Terus terang saya sangat senang karena arah koalisi Gerindra sesuai dengan pemikiran saya sebagaimana saya tulis bulan lalu. Saat itu saya menulis bahwa untuk mengalahkan Jokowi maka Prabowo perlu kembali ke dasar, ke akar jati dirinya yaitu: militer dari Orde Baru dan kedekatannya dengan Islam sehingga Prabowo bisa berkoalisi dengan: Golkar (dengan memanfaatkan kedekatan mantan istrinya dan ARB); semua partai Islam (kecuali PKB karena ada keluarga Gus Dur di Gerindra); Demokrat (karena Gerindra adalah satu-satunya partai yang menolong SBY ketika sudah hampir di-impeach); serta NasDem atau Hanura (saat itu saya katakan karena Surya Paloh dan Hary Tanoe berseteru maka tidak mungkin mendapatkan keduanya, tapi bila bisa hal tersebut adalah bonus).
Bila melihat koalisi Poros Gerindra hari ini maka yang menjadi anggota adalah sesuai prediksi saya minus Golkar yang sebenarnya hampir jadi tapi mendapat veto dari SBY melalui peringatan Youtube yang tidak mau ada Golkar di dalam koalisinya, karena tentu saja Golkar adalah otak di belakang serangan kepada SBY terkait Century. Adapun anggota Poros Gerindra yang sudah sah antara lain: PAN dengan besan SBY menjadi cawapres Prabowo; PKS; PPP; Hanura dan (mungkin sebentar lagi) Demokrat masuk.
Jadi orang tentu tidak boleh rakus sebab memaksa mendapatkan semua keinginan malah bisa tidak mendapatkan apa-apa, namun saya melihat walaupun Golkar bisa menyulitkan terutama karakter mereka yang hanya melihat kepentingan sendiri tapi tetap saja Golkar adalah Golkar yang berisi murid-murid Presiden Soeharto dan kendaraan Orde Baru selama 32 tahun yang terlalu sayang untuk diabaikan.
Yang terpenting lagi adalah Golkar memiliki jaringan di bidang organisasi tani dan nelayan yang sangat luas karena fokus Orde Baru antara lain adalah bidang pertanian dan perikanan yang pasi bisa membantu program Gerindra yang mau mengembalikan swasembada pangan ke negara ini. Oleh karena itu apabila Prabowo bisa menemukan titik tengah antara antipati SBY kepada Golkar dan keinginan ARB menjadi cawapres dengan kompensasi jabatan lain maka hal tersebut akan sangat bagus sekali.
Namun demikian bila tidak bisa juga tidak apa-apa setidaknya dengan kehadiran Golkar di dalam PDIP bisa menambah "semarak" koalisi kepentingan ala poros PDIP, dan ARB bisa membuat Surya Paloh maupun JK sakit kepala karena semakin menghalangi JK menjadi cawapres Jokowi.
0 comments:
Post a Comment