Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati (41)

Leave a Comment
Simbol Mata itu berasal dari kepercayaan paganisme Mesir Kuno yang pada awalnya dipercaya oleh mereka sebagai ‘Mata Tuhan’ (Lucifer) yang mengawasi Musa setiap waktu ketika dia memimpin Bani Israil keluar dari tanah Mesir dan menyelamatkan mereka dengan kekuatan tangannya. Ini merupakan Mata Dewa Horus—Dewa Matahari.
Secara harfiah, simbol mata ini diyakini oleh orang-orang Mesir penyembah dewa-dewa sebagai mata yang maha kuasa, yang memancarkan cahayanya yang kuat dan hebat, untuk menerangi jalan mereka menuju kebesarannya. Agama bangsa Mesir kuno sarat dengan kepercayaan pada cahaya Tuhan.
Beberapa pendapat para ahli mengenai simbol mata antara lain, “Siapa pun yang membaca Kitab Injil akan mendapati bahwa mata dan cahaya juga banyak diadopsi oleh Kristen. Simbol itu sesungguhnya merupakan simbol para Mason yang memiliki banyak makna bagi mereka. Ini adalah Horus dan sesungguhnya wajib dikutuk, sebab Horus adalah ajarannya Lucifer, Sang iblis. (Former Satanist, William Schnoebelen, “Masonry: Beyond The Light”, hal. 197).
Pendapat lainnya, “Bukti bahwa Lucifer merupakan Tuhan dari para Mason bisa dilihat dari tulisan yang berasal dari mereka sendiri. Albert Pike yang menulis “Moral dan Dogma” menyatakan bahwa Lucifer adalah Sang Cahaya Pembimbing (hal.321, teachings of the 19th Degree), dan Malaikat Cahaya (hal. 567, teachings of the 26th Degree). Penulis Mason lainnya, Manly P. Hall, berkata bahwa para Mason juga mempelajari berbagai keterampilan tangan dan meyakini bahwa hal tersebut sepenuhnya dibimbing oleh tangan Lucifer” (The Lost Keys to Freemasonry, Macoy Publishing and Masonic Supply Co, 1979, hal. 48)
Freemasonry menempatkan Mata Horus ini di atas piramida. Piramida ini juga sebuah simbol dari Satanisme yang memiliki arti Trinitas yang terdiri dari: Iblis, Anti-Christ, dan Nabi Palsu. Mereka menggunakan bentuk segi tiga sama sisi secara konstan. Simbol ini sesungguhnya bentuk dari pemanggilan Euclid. Simbol piramida dengan Mata Horus di atasnya memiliki arti sebagai pengawasan dari Mata Horus meliputi seluruh aktivitas dan pemikiran para Mason.
Dalam sejarah, simbol All-Seeing Eye dengan piramida ini di tahun 1776 diambil oleh gerakan Iluminati (Robert Hieronimus, Ph.D, America’s Secret Destiny, White Magic Book, p.59). Di tahun 1789, sebuah pertemuan rahasia digelar para anggota Kongres Konstitusi Amerika yang juga anggota Freemason dan menyetujui dipakainya simbol tersebut sebagai salah satu simbol kenegaraan Amerika (Seal of States).
Yang juga harus diperhatikan, simbol ‘All Seing Eye’ yang tertera di lembaran satu dollar AS, jika kita tarik garis yang membentuk Bintang David (Hexagram), maka ujung-ujung garis tersebut akan menuju ke huruf-huruf tertentu yang jika dirangkaikan akan membentuk satu kata “MASON”. Dalam simbol-simbol Masonik dan Yahudi lainnya, kita akan banyak menemui anagram-anagram atau kode-kode tersembunyi di dalamnya, bagai Robert Langdon dan Sophie Neveu di dalam ‘The Da Vinci Code’ yang harus beraksi memecahkan hal-hal seperti ini.
STAR OF DAVID
Star of David atau Bintang David ini juga merupakan simbol Mason dan Yahudi yang amat popular. Di Indonesia, simbol ini juga dipakai dalam produk minuman suplemen M150, Debindo, Permen Goliath, dan lain-lain. Lencana sheriff yang lazim dipakai di Amerika dan kini menyebar ke seluruh dunia, termasuk yang dalam bentuk mainan anak-anak, juga berbentuk Bintang David. Bendera Israel pun berbentuk ini.
Simbol ini sebenarnya berasal dari dua buah segitiga sama sisi yang diletakkan terbalik dan saling berhimpitan. Ini juga simbol tradisional Yahudi. Simbol ini berasal dari Nabi Sulaiman yang pertama kali menggunakannya sebagai cap kenabian. Awalnya ini adalah cap seorang nabi, symbol suci, namun oleh bangsa Yahudi, konsepnya menjadi beda.
Mereka tidak lagi menganggap Bintang David ini sebagai simbol Nabi Sulaiman, namun sebagai simbol paganisme bangsa Mesir Kuno. Sebuah artikel pada Mimar Sinan yang bertajuk “Alegori dan Simbol-Simbol di Dalam Ritual Kita” menceritakan sejumlah fakta menarik tentang hal ini:
