Kloningan

Sunday, April 27, 2014

Jokowi Kritik Ketahanan Pangan?

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Di antara semua capres dan pemimpin daerah di Indonesia yang pernah ada sampai yang akan ada tampaknya tidak ada yang urat malunya putus selain Joko Widodo alias Jokowi, capres PDIP yang sedang menghadapi pilpres mendatang. Bukti urat malu Jokowi sudah putus adalah fakta bahwa minggu ini dia melakukan tiga pencitraan atau kampanye terselubung, pertama di Lampung; kedua di Pasar Senen; dan ketiga di Bogor.

Karena Jokowi sangat menyukai hal-hal simbolis maka dapat dipastikan kedatangannya ke Lampung untuk mengurus distribusi ayam dan ke Bogor untuk memanen padi adalah simbolis bahwa dirinya pemimpin yang memperhatikan ketahanan pangan. Benar saja hari ini Jokowi melontarkan kritik tentang ketahanan pangan di Indonesia.

Pertanyaan yang adil tentu saja apakah Jokowi sudah memiliki cukup prestasi sehingga kita layak mendengar kritikannya tentang ketahanan pangan? Membangun ketahanan pangan memang tidak mudah, Orde Baru saja membutuhkan hampir dua puluh tahun hingga bisa berswasembada pangan dari sebelumnya defisit pangan pada saat Orde Lama.

Di Solo misalnya, pada saat Jokowi berangkat ke Jakarta untuk dilantik menjadi gubernur ternyata 22% atau 190ribu Wong Solo miskin  dan angka ini meningkat tajam sejak tahun 2010 yang hanya 125ribu, artinya Jokowi sukses memiskinkan warga Solo dan tidak memperbaiki nasib mereka. Demikian pula selama 1,5 tahun pemerintahannya d Jakarta, Jokowi Effect sukses meningkatkan rakyat miskin di Jakarta sebanyak 2%. Terlihat kecil tapi menunjukan trend kemiskinan akan meningkat di bawah kepemimpinan Jokowi yang pasti meningkat. Kayak gini masih percaya bisa urus ketahanan pangan?

Belum lagi faktanya ditemukan ada 18ribu mata anggaran ganda senilai Rp. 1,8trilyun pada APBD 2014, ini tentu hal serius karena berarti Jolowi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemprov DKI tidak serius dalam membuat detail mata anggaran, dan memang setiap kali membahas anggaran Jokowi selalu berdalih "pusing karena mata anggaran APBD terlalu banyak." Bahkan konyolnya Jokowi tidak tahu ada anggaran untuk pembebasan lahan Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M yang sudah selesai! Baru APBD saja sudah pusing bagaimana APBN?  Kayak gini percaya bisa urus ketahanan pangan?

Di atas hanya contoh, bila keburukan manajemen ala Jokowi dibedah semua secara detail maka kita bisa membuat buku tentang manajemen buruk yang tidak boleh ditiru oleh siapapun. Model kayak gini mau jadi presiden dan urus ketahanan pangan? Yang ada di tangan Jokowi seluruh ketahanan pangan yang sudah ada tambah hancur dan rakyat tambah miskin.

0 comments:

Post a Comment