Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati: Ambisi AS Menciptakan The New World Order (87)

Leave a Comment
Zbigniew Brzezinski, mantan penasehat keamanan AS, dalam bukunya “The Grand Chessboard” (1997) mengutip Samuel P. Huntington yang mengatakan, “Dunia tanpa dominasi Amerika akan menjadi sebuah dunia yang sarat dengan kekacauan dan kesemrawutan, tidak demokratis, dan tidak memiliki pertumbuhan ekonomi yang memuaskan dibandingkan dengan sebuah dunia di mana Amerika Serikat punya pengaruh yang kuat dari negara mana pun dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia.”
Dalam situs whitehouse.org, kita bisa membaca secara utuh 31 halaman dokumen NSS 2002 yang sangat radikal itu. Beberapa butir yang patut mendapat perhatian dari kita di sini mengenai doktrin NSS 2020, seperti yang telah disampaikan Bush di depan Kongres Amerika, adalah:
Pertama, Hanya ada satu model untuk kesuksesan nasional Amerika yang sifatnya berkelanjutan, yakni kebebasan, demokrasi, dan kebebasan dalam mendirikan suatu usaha… Menciptakan suatu era baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Global (Global Economic Growth) melalui Pasar Bebas (Free Markets) dan Perdagangan Bebas (Free Trade) sebagai langkah pertama internasionalisasi Amerika.
Kedua, Amerika Serikat memiliki hak untuk melakukan aksi pendahuluan (preemptive actions) untuk mengkanter adanya ancaman bagi keamanan nasional Amerika, langkah ini akan mencegah aksi-aksi yang berisi permusuhan dari lawan-lawan Amerika, maka jika dianggap perlu Amerika akan menempuh jalan menyerang terlebih dahulu.
Ketiga, Amerika akan terus mengembangkan kekuatan militernya, teknologi modern, termasuk melakukan pengembangan terhadap sistem pertahanan rudal secara efektif. Ini semua dilakukan demi kepentingan Amerika tanpa boleh dibatasi oleh siapa pun termasuk hukum internasional, bahkan Piagam PBB sekali pun.
Butir-butir ini menurut pandangan Abdul Halim Mahally, mantan staf ahli Duta Besar RI dan analis sospol kawasan Asia Selatan, menunjukkan bahwa Bush: Pertama, dalam point nomor satu, Amerika dengan tegas menyatakan kesuksesan nasional hanya dengan cara menerapkan kebebasan, demokrasi, dan kebebasan dalam mendirikan suatu usaha. Untuk itu Amerika akan berusaha keras ‘mengekspor’ nilai-nilai yang dianutnya itu ke seluruh pelosok dunia. Pemerintah Bush berkeinginan untuk mengantarkan Amerika sebagai negara yang menjadi ‘Kiblat Ekonomi’ seluruh bangsa.
Mahally dengan penuh ketidakpercayaan menulis, “Ambisi Bush itu tentu sangat gila. Kalau memang demokrasi dan kebebasan dianggap layak untuk dijadikan sebagai ukuran bagi kesuksesan sebuah negara atau bangsa, maka kita barangkali masih bisa menerima. Akan tetapi, bagaimana dengan ‘kebebasan mendirikan usaha’? …Penegasan tambahan Amerika itu sekan menafikan adanya sistem ekonomi Sosialis dan Komunis  (juga Syariah).
Menurut NSS 2002 itu, semua sistem ekonomi yang berseberangan dengan sistem ekonomi Amerika (Kapitalisme) diangap sebagai tentangan. Juga setiap negara yang memberlakukan pembatasan terhadap penetrasi perdagangan dan kapitalisasi internasional, maka ia akan dianggap membahayakan keamanan nasional Amerika.
Menurut Doktrin Bush ini, tiap negara wajib membuka pintu seluas-luasnya bagi penanaman modal internasional, penetrasi pasar kapitalisme, dalam hal ini adalah investasi dan perdagangan pasar dari perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat. Bila ada satu negara yang menutup diri, maka siap-siaplah Amerika akan menganggapnya teroris dan bukan tidak mungkin akan menjadi sasaran serangan militer selanjutnya. Atau kalau tidak, Amerika akan merancang suatu konspirasi agar rezim yang melawannya itu jatuh dan digantikan dengan rezim yang patuh pada Amerika, seperti halnya yang terjadi di Irak dan Afghanistan.
“Kebijakan Bush justru mengimplikasikan pemerintahannya akan menggerakan kekuatan militer guna memaksa setiap negara agar tunduk pada setumpuk agenda AS tentang perdagangan bebas dan kebebasan yang seluas-luasnya bagi perusahaan-perusahaan besar Amerika utuk menanamkan modal mereka di seluruh negara. Jika 85 tahun lalu Presiden AS Woodrow Wilson menyatakan keinginannya “membuat dunia lebih aman bagi demokrasi”, maka di abad ke-21 ini, Presiden Bush justru ingin “membentuk dunia agar aman bagi perusahaan-perusahaan multinasional”.
Perancang NSS 2002 atau Doktrin Bush ini siapa lagi jika bukan komplotan Hawkish yang sekarang ini memang sangat berkuasa di Gedung Putih. Kelompok Hawkish ini adalah perpaduan antara kaum Yahudi-Zionis-Kristen Fundamentalis dan industrialis persenjataan.
NSS 2002 ini dirancang awalnya oleh Dick Cheney saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1991. Rancangan itu terus diperbaharui dan disempurnakan. Pada tahun 2000, sebelum terjadinya peristiwa WTC, rancangan itu sudah disempurnakan oleh Paul Wolfowitz, mantan Duta Besar AS di Indonesia dan kini Deputi Menhan AS.
Dalam bukunya itu, Mahally mencatat bahwa setiap pemegang kekuasaan di Gedung Putih pernah menggelar senjata sedikitnya dua kali selama menjabat sebagai presiden. Pemerintah AS telah mengebom 21 negara di dunia sejak tahun 1950-2003. Presiden Bush sendiri sekarang ini selain dikelilingi oleh tokoh-tokoh gereja Zionis-Kristen, juga dikelilingi oleh sedikitnya 9 jenderal bintang empat, 38 jenderal bintang tiga, 107 orang berpangkat letnan jenderal, dan 150 jenderal bintang satu.
Kepercayaan diri yang amat menonjol dalam diri rezim Bush, sehingga terkesan amat congkak dan memandang negara-negara lain sebelah mata, bisa jadi disebabkan sekarang ini Amerika telah menjadi satu-satunya negara adi kuasa dunia. Amerika bukan hanya terdiri dari 50 negara bagian dengan gelaran pasukan yang disebar di 130 negara dunia, namun juga sebuah negara yang memiliki angkatan laut, udara, dan darat terbesar dan terkuat di dunia. Semua ini berkat anggaran militer Amerika yang begitu besar setara dengan total anggaran militer 25 negara yang disatukan.
Untuk riset militernya saja, Amerika mengalokasikan total anggaran yang lebih besar ketimbang jumlah anggaran enam negara besar lainnya yang disatukan. Ini dimungkinkan berkat kekuatan perekonomian negeri ini di mana 1/3 investasi asing dunia berada di Amerika. Dari total anggaran dunia untuk bidang pertahanan yang berjumlah US 950 miliar dollar, setengahnya merupakan anggaran pertahanan Amerika Serikat!.
Dewasa ini, ada empat kekuatan dunia yang dicatat Washington bisa menjadi pesaingnya jika dibiarkan tumbuh besar. Mereka adalah Uni Eropa, Rusia, Cina, dan Dunia Muslim. Walau peran Amerika sangat dominan dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan diharapkan akan mampu mengerem ‘kemandirian’ Uni Eropa, namun sikap Uni Eropa yang membuang Dollar dan menggantikannya dengan mata uang bersama, Euro, sangat merugikan posisi perekonomian AS. Hanya Inggris yang masih mempertahankan Poundsterling.
Sedang Rusia dan terlebih lagi Cina, Amerika Serikat amat cemas jika kedua negara besar ini menjalin aliansi dengan Dunia Islam atau Uni Eropa. Sebab itu, Amerika dengan intensif memainkan kartu politik kawasan. Agresi militer Amerika ke Afghanistan dan kemudian menjadikan negeri itu sebagai bonekanya yang mau diperintah apa saja, merupakan bagian dari penguasaan kawasan Asia Tengah untuk merusak stabilitas regional Moskow, Beijing, dan Teheran. Sedang agresi ke Irak, selain tentu saja untuk menjarah ‘emas hitamnya’, juga merupakan upaya Amerika untuk mendukung keberadaan Israel di Palestina dan menciptakan ‘base-camp’ yang bisa bergerak cepat jika diperlukan di kawasan itu. Segalanya, mengarah kepada satu tujuan: penciptaan The New World Order.
Andil Bush sangat besar dalam menggerakkan roda Amerika melayani kepentingan kaum Hawkish yang sesungguhnya merupakan aktor-aktor layar (aktor terbuka) dari kepentingan global Ordo Kabbalah.
Sebuah rencana yang sudah berabad-abad dirancang. George Walker Bush sendiri semasa kuliah di Yale University telah menjadi anggota dari perkumpulan rahasia Skull and Bone, yang merupakan satu jaringan dari kelompok persaudaraan Kabbalis.
Willliam Huntington Russel, saudara dari Samuel P. Huntington, semasa masih di Berlin, Jerman, telah terdaftar sebagai anggota dari kelompok persaudaraan “Skull and Bone” yang merupakan sebuah kelompok persaudaraan rahasia di mana anggotanya banyak yang berasal dari kalangan artistokrat dan orang-orang kaya Jerman. Sekembalinya dari Jerman, Russel mendirikan sebuah cabang dari Germanic Skull and Bone di Yale University. The Yale University Skull and Bone tercatat sebagai cabang ke-322 dari The Broterhood of Death, Persaudaraan Kematian, di mana Hitler juga pernah menjadi anggotanya. Russel mendirikan kelompok ini bersama 13 anak-anak dari keluarga elit Wallstreet Banking. Tentang semua kerahasiaan ini, silakan baca selengkapnya di artikel berjudul “The Skull and Bones-Yale University, The Occult Bush Family Dossier” situs Bilderberg.org. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)

0 comments:

Post a Comment