terbelakang dalam segala bidang karena menjadikan politik sebagai panglima? Pilih Jokowi yang membawa barisan Orde Lama.

0 comments:

Post a Comment