Berric Dondarrion
Semalam suntuk diadakan rapat di rumah Megawati membagi-bagi jatah kursi menteri kepada para partai mitra koalisi dan LSM/NGO pendukung Jokowi yang dibiayai Amerika seperti LBH Jakarta; Grup Tempo/Salihara/KUK; dan tentu saja CSIS. Pembicaraan rapat tadi malam berjalan panas dan alot karena masing-masing partai mempertahankan jatah mereka di kementerian.
Rapat dibuka dengan kemarahan Megawati kepada Jokowi karena ketika rapat penetapan Puan Maharani sebagai cawapres dia diam saja namun dia malah pergi ke Solo dan memprovokasi FX Hadi, Ketua DPC PDIP Solo untuk mundur apabila Puan menjadi cawapres.
Patut diduga kuat bahwa pembocor nama Puan ke pers adalah dari kubu Jokowi bila bukan malah Jokowi sendiri yang membocorkan dan perlu dicurigai bahwa pembocor dia diusir Puan adalah dari pihaknya.
Megawati juga ngambek karena pihak NasDem malah membocorkan bahwa koalisi PDIP sama saja seperti koalisi lain, tetap koalisi dagang sapi; bagi-bagi jatah menteri; bagi-bagi uang; dan bagi-bagi kekuasaan. Dia berkata "Kalau begitu NasDem saja yang calonkan presiden dan wakil presiden."
Mengenai cawapres, kendati pendukungnya seperti Sabam Sirait, pendiri PDIP sudah jelas-jelas menolak JK sebagai cawapres, namun Jokowi tetap memaksakan nama JK karena menginginkan bagian dari Rp. 10trilyun sebagaimana dibocorkan oleh Sabam Sirait dalam press releasenya kemarin; selain itu Jokowi juga berhutang budi sangat besar kepada JK sebab: pertama, JK pernah membeli beberapa kontainer mebel Jokowi yang ditolak Eropa karena kualitasnya rendah; dan kedua JK adalah orang yang membawa Jokowi ke Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Dalam nama-nama elit menteri yang sudah pasti dapat kursi antara lain: Muhaimin Iskandar dari PKB sebagai menteri tenaga kerja (pos lama dia); Surya Paloh dari NasDem sebagai Menhankam (karena kenal banyak jenderal); Dik Prakoso sebagai menteri kehutanan; Rohmin Dauri dari PDIP sebagai menteri kelautan, Saiffudin Suding dari Hanura namun belum ditetapkan posnya (sebagai jembatan ke Hary Tanoe karena Suding adalah orangnya Hary Tanoe) dan lain sebagainya. Yang menarik adalah masuknya nama Goenawan Mohamad sebagai menkominfo karena dianggap mewakili pers; Todung Mulya Lubis sebagai menteri luar negeri dewa YLBHI dan LBH Jakarta guna menjelaskan pelanggaran HAM zaman Megawati; dan Jacob Soetoyo dari CSIS sebagai menteri pertambangan.
Mengapa ketiga nama di atas menarik? Karena mereka adalah perwakilan negara-negara imperialis yang selama ini mendukung Jokowi sebagai capres boneka untuk menguasai Indonesia.
Goenawan Mohamad/GM adalah pemilik majalah Tempo dan Tempo sebagaimana kita tahu adalah majalah pendukung utama Jokowi dan GM baru-baru ini menyatakan mundur sebagai pendiri PAN (walaupun puluhan tahun tidak aktif) dengan menyatakan kekecewaannya karena PAN berkoalisi dengan Prabowo dan Gerindra yang terkait isu HAMBURGER. Dengan fakta GM masuk sebagai menkominfo ternyata ada udang di balik HAMBURGER hehehe..
Yang lebih penting lagi, GM adalah sahabat baik George Soros yang menghancurkan perekonomian Indonesia supaya tatanan sosial politik negara ini porak poranda sehingga Soros bisa "memperkenalkan" paham super liberal yang serba bebas (free society) yang dia anut ke Indonesia. GM juga adalah anak didik dari agen CIA bernama Ivan Kats yang salah satu tugasnya melawan PKI/komunis menggunakan budaya, hubungan ini adalah awal mula Manifes Budaya.
Sebagai agen didikan CIA, GM pada tahun 1994 bekerja sama dengan lembaga CIA lain (CSIS) untuk menjungkalkan Presiden Soeharto yang mulai menarik diri dari orbit Amerika, dan untuk itu dia menerima US 300,000 dari lembaga CIA bernama USAid guna mendirikan lembaga yang akan memfitnah Soeharto seperti ISAI; KUK; SiaR dan lain sebagainya.
GM juga pihak di balik AJI yang bangga menerima uang asing dan secara berkala membuat laporan dan memberi informasi tentang Indonesia kepada negara donatur seperti Amerika; Uni Eropa; Australia untuk mengharapkan tambahan donasi, informasi mana akan digunakan mereka untuk menekan Indonesia demi kepentingan negara mereka.
Adapun Todung Mulya Lubis/TML adalah pengacara Jokowi untuk melawan gugatan warga Jakarta. TML adalah advokat yang dipecat permanen oleh organisasi Advokat Peradi karena menangani perkara yang benturan kepentingan terkait pinjaman BLBI ketika mewakili grup Salim. Benturan kepentingan tersebut adalah tahun 2002 TML pernah disewa pemerintah untuk melakukan uji tuntas terhadap pelanggaran MSAA atas pinjaman BLBI grup Salim dan menyatakan Salim belum memenuhi syarat yang ditetapkan sehingga merugikan negara; namun beberapa tahun kemudian ketika menjadi pengacara grup Salim, TML malah berpendapat semua syarat sudah dipenuhi grup Salim dan tidak ada kerugian negara.
Yang lucunya lagi, TML menerima honor untuk kasus yang sama dari pihak yang mensomasi dan pihak yang disomasi, antara lain TML atas nama PT Holdiko sebagai pemenang lelang mengirim enam somasi keras kepada keluarga salim yang menuduh mereka menguasai secara tidak sah aset dan dokumen asli perusahaan ex MSAA dan meminta pengembalian dokumen tersebut. Pada kesempatan berbeda TML menjadi pembela keluarga Salim atas gugatan pengembalian dokumen MSAA tersebut.
Selain itu sebagai "aktivis anti Korupsi" yang menerima uang sangat besar dari luar negeri (Transparency International Indonesia/TII), TML malah menjadi pengacara kasus BLBI yang sarat korupsi dan menghancurkan Indonesia karena RI masih merugi lebih dari Rp. 90trilyun (pokok BLBI termasuk bunga). Salah satu tudingan TM2000 adalah Jokowi didukung koruptor BLBI, dan keluarga Salim, kebetulan atau tidak? Sebagai "aktivis anti Korupsi" TML juga menjadi pengacara mega korupsi bioremediasi yang terkait cost recovery yang merupakan salah satu perampokan terbesar negara ini yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor migas.
Kemudian, TML adalah penerima amanat dari George Soros untuk mengelola uang dan yayasan bernama Tifa Foundation yang tujuannya menyebar prinsip free society atau paham liberal yang dianut Soros ke Indonesia. Sekedar mengingatkan Soros adalah dajjal yang menghancurkan Indonesia pada krismon 1997-1998 dan menyebabkan penderitaan tidak terhingga kepada 200juta rakyat Indonesia, belum lagi ribuan yang mati dalam peristiwa yang disebut sebagai "Revolusi Mei" oleh aktivis HAMBURGER atau dalam bahasa yang lebih lugas pembunuhan; perampokan dan pemerkosaan Mei!!! Sehubungan dengan Pemerkosaan Mei 98 yang dibangga-banggakan aktivis HAMBURGER dan Demokrasi, nama TML juga disebut sebagai salah satu penerima bagian US 26juta dari Bill Clinton melalui USAid untuk menghancurkan Indonesia demi mengganti rezim Soeharto.
Jacob Soetoyo, bandar dari CSIS yang mempertemukan Jokowi dengan tiga wakil negara imperialis dan Vatikan di rumahnya, yang luar biasa Jacob bisa memanggil mantan presiden Indonesia Megawati seperti sultan memanggil pegawai istana biasa ke rumahnya padahal biasanya orang lah yang menghadap Megawati, bukan sebaliknya. CSIS adalah lembaga yang didirikan Pater Beek khusus melawan Islam dan bertanggung jawab atas berbagai kerusuhan di Orde Baru dari Malari sampai Kerusuhan Mei 1998.
Berdasarkan informasi di atas maka kita bisa membayangkan kabinet Jokowi-JK akan dikendalikan para penghianat Indonesia yang sudah menyerahkan lehernya kepada negara imperialis; dan pengusaha yang sudah "menyumbang" Rp. 10trilyun dan pasti mencari jalan tercepat untuk balik modal. Anda pikirkan sendiri nasib Indonesia lima tahun ke depan. Pakai otak dan logika, dan jangan pakai perasaan saja.
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment