Rasanya semua orang setuju bila saya mengatakan bahwa apa yang keluar dari mulut Jokowi tidak pernah layak dipercaya. Sering Jokowi mengeluarkan pernyataan untuk menghindar atau ngeles dari pertanyaan yang sulit dijawab; sering juga Jokowi membuat pernyataan hanya sekedar pernyataan tersebut populer dan akan menaikan citranya di mata calon pemilih; tapi lebih sering pernyataan Jokowi adalah pernyataan kosong yang mana bisa dia batalkan sendiri di masa depan tanpa beban.
Berdasarkan karakteristik seorang Jokowi di atas maka terus terang saya tertawa geli ketika membaca berita di media massa bahwa Jokowi mengklaim tidak mau membeberkan visi misinya sebagai presiden Indonesia karena takut diplagiat lawan politiknya. Ah, masak, pengen tahu sehebat apa visi misi walikota dan gubernur gagal macam Jokowi.
Benar saja sekitar dua minggu lalu Jokowi mulai kampanye menunggang jabatan Gubernur DKI Jakarta dengan tema ketahanan pangan, dan bagaimana Indonesia sebagai negara besar ternyata masih tergantung pada impor banyak bahan pangan dari negara lain. Karena Jokowi menyukai seremonial dan segala sesuatu yang simbolis maka kampanye Jokowi di Lampung; Sulawesi dan NTT itu menggunakan tema ketahanan pangan di Jakarta; dan di Bogor mengadakan acara panen padi bersama Jokowi (penting ya?).
Tema ketahanan pangan memang benar dan akan menjadi visi yang populis tapi segera ketahuan bahwa Jokowi sama sekali tidak benar-benar mengerti tema ini karena terbukti hanya copy paste dari program utama Gerindra kata per kata. Selain itu ketika berbicara mengenai monopoli ayam potong di Lampung Jokowi tidak paham bahwa monopoli adalah wewenang sepenuhnya dari KPPU dan bukan wewenang Presiden apalagi Gubernur; belum lagi ketika berbicara sapi ternyata Jokowi salah lokasi karena pusat peternakan sapi terbesar di Indonesia adalah NTB dan bukan NTT.
Bila visi misi Jokowi tentang ketahanan pangan ternyata plagiat, ternyata demikian pula dengan visi misi bernama "revolusi mental" yang terlihat keren. Tema ini sebenarnya menunjukan dengan sempurna kemunafikan Jokowi sebab bila ada orang yang perlu direvolusi mentalnya maka orang itu adalah Jokowi yang suka ingkar janji. Tapi bukan ini yang mau saya bahas.
Hari ini terungkap bahwa "visi misi Revolusi Mental" bahkan bukan hasil pemikiran Jokowi sendiri, melainkan berasal dari buah pikiran tim suksesnya. Yang lebih menyedihkan lagi, Jokowi bahkan berani mengirim artikel tentang Revolusi Mental ke media massa nasional dengan mencantumkan dirinya sebagai penulis yang ternyata juga ditulis seorang ghost writer yang berasal dari tim suksesnya.
Menyedihkan sekali Jokowi ini. Berkomunikasi dengan baik tidak bisa; melakukan manajemen dengan baik juga gagal; bahasa inggris belepotan; memikirkan visi misi atau target pribadi yang mau dicapai harus memplagiat miliki orang lain; menulis artikel juga harus dituliskan orang lain. Jadi apa modal Jokowi sebagai pemimpin?
0 comments:
Post a Comment