Berric Dondarrion
Baru-baru ini Jokowi mengakui bahwa timsesnya termasuk Jasmev yang berhasil membawa dirinya memenangkan pemilihan Gubernur Jakarta kalah dalam perang udara sehingga dia akan meminta pasukannya mengintensifkan serangan darat. Pertanyaannya apakah pengakuan ini benar dan bukan sekedar pencitraan? Sebagai orang yang melawan pasukan Jokowi selama dua tahun terakhir melalui media sosial maka saya dapat memastikan pasukan udara Jokowi kalah telak; habis; musnah, tidak berkutik dan hancur.
Maaf bila terkesan sombong tapi selama dua tahun terakhir tidak ada satu akun di media sosial milik pasukan udara Jokowi maupun simpatisan Jokowi yang dapat menang dan mempertahankan posisi mereka, baik ketika mereka menyerang lawan melalui kampanye hitam atau membanggakan kehebatan Jokowi, maupun ketika mereka sedang bertahan dari serangan saya.
Mengapa mudah mengalahkan tim sukses Jokowi di media? Karena satu-satunya senjata yang digunakan oleh Jokowi dan pasukannya adalah kebohongan, baik kebohongan mengenai lawan atau kebohongan mengenai Jokowi sendiri sehingga untuk mengalahkan mereka tugas kita cukup gampang yaitu menggunakan kebenaran untuk mematahkan kebohongan tim Jokowi. Ketika kebenaran itu terungkap maka nasib Jokowi dan pasukannya sudah dapat ditentukan, kalah telak dan pulang kampung.
Nah, mengadu kebenaran vs. kebohongan jelas jauh lebih mudah ketika berhadapan di internet sebab semua informasi ada di internet dan tugas kita hanya mencari dan menggali informasi tersebut; dan percayalah pasti ada informasi yang mematahkan kebohongan Jokowi. Sekalipun kita tidak menemukan, namun karena di internet ada berbagai macam orang maka pasti akan muncul orang yang menyediakan informasi yang tidak kita ketahui, dan karena itu orang awam tidak tertipu tipu daya Jokowi.
Keuntungan dalam perang udara ini tentu tidak bisa ditemukan dalam "perang darat" sebab informasi yang ada selalu satu arah; dari tim sukses Jokowi, yang tentunya penuh tipu muslihat dan kebohongan. Itulah alasan Jokowi sangat mengandalkan media massa bayaran seperti Tempo; Media Indonesia; detik.com dan lain-lain yang kuat dalam melakukan propaganda disinformasi karena penerima informasi tidak dapat mendapat segera memperoleh informasi pembanding untuk menyanggah sehingga mereka akan menerima informasi secara bulat-bulat.
Demikian pula gerilya kampung ke kampung atau seminar seperti agen MLM mencari downline yang dilakukan tim Jokowi, orang yang diajak diskusi sulit mendapat informasi yng bertentangan dan mereka mau tidak mau akan menerima bulat-bulat apapun kebohongan yang disampaikan oleh tim sukses Jokowi.
Singkatnya tim Jokowi kuat bila kampanye dilakukan dengan cara yang tidak interaktif di mana pertukaran informasi berlangsung satu arah, hanya dari tim Jokowi saja karena mereka memiliki jagoan dalam kampanye propaganda dan disinformasi sedangkan mereka lemah bila pertukaran informasi terjadi dua arah dan interaktif seperti di media sosial. Kita bisa ambil contoh, bila di koran Jokowi dipuji-puji berhasil mengurus Jakarta maka pembaca akan cenderung setuju karena tidak ada data pembanding, sebaliknya di internet orang bisa dengan mudah menunjukan bahwa Jokowi gagal total di Jakarta, mulai dari KJS yang membunuh pasien miskin sampai MRT sampai Waduk Pluit yang terbelengkalai.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment