Kloningan

Saturday, April 26, 2014

Jokowi, Ini Wujud Asli Amerika

Leave a Comment
Berric Dondarrion

"Western governments were ready to exploit and popularise the hatred of the Japanese. The Germans were a bit 'like us' - if deceived by an evil doctrine - but 'there was no such thing as a good Japanese; Washington legislated to intern Japanese Americans, though not German or Italian ones, 'giving official imprimatur to the designation of the Japanese as a racial enemy'.

Nor did Allied leaders attempt to distinguish the Japanese armed forces from the Japanese people, and easily conflated the loathing of the military regime with a general contempt for the race. Roosevelt himself was not above making crude racist jokes about the Japanese, and commissioned a study of the 'scientific' evidence of the inferiority of the 'Asiatic' races and the effects of racial crossing, in which Smithsonian Professor Hrdlicka remarked that the Japenese were 'utterly egotistic, tricky and ruthless'. Churchill, a grand old white supremacist, wanted those 'yellow dwarf slaves' dead in great numbers, as soon as possible; he never forgave them for humiliating Britain at Singapore. Australia's Labor government outdid them all, introducing a formal policy of racial hatred as an instrument of war, which broadcast advertisements that ended, 'We always did despise them anyhow'..."- Paul Ham, Hiroshima Nagasaki, The Real Story of the Atomic Bombings and Their Aftermath, Transworld Publisher halaman 14 - 15.

Tidak ada situasi yang lebih menggambarkan karakter rasis bangsa Eropa/kulit putih dalam menilai bangsa lain selain Perang Dunia Kedua yaitu perang antara Amerika dan sekutunya ("Sekutu") yang bersatu dengan Uni Soviet untuk melawan German dan Italia, kedua sesama bangsa Eropa di European Theater; dan perang di Pacific Theater antara Amerika dan Inggris melawan Kekaisaran Jepang ("Dai Nippon").

Seperti digambarkan dengan tepat oleh Paul Ham sebagaimana dikutip di atas bahwa Pemerintah dan tentara negara-negara Sekutu masih melihat tentara Jerman sebagai manusia, hanya saja manusia yang menjadi korban propaganda [Nazi], akan tetapi mereka melihat Jepang dengan kebencian rasial sebagai bangsa Asia yang sub-manusia atau lebih rendah daripada manusia; dan inferior dari bangsa Eropa/kulit putih sebab hanya bangsa Eropa yang manusia, di luar itu seperti bangsa India, bangsa Indian, bangsa Negro, bangsa Asia hanya sub-manusia yang statusnya berada di bawah bangsa Eropa. Berdasarkan prasangka rasial ini menyebabkan Amerika bahkan bertindak lebih jauh dengan menahan seluruh penduduk Amerika keturunan Jepang tapi tidak melakukan hal yang sama kepada penduduk Amerika keturunan Italia atau keturunan Jerman.

Alasan lain negara Sekutu membenci Jepang sampai sebesar itu melebihi bangsa Jerman yang sebenarnya menjajah hampir seluruh Eropa Barat adalah karena Jepang, bangsa inferior, bangsa rendahan yang sub-manusia ini berhasil mengalahkan bangsa-bangsa Eropa seperti kekalahan Rusia pada perang tahun 1904-1905; kehancuran Angkatan Laut Baltik milik Kekaisaran Rusia; kekalahan Inggris di Singapura; kekalahan Amerika di Pearl Harbor dan Filipina; kekalahan Belanda di Indonesia dan lain sebagainya. Alasan rasial inilah yang menyebabkan Jepang menjadi sasaran uji coba dua bom Atom yang dijatuhkan di dua kota besar Hiroshima dan Nagasaki dan bukan di Jerman.

Keputusan menjatuhkan bom di Jepang diambil dalam pertemuan di Yalta, Crimea antara tiga negara superpower waktu itu yaitu Amerika, Inggris dan Uni Soviet yang diwakili oleh Roosevelt; Churchill dan Stalin. Dalam hal keputusan menjatuhkan bom atom tersebut diambil hanya oleh Roosevelt dan Churchill sebab waktu itu mereka merahasiakan dari Stalin tentang keberadaan bom Atom dan membuat keputusan bahwa teknologi bom Atom hanya boleh dimiliki oleh Anglo-Amerika dan bukan bangsa lain.

Kebencian rasial Amerika dan sekutunya kepada Jepang membuat mereka sebenarnya mau meluluhlantakan Jepang bersama rakyatnya, dan bila saja mereka tidak berhasil menyadap berbagai telegram dari Jepang kepada Uni Soviet yang meminta bantuan dan intervensi maka dapat dipastikan Jenderal McArthur, penguasa Jepang yang telah menyerah pasca dibom, maka Kaisar Hirohito akan digantung. Ketakutan Jepang menjadi komunis bila mereka mendesak rakyat Jepang lebih jauh inilah yang menyebabkan Amerika jadi merangkul Jepang ketimbang menghancurkan masyarakat Jepang seperti rencana semula.

Perlu dicatat bahwa pada saat perang dunia kedua Jepang memang melakukan berbagai kekejaman perang, namun kekejaman itu bukan berdasarkan kebencian rasial, melainkan dipandang sebagai kebijakan untuk memenangkan perang. Hal ini berbeda dengan sudut pandang Amerika dan sekutunya yang melihat dirinya sebagai superior melawan bangsa Asia yang inferior dan sub-manusia dan karena itu Jepang harus dihancurkan. Bahkan setelah Amerika menang perang sekalipun mereka membiarkan para korban bom Atom yang masih hidup untuk menderita akibat terpapar radiasi bom padahal Amerika memiliki cara mengurangi dan menghilangkan gejala radiasi pada rakyat sipil Jepang.

Amerika membenci militerisme Jepang, namun mereka lupa bahwa penyebab Jepang menjadi negara militer adalah karena tahun 1853 Commodore Perry atas perintah presiden Amerika menembak Jepang untuk memaksa mereka berdagang dengan Amerika. Sebuah tindakan yang mempermalukan Jepang sehingga untuk mencegah hal tersebut keshogunan yang berkuasa saat itu, Shogun Tokugawa mulai mempelajari teknologi barat dan membangun militer yang kuat dengan prinsip "fukoku kyohei atau memperkaya negara, memperkuat militer".

Dengan mengerti pemikiran Amerika dan bangsa Eropa lain bahwa bangsa selain mereka adalah inferior dan sub-manusia yang bisa dimanfaatkan oleh mereka sebagai bangsa superior inilah kita bisa membaca semua kebijakan Amerika dan Uni Eropa termasuk Australia terhadap Asia dan khususnya Indonesia.

Tahu mengapa Amerika dan sekutunya tega menginvasi Irak dan Afganistan? Kenapa tidak? Keduanya hanya negara yang diisi bangsa inferior sub-manusia.

Tahu mengapa Amerika bisa dengan bebas mendukung kenaikan Mursi yang sipil dan kemudian sekarang mendukung kekuasaan Jenderal Al-Sisi yang militer padahal Amerika dan sekutunya sering berkaok-kaok tentang "supremasi sipil"? kenapa tidak? Mesir hanya negara bangsa inferior dan Mursi si sub-manusia berani menganggu Israel, sekutu Amerika.

Tahu mengapa Australia tidak peduli dengan kedaulatan Indonesia sehingga Kapal Perang mereka melenggang masuk ke perairan Indonesia tanpa permisi hingga mencapai 28 kilometer dari Pangandaran? Mengapa tidak? memang bangsa Indonesia yang inferior itu bisa apa? Memang bangsa Indonesia dengan presiden boneka Amerika seperti SBY berani konfrontasi dengan bangsa superior seperti Australia?

Tahu mengapa Australia tidak malu menanam alat penyadap di gedung yang dibangun oleh NGO Australia untuk menyadap kegiatan Pemerintah Pusat Timor Leste? Mengapa tidak, rakyat Timor Leste hanya bangsa inferior sub-manusia, memang bisa apa melawan Australia yang terdiri dari bangsa Eropa yang superior?

Tahu mengapa Uni Eropa menerima delegasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Kontras dengan Haris Azhar dan lain-lain untuk mendengar keluhan keduanya tentang Indonesia? Mengapa tidak? Kelompok bangsa inferior memang harus melayani tuan imperialis mereka dengan sebaik-baiknya termasuk melaporkan kegiatan sesama bangsa inferior mereka yang dapat menguntungkan bangsa Eropa yang superior dalam menjajah Indonesia.

Tahu mengapa Amerika dan sekutunya berani menyatakan secara terbuka dukungan kepada Jokowi seraya menyatakan penolakan mereka terhadap Prabowo seandaipun Prabowo nantinya terpilih secara demokratis? Mengapa tidak? Suara rakyat Indonesia yang sub-manusia dan inferior wajib hukumnya mengikuti perintah bangsa yang superior yang mengenalkan bangsa sub-manusia seperti Indonesia kepada berbagai paham-paham seperti demokrasi dan HAM.

Tahu mengapa Freeport dan Newmont berani menolak negosiasi dengan Pemerintah Indonesia sehubungan dengan smelter? Kenapa tidak? Keduanya adalah perusahaan milik bangsa yang superior, bangsa inferior tidak pantas bernegosiasi dengan mereka dalam posisi sejajar. Bangsa inferior sub-manusia kok berani bertingkah macam-macam.

Tahu mengapa Eropa Barat, Australia dan Inggris berani mendukung kemerdekaan Papua Barat? Kenapa tidak? Bangsa Papua dan Bangsa Indonesia adalah bangsa inferior sub-manusia, bila bangsa superior seperti Eropa mau Papua merdeka, memang apa yang bisa dilakukan Indonesia yang masuk G-20 karena menjilat Amerika?

Tahu mengapa Bangsa Eropa menggenosida Indian, Aborigin, India, China, Indonesia dan menjajah tanah mereka selama ratusan tahun? Mengapa tidak, tanah bangsa inferior memang harus diduduki oleh bangsa superior untuk kepentingan bangsa superior ini karena bangsa inferior tidak akan bisa mengoptimalisasi keunggulan mereka.

Bila anda semua memiliki rasa cinta tanah air dan masih menganggap diri anda patriot, maka tolak Jokowi, boneka imperialis itu. Kedaulatan bangsa ini di tangan anda, jangan biarkan kuku kaum penjajah terus menancap di Indonesia. Oh iya, apakah anda tahu bahwa piagam deklarasi hak asasi manusia disusun oleh Eleanor Rosevelt, yang suaminya sering membuat lelucon rasial tentang bangsa asia?

0 comments:

Post a Comment