“Sebuah segitiga sama sisi dengan tiga ujung yang sama jaraknya satu sama lain menunjukkan bahwa nilai-nilai ini sama. Simbol yang diadopsi oleh kaum Mason ini dikenal sebagai Bintang David. Simbol ini merupakan sebuah segi enam yang terbentuk dari peletakan sebuah segitiga sama sisi terbalik di atas segitiga sama sisi lain. Sebenarnya, asal usul simbol ini adalah dari Mesir Kuno.
Emblem ini pertama kali diciptakan oleh para Templar yang mulai digunakan sebagai simbolisme pada dekorasi dinding di gereja-gereja mereka (Gereja Yohanes Pembaptis atau Gereja Magdalena, atau mungkin juga di Gereja Yesus sebagai kamuflase). Ini karena merekalah yang pertama kali menemukannya di Yerusalem,  beberapa fakta penting tentang agama Kristen.
Setelah para Templar disingkirkan, simbol ini mulai digunakan di sinagog-sinagog. Namun di dalam Masonry, pengertian simbol ini bersifat universal sebagaimana pada masa Mesir Kuno. Jika Anda hapus dasar dari kedua segitiga sama sisi, Anda akan menemukan simbol aneh yang sangat Anda kenal, yakni symbol Freemasonry: Dua jangka berhimpitan bertolak belakang.
Harun Yahya yang juga meneliti aneka simbol Masonik menyatakan bahwa sebenarnya kita harus menafsirkan semua simbol Masonik yang berhubungan dengan Kuil Sulaiman dengan cara ini. Sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran, Sulaiman adalah seorang nabi yang hendak difitnah oleh sebagian orang dan ditampakkan seakan-akan tidak bertuhan.
Di dalam ayat Al Quran, Allah berfirman: “Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir)….” (QS. Al Baqarah, 2:102).
Kaum Mason mengambil gagasan yang secara keliru dinisbahkan kepada Nabi Sulaiman ini, dengan menganggapnya sebagai wakil dari kepercayaan pagan Mesir Kuno. Oleh karena itu, mereka memberinya tempat penting di dalam doktrin mereka.
Di dalam buku The Occult Conspiracy, sejarawan Amerika Michael Howard menyebutkan, semenjak Abad Pertengahan, Sulaiman telah dianggap sebagai ahli sihir dan seorang yang memperkenalkan sejumlah gagasan pagan ke dalam Yahudiisme. Howard menjelaskan bahwa kaum Mason menganggap Kuil Sulaiman sebagai “kuil pagan”, dan karenanya menjadi amat penting. “Gambaran palsu yang dibuat-buat atas Nabi Sulaiman, seorang abdi Allah yang saleh dan taat, menunjukkan asal usul sejati Masonry,” demikian Harun Yahya.
Dalam sejarah, lambang Bintang David ini selalu dipergunakan dalam acara ritual-ritual pemanggilan setan dan sihir. Bintang David atau Heksagram (Hexagram) ini dipercya mengandung pengaruh magis karena menyimbolkan angka 666 ganda. Istilah ‘tohex’ dalam bahasa Inggris yang berarti mengguna-guna atau mengutuk datang dari praktek ini.
JANGKA DAN SIKU-SIKU
Di antara simbol Masonry yang paling dikenal adalah sebuah jangka yang menangkupi siku-siku. Simbol ini mewakili konsep sains, keteraturan geometric, pemikiran rasional, dan juga dialektika kehidupan yakni konsep maskulinitas-Feminitas atau Yin-Yang. Di antara makna tersebut, simbol ini bagi kaum Mason lebih khusus diartikan sebagai symbol hemaproditik. Di dalam bukunya, Morals and Dogmas, salah seorang tokoh Mason bernama Albert Pike menulis tentang jangka dan siku-siku: “Siku-siku… adalah suatu simbol yang alamiah dan tepat dari bumi ini…. Figur hemaproditik adalah simbol dari alam ganda yang sejak dahulu diberikan kepada Dewa, sebagaimana Pembangkit dan Penghasil, sebagaimana Brahma dan Maya bagi bangsa Arya, Osiris dan Isis bagi bangsa Mesir. Sebagaimana Matahari adalah pria, maka Bulan adalah wanita.”
Ini berarti, simbol dari paganisme Arya dan berawal sejak zaman Mesir Kuno atau sebelum kedatangan agama Kristen. Bulan dan matahari pada bagian yang dikutip dari Pike, juga merupakan simbol-simbol penting pada loge Masonik, sebuah refleksi keyakinan yang salah dari masyarakat pagan kuno yang menyembah bulan dan matahari.
Simbol jangka dan siku-siku ini merupakan sebuah simbol yang kini paling baku bagi organisasi Freemasonry. Sering para Mason memakai cincin atau medallion yang bertatahkan simbol jangka dan siku-siku, sebuah alat-alat tukang batu yang berguna untuk merancang sesuatu bangunan.
(Bersambung/Rizki Ridyasmara)

0 comments:

Post a Comment