Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati (34)

Leave a Comment
Rosslyn sendiri dalam bahasa Gaelik memiliki arti sebagai “Pengetahuan kuno yang diwariskan dari generasi ke generasi”, secara kebetulan atau tidak memiliki arti yang nyaris mirip dengan Kabbalah yakni ‘Pengetahuan Rahasia kuno yang diturunkan secara turun-temurun lewat lisan’.
Dan Brown, penulis The Da Vinci Code, mencoba untuk menilai istilah ini dari sudut pandang berbeda, sudut pandang simbology yang jika diartikan dalam bahasa Inggris, maka ‘ROSSLYN’ bisa dipisahkan menjadi dua kata yaitu ‘ROSS’ (yang bila diucapkan tiada berbeda dengan kata ‘Rose’ atau Bunga Mawar) dan ‘LYN’ (yang diucapkan juga tidak banyak berbeda dengan ‘Line’ atau Garis). Jadi, menurut Dan Brown, ‘ROSSLYN’ bisa pula diartikan sebagai GARIS MAWAR.
ROSS LYN = ROSE + LINE
(GARIS MAWAR = GARIS MAGDALENA)
Siapa MAWAR? Tiada lain adalah Marie Magdalena. Dalam keyakinan paganisme kuno, bunga mawar memiliki arti istimewa yang sering dinisbahkan sebagai sosok perempuan. Dan tampaknya bukan suatu kebetulan belaka jika langit-langit Kapel Rosslyn dipenuhi ornamen bunga mawar. Jika Brown benar, maka ROSSLYN berarti GARIS MAWAR, atau GARIS KETURUNAN MARIA MAGDALENA. Apakah dengan demikian Kapel Rosslyn menyimpan sesuatu yang dipercaya sebagai rahasia dari Marie Magdalena atau The Holy Grail sendiri? Bisa jadi.
The Da Vinci Project : Seeking The Truth menulis, “…sulit dipercaya kalau Rosslyn hanyalah sebuah kapel keluarga sederhana. Bagi beberapa orang, ini adalah tempat peritirahatan Cawan Suci (The Holy Grail). Bahkan dalam edisi film dokumenternya, The Da Vinci Code: Seeking The Truth yang sesungguhnya condong berpihak ke Vatikan membuat satu gambar bahwa di salah satu tiang di dalamRosslyn Chapel ini menyimpan sebuah peti kecil yang di dalamnya terdapat The Holy Grail.
Ukiran yang terdapat pada batu-batu yang menyusun kapel ini juga dipenuhi dengan bentuk lidah buaya dan jagung. Pilihan ornamen ini saja sudah akan dianggap aneh jika kapel ini diperuntukkan bagi keluarga. Lalu yang juga menarik, pada tahun 1446 saat pembangunan kapel ini dilakukan, kedua jenis tumbuhan tersebut—lidah buaya dan jagung—belum ada di daratan Eropa.
Apakah dengan ini memiliki arti bahwa arsitek dan para pekerja yang membangun kapel tersebut telah atau pernah berkelana keluar dari Eropa, menjelajah Amerika misalnya sebelum Colombus ‘menemukannya’? Apakah saat dikejar-kejar Phillipe dan Paus Clement, para Templar tidak saja menuju Skotlandia namun ada pula yang berlayar mengarungi Samudera Atlantik dan mendarat di Amerika?
Apakah mereka, para Templar ini mendarat di sebuah wilayah di daratan Amerika yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya kota Washington DC yang saat didirikan memang didedikasikan sebagai kota yang dipenuhi dengan simbol-simbol Mason. Hal ini akan kita bahas dalam bagian lain. Lalu apakah para Templar ini membawa serta harta-harta karun mereka berlayar ke Amerika dan menyimpannya di suatu tempat di sana seperti yang terlihat dalam film National Treasure?
Salah satu misteri Rosslyn Chapel yang paling kontroversial hingga saat ini adalah “Tiang Murid”. Kisah pembangunannya merujuk kepada Kuil Sulaiman dengan legenda Hiram Abiff, seorang arsitek dan tukang batu yang telah membunuh muridnya sendiri karena lebih pandai melebihi dia.
Pada tiang tersebut, ada gambaran tentang Pohon Kehidupan alkitabiah yang begitu anggun. Namun entah mengapa pohon itu terkontaminasi dengan keberadaan pagan berbentuk naga. Mulut naga itu digambarkan mengeluarkan akar merambat yang mengitari sepanjang tubuh mereka. Beberapa pihak menganggap gambaran ini ada kaitannya dengan mitologi bangsa Nordic, di mana seekor naga menggerogoti akar Yggdrasil, pohon kosmis raksasa yang menopang alam semesta. Namun peneliti lainnya menduga bahwa lambang ini sesungguhnya suatu petunjuk bahwa di dalam tiang itu ada disembunyikan sebuah peti yang berisi The Holy Grail, Cawan Suci, yang digunakan Yesus dalam perjamuan terakhir dan kemudian digunakan untuk menampung darahnya.[1]
Keseluruhan ornamen dan arsitektur Kapel Rosslynn sama sekali tidak ada hubungannya dengan kekristenan. Kapel ini malah sangat mirip dengan kuil-kuil kuno di Babylonia yang dipersembahkan  kepada Dewi Isthar dan puteranya yang telah dibangkitkan, Tammuz.
Di Skotlandia, para Mason ini telah berkembang sedemikian rupa hingga telah masuk jauh ke dalam istana. Kapel Rosslyn telah dislesaikan pembangunannya pada tahun 1450, dan 400 tahun kemudian para Mason bisa hidup dengan relatuf tenang dan tetap bergerak melanjutkan cita-cita para leluhurnya, dan tentu saja, menjaga rahasia yang telah dipegangnya berabad-abad lamanya.
