Berric Dondarrion
Sedikit bosan menulis tentang Jokowi sekarang saya mau menulis tentang suatu fakta yang sangat aneh terkait Poros PDIP dan Poros Gerindra. Untuk sementara ini dengan asumsi Golkar-Demokrat akhirnya berkoalisi maka Poros PDIP terdiri dari PKB; NasDem; dan Hanura, sedangkan Poros Gerindra terdiri dari PPP; PAN; dan PKS.
Nah, banyak yang mengatakan bahwa Poros PDIP adalah poros yang adem ayem sedangkan Poros Gerindra kocar kacir, tapi sebenarnya pemikiran tersebut salah sebab Poros PDIP bahkan tidak bisa menentukan cawapres sebelum Golkar memutuskan mitra koalisi, baik PDIP atau Demokrat. Hanya melalui koalisi dengan Golkar-lah baru PDIP bisa mengajukan JK sebagai cawapres sebagaimana diusulkan oleh NasDem sedangkan ARB yang tidak mau tekor masih berusaha untuk maju capres.
Sementara itu dukungan dari mitra koalisi pada masing-masing poros sebenarnya tidak terlalu solid sebab tampak sekali keputusan berkoalisi tidak melihat dukungan akar rumput masing-masing dan sekedar berdasarkan kedekatan elit politik, dan Poros PDIP bukan pengecualian.
Dalam Poros PDIP sudah sangat jelas bahwa dari PKB nyata-nyata Ketua PBNU Said Aqil; keluarga Gus Dur dan Rhoma Irama mendukung Prabowo; dari NasDem ternyata Rachmawati Soekarnoputri tidak terlalu sreg dengan Jokowi sebagai capres karena meragukan kemampuannya; dari Hanura sebelum ini seorang elit Hanura mengumumkan resmi berkoalisi dengan Gerindra namun hari yang sama Wiranto malah bertemu Megawati, selain itu Fuad Bawazier mengatakan bahwa ada sebagian akar rumput yang ingin berkoalisi dengan Gerindra. Di tubuh PDIP sendiri juga demikian dukungan untuk Jokowi tidak solid dan dukungan untuk cawapres lebih tidak solid lagi karena ProJo menginginkan Abraham Samad; kubu Tancho ingin Puan Maharani sementara kubu NasDem-Jokowi ingin JK.
Dalam Poros Gerindra juga demikian, Muhammadiyah menyatakan netral; PPP menyatakan bila cawapres Hatta Rajasa maka pemilih mereka bisa pindah ke Jokowi, sementara PKS seperti biasa suam-suam kuku. Bila diperhatikan maka sebenarnya Poros Gerindra lebih stabil dan tidak terlalu ada goncangan politik yang berpotensi menurunkan elektabilitas, setidaknya di Poros Gerindra semua partai termasuk elit di daerah bisa menerima siapapun cawapres yang dipilih Prabowo selama sudah dibicarakan dengan forum koalisi, sementara kubu Poros PDIP malah ProJo; DPC Solo yang dikuasai Jokowi berani menyatakan keberatan bila Puan Maharani yang terpilih menjadi cawapres.
Gonjang-ganjing Puan sebagai cawapres Jokowi sebenarnya jebakan dari Megawati untuk memancing orang-orang dalam PDIP yang tidak setia pada partai sebelum dia menyerahkan PDIP kepada Puan Maharani. Orang-orang ini akan "dibereskan" Mega setelah pilpres selesai. Megawati sendiri sebenarnya tidak memaksa Puan harus jadi cawapres sebab dia masih ada skenario kedua yaitu Prananda sebagai cawapres sedangkan Puan akan menjadi Ketua DPR dan M Prakoso menjadi Ketua MPR.
Sementara itu dalam Poros Golkar-Demokrat (bila jadi) juga menunjukan cairnya dukungan dalam Kubu Golkar, ada yang mau berkoalisi dengan Gerindra; ada yang mau berkoalisi dengan PDIP terutama kubu Luhut Panjaitan; dan kubu ARB mau berkoalisi dengan Demokrat untuk menciptakan poros ketiga untuk bersaing.
Melihat cairnya dukungan dari setiap mitra koalisi maka tidak dapat dipungkiri bahwa pada akhirnya faktor figur akan lebih menentukan daripada jumlah partai yang menjadi mitra koalisi. Dengan demikian Prabowo; Jokowi; ARB akan saing bersaing dengan kefiguran mereka, dan bila tidak ada yang curang maka figur terbaik yang akan menang. Tentu saja tidak ada alasan menolak Prabowo hanya berdasarkan alasan "pelanggaran HAM" dan "tekanan internasional", ini adalah pemilu Indonesia bukan pemilu luar negeri. Di Austria ada kandidat presiden bernama Kurt Waldheim yang ditolak "lembaga HAM internasional" karena dituduh terlibat NAZI akhirnya terpilih dengan cukup telak karena rakyat Austria muak dengan tekanan internasional dan hal ini membangkitkan nasionalisme mereka. Jadi pilihlah sesuai keinginan anda dan jangan kuatir dengan "tekanan dunia internasional" atau apapun juga.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment