Berric Dondarrion
Sekarang saya mau menulis topik yang ringan-ringan saja yaitu mengenai pemberian gelar Warga Negara Kehormatan Yordania kepada capres Prabowo Soebianto yang beberapa hari terakhir menjadi perbincangan hangat di kalangan fanboi Jokowi yang beredar di media sosial. Umumnya mereka mengatakan karena Prabowo sudah menjadi Warga Negara Yordania maka dia tidak bisa lagi maju sebagai calon presiden Indonesia. Sekilas masuk akal, tapi aneh sekali karena pemberian gelar Warga Negara Kehormatan tersebut dibuat tahun 1999 namun tahun 2009 Prabowo malah diloloskan KPU untuk menjadi cawapres Megawati. Lucu yah, masak KPU melakukan kesalahan yang sangat fatal seperti itu?
Tapi sebenarnya KPU tidak salah karena Prabowo memang masih Warga Negara Indonesia kendati menerima gelar Warga Negara Kehormatan dari Yordania. Mengapa demikian? Karena seperti disebut Warga Negara Kehormatan adalah sebuah gelar kehormatan dan bukan merupakan status kewarganegaraan dalam arti sebenarnya. Warga Negara Kehormatan yang dalam bahasa inggrisnya diistilahkan sebagai Honorary Citizenship adalah sebuah gelar kehormatan yang diberikan sebuah negara kepada warga negara lain yang dianggap memberikan sumbangsih besar dalam bidang apapun kepada negara tersebut atau dunia dan dengan gelar ini sang penerima gelar diperbolehkan menetap di negara tersebut dengan mempertahankan kewarganegaraan asal tanpa batas waktu dan tanpa harus memiliki visa seolah seorang warga negara namun tanpa kewajiban warga negara misalnya membayar pajak penghasilan tahunan. Gelar ini hanya berlaku selama si penerima tinggal di negara pemberi dan ketika yang bersangkutan meninggalkan negara tersebut maka dia menggunakan paspor terbitan negara asal. Dengan demikian pemberian gelar Warga Negara Kehormatan tidak sama dengan naturalisasi atau proses mengganti kewarganegaraan.
Tentu saja di Indonesia bukan hanya Prabowo yang mendapat status Warga Negara Kehormatan, BJ Habibie sudah lama menerima gelar Warga Negara Kehormatan Jerman dan untuk itu dia bisa tinggal di Jerman tanpa terbebani visa selama yang dia mau namun tetap berstatus sebagai Warga Negara Indonesia; demikian pula dengan presiden kita sekarang, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY yang pada tanggal 23 Juni 2012 mendapat gelar Warga Kehormatan Kota Quito dari Presiden Ekuador Rafael Correa Delgado di Istana Carondelet, Ekuador, dan secara simbolis SBY juga menerima "kunci" kota Quioto dan pin burung perak yang merupakan simbol Kota Quito. Tentu kita tidak akan mengatakan SBY adalah Warga Negara Ekuador dan dengan demikian berhenti menjadi Presiden Indonesia sejak 26 Februari 2012 bukan?
Secara konsep angkatan bersenjata Indonesia juga memiliki apa yang disebut "Warga Kehormatan Korps" dan dalam hal ini Kasad; Kapolri; Kasau dianggap sebagai "Warga Kehormatan Marinir", jadi konsep "warga kehormatan" adalah sesuatu yang biasa saja sebenarnya, baik di Indonesia maupun di dunia. Beberapa warga negara luar yang menjadi warga kehormatan negara lain misalnya Winston Churchil adalah Warga Negara Kehormatan Amerika Serikat padahal dia Warga Negara Inggris; Angelina Jolie adalah Warga Negara Kehormatan Sarajevo dan Warga Negara Kehormatan Kamboja padahal dia Warga Negara Amerika; Malala Youfsafzai adalah Warga Negara Kehormatan Kanada padahal dia Warga Negara Afganistan bersama dengan Dalai Lama yang Warga Negara RRC dan Nelson Mandela yang Warga Negara Afrika Selatan, dan masih banyak lagi.
Mengapa masalah sepele seperti Warga Negara Kehormatan menjadi besar di kalangan fanboi Jokowi? Singkatnya karena mereka kebanyakan adalah katak dalam tempurung yang kurang pengetahuan, padahal logikanya bila memang Prabowo adalah bukan Warga Negara Indonesia maka dapat dipastikan media massa bayaran Jokowi seperti Media Indonesia; MetroTV; Jawa Pos; Tempo; The Jakarta Post dan lain-lain akan mengangkat isu ini. Yah, ini sekedar intermezzo saja, dan setidaknya saya jadi paham mengapa para fanboi Jokowi mudah termakan propaganda dan pencitraan Jokowi, sebab mereka kurang ilmu pengetahuan, kasihan juga sebenarnya.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment