Berric Dondarrion
Saya mulai menyadari bahwa Poros Jokowi-JK sudah kehabisan bahan kampanye untuk menunjukan bahwa mereka lebih baik daripada pasangan Prabowo-Hatta ketika membaca ucapan JK hari ini yang kurang lebih bahwa berbahaya bila pemimpin tidak mempunyai istri, yang merujuk pada kondisi Prabowo sebagai duda cerai yang belum beristri. Argumen semacam ini biasa terlontar di media sosial dan lebih bersifat ledekan dan hominem yang tidak memiliki nilai-nilai ilmiah sama sekali.
Mengapa pernyataan JK tersebut tidak ilmiah dan menunjukan mereka kehabisan bahan? Karena dalam ilmu kepemimpinan manapun tidak ada yang menghubungkan kemampuan memimpin dengan keberadaan pasangan hidup (suami atau istri), terbukti Ratu Elizabeth Tudor dari Inggris dipandang sebagai salah satu monarki terbaik yang pernah memimpin Inggris dan menghalau armada Spanyol yang jauh lebih besar padahal dia tidak pernah menikah. Saya kira JK pasti paham bahwa tidak ada hubungan antara pasangan hidup dengan kemampuan memimpin, dan bila sampai politisi yang berkaliber sepertinya melontarkan pernyataan absurd seperti itu untuk mendiskriditkan saingan, maka maaf saja karena saya harus menyimpulkan bahwa hal ini menunjukan kubu JK sedang panik.
Memang wajar mereka panik karena semua serangan kampanye hitam mereka ke kubu Prabowo, termasuk yang paling berat: isu HAM, tidak ada yang tembus, semuanya mental dan tidak mempan; sementar itu strategi mereka untuk melakukan Politik Dzalimi atau Lempar Batu Sembunyi Tangan yang biasa berhasil memancing dukungan dari rakyat sekarang hanya disambut oleh suara jangkrik di malam hari karena rakyat sudah tidak bisa ditipu lagi oleh pencitraan "sok lemah" dari Jokowi.
Selain itu bagaimana tidak panik? Karena semua serangan kubu Prabowo tepat sasaran dan efektif, sementara serangan balasan kubu Jokowi terhadap serangan tersebut sering blunder dan membuka luka yang tidak perlu, misalnya secara terbuka Prabowo dan Fadli Zon menyebut Jokowi sebagai capres boneka; dan Megawati malah menambahkan bahwa Jokowi hanya petugas partai yang ditugaskan menjadi capres sehingga tetap wajib menjalankan tugas dari partai dengan baik, sehingga terbuktilah Jokowi adalah boneka. Contoh kedua, Prabowo dan Fadli Zon menyebut Jokowi pembohong; dan Sabam Sirait malah membuka kebohongan Jokowi bahwa tidak ada syarat berkoalisi dengan PDIP ketika mengungkap mahar JK menjadi cawapres Jokowi adalah Rp. 10trilyun (dan kemungkinan JK memelihara tujul karena dari laporan keuangan JK ke KPK terungkap dia "hanya" memiliki Rp. 315miliar).
Selain itu bagaimana Jokowi dan JK dapat meyakinkan rakyat Indonesia bahwa mereka adalah pasangan terbaik demi bangsa bila faktanya JK sebagai cawapres Jokowi pernah mengatakan bahwa Jokowi menjadi presiden akan menghancurkan Indonesia dan membawa banyak masalah karena Jokowi tidak berkompeten menjadi presiden; sementara PDIP sebagai partai pengusung Jokowi pernah mengeluarkan kesimpulan bahwa pemerintahan SBY dan JK telah gagal dalam segala bidang termasuk gagal mensejahterakan rakyat dan gagal memberi keamanan kepada rakyat banyak.
Wujud kepanikan kubu JK dan Jokowi lain adalah fakta bahwa mereka begitu depresi untuk menarik dukungan baru sampai mereka berkali-kali mengklaim individu tertentu mendukung Jokowi dan beberapa saat kemudian si individu melakukan klarifikasi bahwa tidak benar mereka mendukung Jokowi, misalnya mereka mengklaim istri Ketua PBNU yang mendukung Prabowo, Said Aqil Siroj mendukung Jokowi, dan sore harinya sang istri memberi klarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak benar, lagipula sebagai istri tidak mungkin dia mendukung pasangan yang berbeda dari yang didukung suami; klaim kedua adalah bahwa Iwan Fals mendukung Jokowi, yang segera diklarifikasi oleh Iwan Fals bahwa hal tersebut tidak benar; dan klaim ketiga lebih keterlaluan, klaim bahwa Ketua PP Muhammadiyah memuji sholat Jokowi dan mendukung Jokowi menjadi presiden, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Berdasarkan klarifikasi dari Din Syamsuddin terungkap manipulasi berita oleh media massa pendukung Jokowi antara lain Tempo; Detik; Media Indonesia dan Metro TV, antara lain: (1) bahwa tidak benar dia memuji bacaan Jokowi di Gedung PP Muhammadiyah sebab Sholat Dzuhur merupakan sholat yang dilakukan secara lirih jadi tidak mungkin bacaannya bisa dinilai karena tidak kedengeran; (2) bahwa tidak benar dia pernah mengatakan bacaan atau gerakan sholat Jokowi bagus; (3) secara khittah Muhammadiyah selalu netral namun mempersilakan anggotanya memilih berdasarkan preferensi masing-masing, dan (4) doa dari Din Syamsuddin agar Jokowi menjadi presiden bukan bentuk dukungan melainkan sekedar kewajiban seorang muslim mendoakan saudaranya mendapat kebaikan.
Di atas semua itu pengakuan Jokowi bahwa mereka kalah telak dalam pertempuran udara telah menandakan bahwa strategi dan materi mereka telah gagal total, sehingga hal ini bisa jadi merupakan salah satu alasan JK sampai menurunkan derajatnya sendiri sebagai mantan wapres RI dan mantan ketum Golkar dengan memainkan isu konyol seperti ketiadaan istri Prabowo akan membahayakan Indonesia.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment