Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati: Asal Muasal Kekristenan Dukung Zionisme (74)

Leave a Comment
Kisah yang banyak orang tidak tahu adalah bahwa Athanasius sendiri sebenarnya juga meragukan konsep Trinitas. Ia dengan tegas menyatakan, “Setiap berusaha memaksakan diri untuk memahami dan merenungkan konsep ketuhanan Yesus, saya merasa keberatan dan sia-sia. Hingga makin banyak menulis untuk mengungkapkan hal itu, ternyata hal ini tidak mampu dilakukan. Saya sampai pada kata akhir, Tuhan itu bukanlah tuga oknum melainkan satu. Kepercayaan kepada doktrin Trinitas itu sebenarnya bukan suatu keyakinan, tetapi hanya disebabkan oleh kepentingan politik dan penyesuaian keadaan di waktu itu.”[1]
Di tahun 335 Masehi diadakan lagi Konsili di Tyre (sekarang masuk Lebanon). Di sini terjadi anti-klimaks. Athanasius dikutuk, dan kemudian disingkirkan ke Gaul. Arius bahkan diangkat menjadi Uskup Konstantinopel. Dua tahun setelah Konsili Tyre, Konstantin meninggal.
Sepeninggal Konstantin, dua konsili lagi diselenggarakan: Konsili Antiokia tahun 351 Masehi dan Konsili Sirmium tahun 359 Masehi. Kedua konsili ini menetapkan bahwa keesaan Tuhan merupakan dasar kekristenan dan tidak mengakui konsep Trinitas. Walau demikian, Gereja Paulus sudah berkembang dengan cepat di Eropa sehingga rakyatnya tidak menghiraukan hasil dua konsili ini.
Tahun 387, Santo Jerome (dalam bahasa latin disebut sebagai Eusebius Hieronymus) menyelesaikan penulisan ulang Bibel Vulgate, Injil berbahasa latin pertama dan terlengkap, yang mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bibel Vulgate inilah yang kemudian dijadikan dasar bagi penulisan-penulisan Injil lainnya di Barat dan juga Dunia hingga hari ini. Secara diam-diam, Vatikan menghancurkan kembali semua Injil yang bukan berasal dari Jerome.
Dalam rentang waktu yang panjang Ordo Kabbalah telah ‘mengawal’ Gereja sehingga hanya Gereja Paulus saja yang berkembang. Namun Ordo Kabbalah ini juga bermain di sisi yang berlainan. Saat Martin Luther dan gerakan protesnya mencuat, ordo ini menungganginya, juga dengan Calvinisme.
Patut dicatat, kedua gerakan reformasi gereja ini sebenarnya tidak menyentuh akar kekristenan Gereja Paulus dan tetap menerima konsep Trinitas sebagai dasar keimanannya. Ordo Kabbalah meyakini bahwa penafsiran dan penulisan Injil harus selalu sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebab itu, ketika wacana negara Israel terangkat ke permukaan seperti yang dicetuskan dalam Kongres Zionis Internasional I di Basel Swiss tahun 1897, hampir secara bersamaan, Ordo Kabbalah yang lebih popular disebut sebagai Konspirasi Yahudi Internasional pun melakukan penulisan ulang Injil versi King James yang menjadi Injil utama negara-negara berbahasa Inggris di dunia. Konspirasi memerintahkan agennya, Cyrus L. Scofield, melakukan tugas ini.
INJIL SCOFIELD, INJIL ZIONIS-KRISTEN
Cyrus Ingerson Scofield (lahir 19 Agustus 1843) adalah seorang veteran perang saudara Amerika. Dia sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana. Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang. Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab, yang mampu membawa rahasia ini ke dalam liang kuburnya. Latar belakang Scofield sendiri berasal dari keluarga yang berantakan, punya catatan kejahatan, dan sering menipu orang.
Awal abad ke-20, Scofield mulai memberikan catatan kaki pada Injil versi King James, Injil yang dipergunakan oleh negara-negara berbahasa Inggris, termasuk Amerika. Ayat-ayat di dalam Injil tersebut sama sekali tidak diganti, namun di bawahnya diberi banyak sekali catatan-catatan kaki yang seluruhnya berisi dukungan dan pembenaran bagi berdirinya negara Zionis-Israel di tanah Palestina. The Oxford University membayar Scofield yang disebutnya sebagai pastor dan menerbitkan Injil tersebut dengan jumlah yang teramat besar.
Di tahun 1908 Scofield merampungkan penulisan catatan kakinya ini dan Injil versi King James yang telah ditulisi ratusan bahkan ribuan catatan kakinya itu disebut sebagai The Scofield Reference Bible, The Holy Bible. Oxford University Press menerbitkan Injil Scofield pada tahun 1909 dan melakukan promosi gila-gilaan sehingga Injil Scofield menjadi Injil paling laris di Amerika Serikat.
Di dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N. Darby yang seracat umum telah diterima oleh, evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia. Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pra-millenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme.
Scofield membagi sejarah dunia ke dalam tujuh dispensasi atau pembabakan. Agar pembabakan ini kelihatannya ilmiah, maka Scofield memberikan nama dan istilah-istilah yang ‘keren’ untuk membenarkan pandangannya. Pembabakan sejarah menurut Scofield terbagi ke dalam tujuh periode. Buku pertama Scofield yang ditulis dalam rangka membela dispensasionalisme pra-millennial berjudul Rightly Dividing the Word of Truth (1928).
Pembabakan sejarah dunia menurut Scofield diilhami dari sejarah ketuhanan atas dunia. Padahal, semua yang ditulis Scofield didasari dari luar kekristenan dan ‘dibebankan’ kepada Injil. Seolah-olah Tujuh Periodesasi Sejarahnya berasal dari Injil, padahal tidak. Tujuh Periodesasi Sejarah Dunia menurut Scofield adalah: Ketidaktahuan (Innocency), Hati nurani, Pemerintahan Sipil, Pemerintahan Tokoh-Tokoh Leluhur Israel, Hukum Musa, Anugerah (Zaman Gereja), dan Millenium sebagai zaman akhir dunia.
Pihak Konspirasi tidak saja memerintahkan Scofield ‘menulis ulang’ Injil, tetapi juga menyiapkan infrastrukturnya. Sesaat setelah terbitnya Injil Scofield, sejumlah gerakan Kristen evangelikal yang sedang tumbuh di Amerika segera menyambutnya dengan penuh semangat. Bahkan beberapa di antaranya tercatat sebagai anggota redaksi penulisan Injil Scofield ini. Injil baru ini pun kemudian menyebar di seantero Amerika dan juga Eropa, dipakai sebagai pegangan utama di gereja-gereja evangelikal, seminari, dan juga kelompok-kelompok studi Alkitab yang bertebaran di seluruh negeri.
Pendeta Billy Graham dan sejumlah pendeta-pendeta yang dipersiapkan oleh Konspirasi Yahudi Internasional dengan penuh semangat mengkhotbahkan bahwa Injil Scofield merupakan Injil yang paling baik dari segi penafsiran. Kepada para jemaatnya, mereka menyatakan bahwa antara Kristen dengan kaum Yahudi itu satu kepentingan dan satu missi. Bahkan mereka dengan mengutip ayat-ayat Injil secara serampangan menyatakan siapa pun orang Kristen yang tidak mendukung Israel adalah terkutuk dan menentang kehendak Tuhan.
Dengan promosi besar-besaran dan didukung pabrik propaganda Yahudi Internasional,  dari harian, majalah, bulletin, hingga radio, televisi, dan internet, serta kelompok-kelompok studi Alkitab yang banyak didirikan, secara perlahan namun pasti opini yang dikehendaki mereka pun terbentuk. Banyak sekali orang Amerika yang sekarang menganggap keberadaan Israel di tanah Palestina adalah sesuatu yang sah, sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka kini mendukung Zionis-Israel tidak sekadar pertimbangan politik atau ekonomi, tetapi sudah menjadi bagian dari keyakinan keberagamaan mereka.
Konspirasi Yahudi telah sangat berhasil mengubah opini warga Amerika, yang kemudian diikuti oleh gereja-gereja evangelikal di Eropa dan seluruh dunia. Inilah sebabnya sekarang kita bisa dengan mudah melihat, begitu dekatnya dan setianya umat Kristen mendukung segala kebejatan dan kebiadaban yang dilakukan Israel, bahkan seklai pun pasukan Zionis itu menembaki gereja tempat Yesus dilahirkan.
Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa Injil Scofield merupakan Injil pijakan ideologis kelompokJudeo-Christian atau Zionis Kristen di Amerika dan juga dunia. Pemerintahan George Bush yang dipenuhi para penjahat perang yang tergabung dalam kelompok Neo-Konservatif (Zionis-Kristen, mayoritas juga Yahui) juga menjadikan pandangan Scofield sebagai pegangan. Padahal, menurut Perjanjian Baru saja, bagi mereka yang menyimak dengan kritis, kaum Yahudi inilah yang harus bertanggungjawab menzalimi Yesus Kristus sehingga disalib. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
—————————
[1] Ibid, hal. 37.

0 comments:

Post a Comment