Kloningan

Saturday, December 12, 2015

Sejarah Rahasia Iluminati (1)

Leave a Comment

NWO adalah New World Order. Tatanan Dunia Baru. Dalam bahasa latin yang tercetak di mata uang US Dollar dinamakan “Novus Ordo Seclorum”. Bahasa Inggrisnya: New Order of the Ages. Dan banyak pula yang menyebutnya dengan “Novus Ordo Mundi”.
Di sini kita tidak bermain di tataran etimologis. Kita akan menyebutnya dengan satu frasa singkat yang sudah populer di dunia yaitu “NWO”, yang memiliki arti sebagai: “Satu Tatanan Dunia Baru yang dipimpin oleh satu kekuatan super power yang berada di atas negara-negara lainnya.” Dan para futurolog lebih menyukai istilah: Globalisasi. Dunia kita sekarang, kondisinya nyaris sudah seperti ini.
Terciptanya NWO tidak serta merta terjadi. Ada proses konspiratif yang panjang yang melibatkan kekuatan-kekuatan di balik layar yang memiliki banyak nama namun punya satu tujuan. Secara populer kita mengenal istilah Freemasonry, Illuminati, Kabbalah, Zionisme, Bilderberger, Rockefeller Citizen, Trilateral Comission, Club of Rome, Bohemian Grove, dan lain sebagainya.
Nah, masalahnya banyak di antara kita yang kurang memahami istilah-istilah ini dengan baik. Bahkan banyak orang yang mengaku sebagai sejarawan, dan juga penulis, yang secara ngawur menuding bahwa sesuatu itu adalah Illuminati atau sesuatu yang lain adalah Freemasonry. Terlebih jika sudah berbicara mengenai bahasa simbol.
Agar kita semua memiliki wawasan yang benar tentang NWO, dan juga kaitannya dengan sejarah Freemasonry dan Illuminaty serta yang lainnya, ada baiknya kita menelusuri sejarahnya yang memang tidak akan pernah diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal, namun diberikan oleh kitab-kitab suci seluruh agama langit.
Eramuslim akan menuliskan serial terbarunya ini untuk Anda semua. Salah satu buku yang nantinya banyak dikutip adalah”Knights Templar Knights of Christ” (Rizki Ridyasmara, 2006) yang sekarang sudah tidak lagi dipasaran. Semoga dengan mengetahui sejarah panjang tentang konspirasi penguasaan dunia ini, kita bisa lebih cermat dan cerdas dalam menyikapi dunia dengan segala isinya. Tugas manusia hanya satu yakni tetap berada dalam ketauhidan selama jantung masih berdetak. Dan tugas iblis juga cuma satu yaitu mengeluarkan manusia dari jalan ketauhidan. Selamat menyimak.
*
Kisah Bermula
Semua agama langit di dalam kitab-kitab sucinya selalu memuat fragmen Adam dan Hawa (atau Eva) yang terusir dari Surga (Eden) sebagai awal muasal keberadaan manusia di bumi. Di dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al-Baqarah dan beberapa surah lainnya, kisah tentang Adam dan Siti Hawa ini dimuat. Bahkan Ibnu Abbas meriwayatkan jika terusirnya Adam dan Hawa dari Surga diikuti oleh Iblis dan Ular.
Literatur Barat yang berpegangan pada Injil kitab Genesis (Kejadian), menyebutkan jika Adam dan Hawa memakan buah Apel atas bujukan iblis sehingga diusir dari Eden. Kelak di kemudian hari, simbol buah Apel yang tergigit akan menjadi salah satu simbol terpopuler di dunia. Salah satunya dipopulerkan oleh Macintosh, di mana komputer keluaran pertamanya dihargai sejumlah 666 dollar! Tentang sejarah simbol Apel dan kisah Apple-Macintosh dengan harga 666 dollarnya akan dibahas kemudian dalam rubrik baru eramuslim tentang Simbologi.
Di bumi, Adam dan Hawa beranak pinak, dan seiring jalannya waktu, akhirnya anak cucunya menyebar ke berbagai permukaan bumi. Sebagai manusia beriman, Adam dan Hawa berupaya agar anak cucunya menjalani hidup dengan lurus, mengikuti jalan ketauhidan, dan hanya menyembah kepada Allah Swt. Namun di sisi lain, iblis juga tidak tinggal diam. Sepanjang waktu iblis selalu mencari celah agar anak-cucu Adam bisa menjauhi ketauhidan dan menjadi bagian dari kelompok pengikutnya.
Waktu terus bergulir, bumi terus berputar dan siang serta malam silih berganti. Dari bulan, tahun, hingga bilangan abad. Akhirnya anak cucu Adam telah menyebar ke berbagai belahan bumi. Dan selaras dengan sunnatullah, ada yang tetap dalam keimanannya dan ada pula yang ingkar. Ada segolongan manusia yang tetap memelihara ketauhidan di dalam hatinya, dan ada pula yang mencari tuhan-tuhan lain selain Allah azza wa jalla. Yang terakhir ini adalah mereka yang tertipu oleh bujuk rayu iblis sebagaimana Adam dan Hawa pernah tertipu di Surga.
Entah pada tahun keberapa sebelum masehi, dari berbagai peninggalan purba yang diketemukan oleh para arkeolog di masa sekarang, diketemukan fakta jika pada suatu massa manusia-manusia di bumi ini telah memiliki sistem kepercayaan yang nyaris serupa yaitu melakukan penyembahan terhadap Ular dan Matahari. Ritual penyembahan terhadap Ular bisa ditemui di Mesir Kuno seperti yang terdapat di bagian depan mahkota para Firaun dan juga kisah di dalam Al-Quran tatkala Musa a.s. ketika melawan pasukan penyihir Firaun.
Selain di Mesir Kuno, ritual penyembahan Ular juga ditemukan di Pompeii Italia, Suku Aztec di Amerika tengah, di Yunani, dan juga Persia. Coba bayangkan, di zaman purba ketika bumi masih gelap gulita, listrik belum diketemukan, alat transportasi massal belum ada dan alat komunikasi yang bisa menghubungkan antar benua juga belum ada, manusia-manusia di berbagai belahan dunia yang letak geografisnya saling berjauhan bisa memiliki sistem kepercayaan yang sama terhadap Ular. Mereka menuhankan Ular, binatang yang sampai sekarang dianggap sebagai personifikasi Iblis atau Setan.
High Priestess Maxine Dietrich di dalam artikel berjudul “Teaching of Ancient Egypt: The Brotherhood of the Snake” (2002) menulis, “Setan membentuk kelompok persaudaraan ular bagi para manusia pengikutnya agar mereka bisa merasakan kondisi kejiwaan dan spiritual tingkat tertinggi”.
Oleh para ahli, Persaudaraan Ular atau Brotherhood of Snake ini diyakini berada di balik rezim-rezim thagut seperti Para Pendeta Amon yang berada di belakang Firaun, yang membunuhi para Nabi Allah Swt, yang menghasut King Harodes agar memburu Isa a.s., dan di dalam sejarah modern mereka pula yang diyakini menghasut Paus Urbanus II agar mengibarkan bendera Salib untuk merebut Yerusalem.
Selain penuhanan terhadap Ular, Iblis juga menciptakan sistem penuhanan terhadap Matahari. Sistem kepercayaan ini juga didapati di berbagai belahan dunia pada zaman purba. Antara lain di Irak, Persia, Yunani Kuno, Roma Pagan, Mesir Kuno, Amerika Selatan, Jepang, dan Syiria. (bersambung/Rizki Ridyasmara)

0 comments:

Post a Comment