Berric Dondarrion
Berikut ini adalah kesaksian tentang Prabowo dari teman saya yang selama bertahun-tahun anti Prabowo dan sekarang menjadi kader Gerindra.
Seperti sudah saya sebut sekilas teman saya yang sangat idealis dan berasal dari salah satu daerah di Sumatera tersebut selama bertahun-tahun sangat anti Prabowo, antara lain karena terpengaruh isu Prabowo dalang penculikan aktivis dan Kerusuhan Mei. Selain kebencian pada Prabowo itu, teman saya memiliki keinginan untuk terjun ke dunia politik tapi tidak punya uang dan koneksi yang memadai, apalagi dia juga tidak pernah menjadi anggota partai.
Beberapa bulan menjelang pileg kemarin, dia mendapat informasi bahwa di kotanya Gerindra sedang mengadakan semacam audisi dengan tujuan menjaring putra-putri terbaik bangsa dari kalangan masyarakat biasa untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif bila terpilih. Pemilihan dilakukan secara terbuka dan tanpa memandang latar belakang suku; agama dan ras. Hal ini mulai memberikan pandangan yang cukup positif kepada Gerindra sebab menurut teman saya, tidak ada partai lain yang mengadakan audisi pemilihan calon anggota legislatif seperti ini, dan dia benar, saya cukup tahu pola transaksional parpol-parpol untuk menetapkan calon legislatif.
Teman sayapun iseng mendaftarkan diri, dia berpikir toh nothing to lose, tidak ada rugi juga, dan dengan pemikiran ini dia tidak menyimpan harapan akan ada proses lanjutan apalagi benar-benar dimajukan sebagai caleg dari Gerindra sebab dalam hatinya ada keraguan bahwa ini hanya sekedar marketing stunt dari Gerindra. Beberapa hari setelah mendaftar tiba-tiba teman saya mendapat telepon dari panitia untuk menjadwalkan wawancara/interview dengan salah seorang dari DPP Gerindra.
Singkat cerita, datanglah hari interview, dan saat masuk ke ruangan dia cukup kaget karena orang di dalam ruangan adalah Hashim Djojohadikusumo dan seorang purnawirawan yang dikenal sebagai anak buah Prabowo, "wah, ternyata Prabowo dan Gerindra serius dengan acara ini," Di penghujung sesi wawancara oleh Hashim teman saya diberikan kesempatan bertanya kepada dirinya, dan hal ini dimanfaatkan untuk mengklarifikasi isu HAM Prabowo. Pertanyaan terakhir teman saya adalah apakah dia bisa bertemu Prabowo langsung untuk menanyakan sendiri tentang isu di atas, permintaan tersebut disanggupi oleh Hashim, dan sudah ditepati.
Bayangkan sejenak, teman saya dari kacamata politik bukan siapa-siapa, bukan pengusaha besar, masih sangat muda, dan satu-satu kelebihannya adalah memiliki pemahaman tentang politik nasional dan internasional yang di atas rata-rata, namun Prabowo bersedia menemuinya hanya untuk berdiskusi tentang masalah HAM. Apakah anda bisa membayangkan keajaiban seperti ini terjadi dengan petinggi parpol lain? dan tidak seperti Jokowi, pertemuan salah satu anggota warga masyakat dengan Prabowo ini tidak dipublikasikan besar-besaran hanya demi pencitraan.
Kita kembali ke sesi wawancara. Di akhir sesi Hashim mengatakan bahwa teman saya lulus tes wawancara dan akan diloloskan menjadi caleg DPRD, namun untuk dapil akan ditentukan kemudian (tidak semua pendaftar akan lolos).
Namun sepertinya teman saya memiliki keraguan kepada Prabowo dan ragu bergabung dengan Gerindra terutama persepsi Prabowo adalah penjahat sehingga dia bisa dicap penghianat oleh komunitasnya bila ketahuan bergabung dengan Gerindra sehingga dia berdiskusi dengan saya mengenai hal ini sebab dia tahu bahwa saya anti partai politik maupun LSM/NGO dan aktivis-aktivisnya sehingga jawaban saya akan lebih netral. Jawaban saya adalah bahwa hasil penelitian saya terkait Kerusuhan Mei menemukan bahwa kemungkinan besar Prabowo tidak terlibat karena dalang sebenarnya adalah Benny Moerdani dan CSIS. Setelah mendengar penjabaran saya, teman saya itu memantapkan diri masuk Gerindra, dengan sejumlah reservasi.
Singkat cerita lagi, teman saya gagal lolos ke DPRD namun dari situ dia jadi memiliki pandangan yang luar biasa positif terhadap Prabowo dan cara-caranya berpolitik, antara lain fakta bahwa banyak bawahan lama Prabowo masih setia sampai hari ini.
Salah satu yang paling mengesankan dirinya adalah karena dia menemukan fakta bahwa sampai sekarang korps Kopassus menempatkan Prabowo sejajar dengan perwira legendaris Kopassus, sementara kepada purnawirawan tenar lain (nama-nama sengaja tidak saya sebutkan) mereka tidak terlalu respek, dan dia mengetahui hal ini karena kebetulan memiliki jaringan yang didapat sendiri ke beberapa anggota Kopassus aktif. Kenyataan ini membuat teman saya berpikir ulang tentang penculikan aktivis, jangan-jangan Prabowo memang difitnah, dikorbankan.
Kebetulan atau tidak, tapi serupa dengan kesaksian teman saya itu, kesaksian Fahri Hamzah dalam kultweetnya juga memuji bahwa Prabowo adalah orang yang sangat fair yang selalu berbicara apa adanya dan akan mengakui bila lawan bicara benar. Prabowo juga lebih mudah ditemui dibanding petinggi parpol lain. Hal ini juga yang membuat Nanik S. Deyang, mantan timses Jokowi sekarang mendukung Prabowo sebab menurutnya dia melihat Prabowo lebih memiliki kualitas moral yang baik dan hati yang jauh lebih mulia daripada Jokowi yang disebut santun, merakyat dan ramah itu, misalnya semua orang yang pernah membantunya mulai dari mantan sopir; sampai mantan ajudan masih diperhatikan sampai sekarang termasuk menerima gaji. Alasan Prabowo? Karena mereka sering membantu Prabowo.
Catat, bahwa semua fakta di atas tidak terekam media karena Prabowo bukan banci kamera, oleh karena itulah berbagai prestasinya seperti dalam usaha yang sangat muda mendirikan LSM Pembangunan bersama Soe Hok Gie dkk sampai menjadikan tim polo berkuda Indonesia menjuarai Kejuaraan Polo Berkuda se-Asia pada Januari 2014 sampai menggunakan Gerindra sebagai alat politik agar putra-putri terbaik bangsa bisa memperoleh kesempatan tampil (teman saya; Ahok; Ridwan Kamil; Bima Arya; Jokowi-tapi berhianat; dan lain-lain) tidak pernah dipublikasikan dan digembar-gemborkan.
Demikian, silakan memilih, mau pemimpin yang diam-diam berprestasi seperti Prabowo atau pemimpin tidak amanah yang banyak pencitraan minim prestasi? Keselamatan Indonesia ada di tangan anda.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment