Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati (33)

Leave a Comment
Gerakan Freemason-Templaris ini juga mempengaruhi banyak kelompok lain, misalnyaScottish Rites Freemasonry, khususnya keleompok yang disebut Rectified Scottish Rite, yang berakar kuat di Perancis. Kaum Mason di Perancis memiliki legenda “Maître Jacques’, seorang tokoh mistis pelindung serikat-serikat tukang batu Perancis abad pertengahan.
Konon, ia adalah seorang kepala tukang batu (Mason Master) yang ikut membangun Kuil Sulaiman. Setelah kematian Hiram Abiff, ia meninggalkan Palestina dan bersama tigabelas(!) orang tukang batu lainnya berlayar ke Marseilles (kota yang sama di mana Maria Magdalena melarikan diri). Di Marseilles, dia menyembunyikan diri dari kejaran para pengikut kepala tukang Pater Soubise yang sangat ingin membunuhnya. Dia kemudian berlindung di gua di wilayah Sainte  Baume, lagi-lagi gua yang sama dengan tempat bersembunyinya Maria Magdalena. Upayanya ternyata tidak berhasil. Ia diketahui dan dibunuh. Kaum Mason masih menziarahi gua ini setiap tanggal 22 Juli.
Pernyataan Ramsay yang kemudian diikuti dengan pengakuan Baron Von Hund ini akhirnya dianggap berbahaya oleh Mason aras utama. Situasi di Eropa sendiri kala itu memang masih alergi dengan istilah Templar. Apalagi sejumlah penguasa di Eropa masih menyimpan kecurigaan bahwa Templar suatu waktu akan membalas dendam kepada mereka akibat peristiwa di abad ke-14. Akhirnya pada tahun 1778 diselenggarakan pertemuan besar Freemasonry di Lyons yang kemudian melahirkan Rectified Scottish Rite, dengan sebuah ordo kamuflase dengan nama Chevalier Bienfaisant de la Cité Sainte, yang sesungguhnya hanya nama lain dari Templar.[1]
Salah satu tokoh penting dalam pertemuan Lyons ini adalah filsuf okultisme bernama Louis Claude de Saint Martin (1743-1804). Martinisme merupakan ajaran okultisme yang paling berpengaruh di Lyons dan juga Perancis Selatan. Ia kemudian juga mendirikan Lodge Martinist di kota yang sama. Dan pastor kita yang terkenal dari Rennes-le-Château, Bérenger Sauniére, merupakan anggota dari Lodge Martinist di Lyons pada masanya.[2]
Selain Ritus Skotlandia, juga bermunculan di sejumlah negara ritus-ritus lainnya seperti Freemason ritus Mesir (Memphis Rite) yang sangat mengagungkan feminitas dari Dewi Isis. Ada pula Ordo Kuno dan Militer Bait Yerusalem yang didirikan pada tahun 1804 oleh seorang dokter, Bernard Raymond Fabré-Palaprat. Ia diyakini telah memperoleh otoritasnya dari The Charter of Transmission of Larmenius(Piagam Penyampaian Pesan kepada Larmenius) atau yang biasa disingkat jadi ‘Piagam Larmenius’.
Jika ini benar, berarti Palaprat adalah penerus sejati Ordo Templar, sebab Piagam itu dikisahkan telah ditulis pada tahun 1324 oleh Johannes Marcus Larmenius, seorang tokoh yang diangkat sebagai Grand Master Ordo Biarawan Sion oleh Jacques de Molay sendiri, Grand Master Templar yang dibakar hingga menemui ajal. Gulungan piagam itu diperkirakan bertorehkan tanda tangan semua Grand Master Ordo Templar berikutnya setelah Jacques de Molay hingga beberapa generasi selanjutnya.
Sejumlah peneliti, di antaranya Leigh dan Baigent sendiri, menyatakan Palaprat berdusta. Namun Lynn Picknett dan Prince meyakini Palaprat benar karena menyatakan telah melihat sendiri Piagam Larmenius itu, sedang yang lainnya hanya melihat terjemahan Inggrisnya.[3]
ROSSLYN CHAPEL
Kota Edinburgh berada di Teluk Fort yang berhadapan langsung dengan Laut Utara. Ia berada di Barat Skotlandia yang berbatasan dengan kota Berwick on Tweed di Utara Great Britain. Sebelah timur Edinburgh berdiri kota Glasgow yang juga berada di dataran rendah. Saat Templar ditumpas, berbeda dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya yang berada di bawah pengaruh Paus dari Vatikan, Skotlandia bisa dianggap sudah lepas dari pengaruh Vatikan (ekskomunikasi). Sebab itu, wilayah ini menjadi tujuan utama pelarian para Templar yang dikejar-kejar Phillipe IV dan Paus Clement. Robert the Bruce, sang raja, menyambut mereka dengan tangan terbuka.

Setibanya di Skotlandia, para Templar menanggalkan jubah dan mantel putihnya dan mengganti dengan pakaian para pekerja, tukang batu. Para Templar menyusup ke dalam serikat pekerja dan akhirnya menguasainya. Sebutan Mason untuk tukang batu akhirnya dipakai sebagai nama gerakan rahasia mereka. Berkat kepiawaian dan jaringan mereka yang kuat, di antaranya dengan keluarga bangsawan berpengaruh di Skotlandia, William Saint Clair (Guillaume St Clair), yang juga seorang Templar bahkan ikut serta dalam Perang Salib pertama, para Mason dengan cepat membaur dengan kalangan istana dan pembesar Skotlandia. Banyak anggota keluarga William St Clair juga anggota Templar.
Bahkan pada tahun 1101, Catherine St Clair dikabarkan menikahi salah seorang seorang pendiri Templar. Jasa-jasa para Templar dalam peperangan Banockburn demikian besar sehingga raja dan kalangan istana merasa berhutang budi padanya. Hubunganpun terjalin dengan sangat erat. Pertemanan yang sangat akrab ini berjalan hingga empat abad lamanya, dari abad ke-14 hingga ke-18 M.
Di dekat Edinburgh dan hanya berjarak 15 kilometer dari pusat Templar kuno di Balantrodoch, para Templar mendirikan sebuah kapel yang awalnya diakui sebagai kapel keluarga, walau setelah pembangunannya selesai, kapel yang ada sama sekali tidak bisa disebut sebagai kapel keluarga karena terlalu mewah, besar, dan bernilai jika hanya dipakai oleh keluarga. Namun kalau yang dimaksud dengan istilah ‘keluarga’ adalah “Keluarga Besar Templar” atau “Persaudaraan para Templar” maka ini bisa saja. Pembangunan kapel ini dipimpin langsung oleh William St Clair.
Para Mason dan Rosicrusian terpilih didatangkan dari sejumlah negara Eropa untuk membangun kapel yang dinamakan Rosslyn Chapel. Selain didedikasikan kepada para Templar dan para leluhurnya, juga sebagai bentuk penghormatan pada para dewa-dewi, Kapel Rosslyn dipercaya didirikan sebagai bentuk tantangan kepada Gereja Katolik dan Paus. “Kami masih ada dan berdiri tegak setelah 150 tahun engkau menumpas kami!” mungkin seperti ini pesan para Templar terhadap Gereja katolik.
Tidak seperti gereja pada umumnya, pembangunan dan arsitektur Kapel Rosslyn yang diselesaikan pada tahun 1450 sungguh-sungguh kental dengan segala ornamen dan simbol-simbol yang merepresentasikan keyakinan para Mason. Selain gereja, di sekeliling daerah itu juga dibuka sebuah perkampungan guna dijadikan tempat penampungan para Mason dan Rosicrusian yang bekerja membangun gereja ini.
Arsitektural kapel tersebut sungguh unik dan tiada duanya di seluruh daratan Eropa, bahkan dunia. Mungkin hanya Kuil Herod (Haikal Sulaiman) yang mampu menyamai kerumitan dan keindahan, sekaligus keseraman, arsitektural Rosslyn. Kapel ini dengan sangat tepat menangkap atmosfir Kuil Herod. Nyaris seluruh bagian dari kapel ini dihiasi dengan simbol-simbol Masonik. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang menggambarkan kepala Hiram Abiff dan pembunuhnya, sebuah relief dari suatu upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas.
Kapel ini diwarnai oleh warna paganisme dan okultisme yang kental, di mana di dalamnya bercampur elemen arsitektural gaya Mesir, Yahudi, Gothik, Norman, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik. Inilah puncak dan maha karya dari para tukang batu (Mason) saat itu. Salah satu aspek yang paling unik adalah puncak-puncak tiangnya yang didekor dengan motif bunga lili, kaktus, dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman lainnya.
Dikarenakan banyaknya elemen dekoratif pagan di dalam kapel ini, sehingga seorang pendeta, yang menuliskan kisah tentang pembaptisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn di tahun 1589 mengeluh, “Karena kapel dipenuhi oleh patung-patung pagan, tidak ada tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan Sakramen”. Ini artinya tiada tempat yang bersih dari simbol-simbol paganisme. Namun pada tanggal 31 Agustus 1592, berkat tekanan yang dilakukan terhadap Baron Oliver St. Claire dari Rosslyn, altar kapel yang bergaya pagan dihancurkan. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
——————————————-
[1] Lyn Picknett dan Olivia Prince; The Templar Revelation; hal. 241.
[2] The Sauniere Da Vinci, Awal Terungkapnya The Da Vinci Code; Documentary Movies, 2006.
[3] Lynn Picknett dan Olivia Prince; The Templar Revelation; hal. 244.

0 comments:

Post a Comment