Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati: Upaya Zionis Menciptakan “Negara” (55)

Leave a Comment
Kata-kata Deklarasi ini kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Sèvres dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Deklarasi asli (surat ketikan yang ditandatangani dengan tinta oleh Balfour) ialah sebagai berikut,
Foreign Office
November 2nd, 1917 
Dear Lord Rothschild,
        I have much pleasure in conveying to you, on behalf of His Majesty’s Government, the following declaration of sympathy with Jewish Zionist aspirations which has been submitted to, and approved by, the Cabinet. 
        “His Majesty’s Government view with favour the establishment in Palestine of a national home for the Jewish people, and will use their best endeavours to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country.” 
        I should be grateful if you would bring this declaration to the knowledge of the Zionist Federation. 
Yours sincerely,
Arthur James Balfour
Dalam bahasa Indonesia, terjemahannya adalah sebagai berikut:
Departemen Luar Negeri
2 November 1917 
Lord Rothschild yang terhormat,
        Saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. 
        “Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya .”
        Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis. 
Salam,
Arthur James Balfour


Dr. Chaim Weizmann, jurubicara terkemuka organisasi Zionisme di Inggris dan pendukung utama gagasan ini merupakan seorang pakar kimia yang berhasil mensintesiskan aseton melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan pembakar yang diperlukan untuk mendorong peluru-peluru. Jerman memonopoli ramuan aseton kunci, kalsium asetat.
Tanpa kalsium asetat, Inggris tak bisa menciptakan aseton dan tanpa aseton takkan ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Inggris saat itu mungkin akan kalah dalam Perang Besar. Saat ditanya bayaran apa yang diinginkan, Weizmann menjawab dengan lugas, “Hanya ada satu hal yang saya inginkan: Tanah air buat orang-orang saya.” Ia menerima pembayaran untuk penemuan ini dari pemerintah Inggris: sebuah ‘negara’ Israel di Tanah Palestina.
PROTOCOLAT PETINGGI ZIONIS
Salah satu ‘hasil’ Kongres Zionis Internasional I adalah apa yang sekarang kita kenal sebagai DokumenProtocol of Zions. Sebuah dokumen rahasia yang berisi 24 butir program penghancuran agama-agama, penghancuran musuh-musuh Zionis, dan taktik-strategi kaum Zionis untuk menguasai dunia. Kongres tersebut menurut beberapa literatur, salah satu keputusannya adalah menobatkan seorang perempuan Perancis menjadi pemimpin Zionis-Masonik di tempat organisasi rahasia itu.
Dari sosok perempuan inilah kemudian Protocol of Zions ini bocor keluar. Ada beberapa versi yang mengisahkan kebocoran ini. Ada yang bilang perempuan itu mengatakan kepada temannya dan temannya lalu menceritakan apa yang dia dengar ke luar, ada pula yang mengatakan bahwa dokumen tersebut telah dicuri oleh seseorang dari perempuan tersebut, dan kemudian disebarluaskan.
Yang jelas, setelah terjadinya kebocoran itu, para pendeta tertinggi Yahudi mengeluarkan sebuah larangan seorang perempuan menjadi Ketua Freemasonry.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Protocol of Zions, seperti yang ‘diresmikan’ dalam Kongres Zionis Internasional I (1897) ini sebenarnya berasal dari sebuah pertemuan rahasia yang digagas Mayer Amshell Rothschild bersama duabelas tokoh Yahudi berpengaruh di kediamannya di Frankfurt, Jerman, tahun 1773.
Dalam pertemuan ini Rothschild juga menyebut nama Adam Weishaupt sebagai orang yang ditunjuk mengepalai Illuminati. Oleh Rothschild, dokumen Protocol of Zions awal ini diberikan kepada Weishaupt yang diberi tugas untuk menjaganya dan menyempurnakannya sesuai dengan perkembangan dunia. Weishaupt pun menyempurnakan dokumen ini.
Pada tahun 1782, Weishaupt menggelar sebuah pertemuan rahasia antara Illuminati dan Freemasonry di Wilhelmsbad, Jerman. Dua tahun setelah pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk menjalankan strategi bersama.
Pada tahun 1784 Adam Weishaupt memerintahkan seorang Jerman kenalannya, Baron Xavier von Zwack, untuk menyusun rancangan penciptaan Revolusi Perancis. Setahun kemudian dokumen itu dikirimkan kepada salah seorang tokoh Illuminati Perancis bernama Robespierre, lewat seorang kurir khusus. Weishaupt menyembunyikan dokumen rahasia  tersebut di dalam jahitan baju sang kurir.
Di tengah perjalanan, masih di dalam wilayah Bavaria, kurir yang tengah berkuda itu tewas tersambar petir. Ketika polisi Bavaria memeriksa mayat kurir yang sudah hangus tersebut, polisi menemukan sebuah dokumen berjudul Einige Originalschriften des Illuminaten Ordens tersembunyi di baju sang mayat. Dokumen itu segera diamankan dan diberikan kepada seorang pemecah sandi yang kemudian kaget bukan kepalang karena sama sekali tidak pernah memperkirakan ada dokumen yang segila dan sejahat ini.
Raja Bavaria sangat murka mengetahui isi dokumen tersebut dan segera saja ia memerintahkan untuk menumpas seluruh pengikut Weishaupt pada bulan Agustus 1785. Markas Illuminati pun digeledah. Adam Weishaupt sendiri dipecat dari jabatannya di Universitas Ingolstadt. Weishaupt kabur ke Gotha. Kawan Weishaupt, Dr. Schwartz, mengamankan seluruh buku koleksi Weishaupt ke Moskow. Di Gotha inilah Weishaupt meninggal dunia pada tanggal 18 November 1830 dalam usia ke 82 tahun.
Pada 1897, Profesor Sergey A. Nylus mendapatkan dokumen ini dari seseorang, konon orang itu bernama Alex Nicola Nivieh, Kepala Dinas Rahasia Kekaisaran Rusia. Nylus yang merupakan seorang Pendeta Gereja Ortodoks di Rusia, kemudian menerjemahkan dokumen itu ke dalam bahasa Rusia dan menerbitkannya dalam bentuk selebaran yang segera saja mengundang reaksi dan perhatian yang amat dahsyat di Rusia. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)

0 comments:

Post a Comment