Sejarah dunia tidak mencatat secara rinci apa saja yang telah diperbuat para Mason di Skotlandia usai mendirikan Kapel Rosslyn. Apakah mereka tetap tinggal dan mengkonsolidasikan gerakannya di Skotlandia? Ataukah mereka kembali membangunkan sel-selnya di seluruh Eropa yang sempat tiarap dan berpura-pura mati akibat pengejaran yang dilakukan Phillipe le Bel dan Paus Clement V? Apakah mereka tetap aktif berhubungan secara penuh kerahasiaan walau gereja terus mencari mereka? Ini semua merupakan masa-masa yang penuh kabut.
Tahun 1522, para Templar dan anak-anak penerusnya, yakni Ksatria Teutonik, dengan tegas dan berani menyatakan sikapnya yang tidak lagi mendukung Tahta Suci Vatikan dan berpihak pada pemberontakan umat Kristen yang saat itu dituduh pelaku bid’ah bernama Martin Luther.
SURAT DARI KONSTANTINOPEL
Awalnya adalah di Yerusalem, sebuah wilayah tempat turunnya para nabi, lalu berkumpul di Perancis, dan setelah ditumpas oleh Phillipe dan Paus Clement V, mereka menyebar di Eropa dengan dua wilayah yang dijadikan basis: Skotlandia yang kemudian bersatu dengan Kerajaan Inggris dan satunya lagi masih bergerak di Perancis.
Dalam persembunyiannya di Skotlandia, para Mason berhasil diterima oleh kalangan istana. Sedangkan di Perancis, penerus Templar ini membangun komunitas merdeka di daerah Selatan, di daerah Pyrennes yang sunyi. Di daerah Provence, Perancis, para Mason diduga kuat menjadikan daerah ini sebagai pusat kegiatan Kabbalisme yang paling terkemuka di Eropa. Jika di daerah-daerah lain tradisi Kabbalah hanya diturunkan secara lisan, maka di Provence, tradisi Kabbalah dibukukan dan dijadikan pegangan para Kabbalis.
Penumpasan Templar di Perancis menyebabkan orang-orang Katolik Perancis membenci komunitas Yahudi yang tinggal di sana. Mereka bergerak secara sendiri-sendiri maupun diorganisir dari Gereja dan juga kerajaan menyerang orang-orang Yahudi Perancis. Banyak ancaman atau surat kaleng yang menyatakan bahwa sinagog kaum Yahudi akan diserang atau dibakar. Orang-orang Yahudi tersebut juga mendapat tekanan untuk meninggalkan keyakinan mereka dan dibaptis menjadi seorang Kristen yang taat sebagai bentuk penghapusan dosa-dosa mereka. Akibatnya banyak keluarga Yahudi Perancis yang meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat tinggal dan lingkungan yang relatif lebih aman.
Suasana yang mencekam ini membuat Rabi Shamur yang tinggal di kota Arles, Perancis, menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Kaum Yahudi di Istambul. Dalam suratnya, Rabi Shamur meminta nasehat dan masukkan berkenaan dengan situasi dan kondisi yang dialami komunitas Yahudi di Perancis yang terus-menerus ditindas Gereja dan Kerajaan.
Shamur memaparkan bagaimana orang-orang Kristen Perancis yang tinggal di Arles, Aix, dan Marseilles mengancam sinagog-sinagog mereka. Surat dari Rabi Shamur dalam waktu yang tidak terlalu lama akhirnya dijawab oleh Pemimpin Tertinggi Yahudi Konstantinopel pada tanggal 24 Juli 1489. Sebuah surat jawaban yang kalimat per kalimatnya menjadi begitu terkenal karena dengan lugas mencerminkan strategi kaum Yahudi menundukkan Gereja dan juga Dunia.
“Saudara-saudara, dengan rasa sedih pengaduan kalian kami pelajari. Derita nasib buruk yang kalian alami membuat kami ikut bersedih. Kalian mengadukan, bahwa Raja Perancis telah memaksa kalian memeluk agama Nasrani. Kalian sulit menentang perintah paksaan itu. Maka masuklah agama Nasrani. Tetapi harus diingat, bahwa ajaran Musa harus tetap kalian pegang erat-erat dalam hati sanubari. Umat Kristen memerintahkan supaya kalian menyerahkan harta benda kalian. Laksanakanlah. Selanjutnya didiklah putera-puteri kalian menjadi pedagang dan pengusaha yang tangguh, agar pelan-pelan bisa merebut kembali harta benda itu dari tangan mereka.
Kalian juga melaporkan, bahwa mereka mengancam keselamatan hidup kalian. Maka binalah putera-puteri kalian menjadi dokter, agar bisa membunuh orang-orang Kristen secara rahasia. Mereka menghancurkan tempat peribadatan kalian. Maka, didiklah putera dan puteri kalian untuk menjadi pendeta, agar bisa menghancurkan gereja mereka dari dalam. Mereka menindas dengan melanggar hak dan nilai kemanusiaan. Maka didiklah putera-puteri kalian sebagai agen-agen propaganda dan penulis, agar bisa menyelusup ke berbagai jajaran pemerintahan. Dengan demikian, kalian akan bisa menundukkan orang Kristen dengan cengkeraman kuku-kuku kekuasaan internasional yang kalian kendalikan dari balik layar. Ini berarti pelampiasan dendam kesumat kalian terhadap mereka.”[2](Bersambung/Rizki Ridyasmara)
——————————
[1] The Da Vinci Project: Seeking the Truth; hal. 55-56.
[2] William G. Car; Yahudi Menggenggam Dunia; Pustaka Alkautsar; cet.7; 2005; hal. 30-31.

0 comments:

Post a Comment