Kloningan

Thursday, May 29, 2014

Jokowi Bukan Anak Orang Miskin

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Pernahkah anda membaca atau mendengar kisah masa kecil Jokowi yang begitu mengharukan, bagaimana dia berasal dari keluarga orang miskin yang rumahnya selalu digusur oleh Pemerintah Kota Solo sehingga sempat luntang lantung tidak punya rumah sebab ayahnya yang tukang kayu biasa tidak memiliki cukup uang untuk membeli rumah? Kira-kira cerita Jokowi adalah seperti yang diulang kepada Tribunnews sebagai berikut:

"Saya ini orang miskin, anak tukang kayu. Masa kecil saya, kami tinggal di bantaran kali. Tidak kali orangtua saya berpindah-pindah, mengontrak, karena tidak punya rumah. Waktu di bantara kali itu juga, rumah kami digusur pemerintah Solo, dan tidak diganti rugi. Itu semua memengaruhi saya. Pemimpin yang lahir dalam keluarga kaya raya, dengan orang miskin tentu beda. Omongan boleh dibuat-buat, tetapi gestur tubuh dan mimiknya tidak bisa berbohong."

Kisah Jokowi sangat inspiratif bukan? Dari anak orang miskin di bantaran kali dan sekarang menuju bangku kepresidenan? Pantas tagline kampanye Jokowi adalah "Jokowi adalah kita"; atau Jokowi berasal dari kalangan rakyat marjinal. Sayangnya kisah inspiratif ini seperti kebanyakan kalimat yang keluar dari mulut Jokowi adalah dusta besar yang dibuat dengan tujuan pencitraan dan menciptakan ilusi bahwa Jokowi adalah pemimpin sederhana yang merakyat.

Berikut ini adalah ringkasan beberapa temuan investigasi dari tim Sindonews untuk mencari latar belakang keluarga Jokowi:

- Keluarga Jokowi bukan berasal dari keluarga tidak mampu dan yang pasti keluarga Jokowi tidak pernah sekalipun mengalami penggusuran sebagaimana diklaim Jokowi.

- Menurut kesaksian anak buah kakek Jokowi, Kragan Marbi (80 tahun) dari Dusun Kuman, Desa Kragen, Gondangrejo, Karanganyar, Kakek Jokowi bernama Wirjo Miharjo yang merupakan Kepala Desa Seumur hidup dan sangat kaya, sehingga tidak benar bila mengatakan keluarga Jokowi tidak mampu.

- Kakek Jokowi memiliki lima anak, termasuk ayah Jokowi namun tidak pernah kesulitan memberi nafkah kepada anak-anaknya termasuk memberi warisan kepada lima anaknya. Ayah Jokowi menerima penggilingan padi dan dijual kepada Kragan Marbi pada tahun 1977 seharga Rp. 6juta karena pindah ke Sumber Solo. Selain uang dari warisan tersebut, kakek Jokowi yang kaya masih memberi modal untuk berdagang kepada ayah Jokowi.

- Kragan Marbi mengungkap kekagetannya ketika mendengar Jokowi tiga kali digusur sebab setahu dia sejak pindah hingga hari ini, rumah ayah Jokowi tetap di tempat yang sama dan tidak pernah, di dekat pangkalan bus Damri.

- Pernyataan Kragan Marbi tersebut diamini oleh teman akrab ayah Jokowi, Kasurin yang mengatakan: "Yen wong jowo bilang, keluargane Jokowi, si Wiji kui balung gajah. Ora bener yen ono sing ngomong keluargane Jokowi kui wong ora mampu. Bondone tanah okeh ning endi-endi (terjemahan redaksi Sindonews: Kalau orang Jawa bilang, keluarganya Jokowi, si Wji [ayah Jokowi] itu dari keluarga mampu. Tidak benar kalau ada yang bilang keluarganya Jokowi orang tidak mampu. Harta tanah banyak dan ada di mana-mana).

Berdasarkan temuan ini maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan tidak terbantahkan sebagai berikut:

1. Tidak benar keluarga Jokowi tidak mampu karena keluarga Jokowi selain kaya juga memiliki banyak tanah;

2. Tidak benar ayah Jokowi seorang tukang kayu miskin;

3. Tidak benar rumah masa kecil Jokowi ada di pinggir kali dan pernah tiga kali digusur pemerintah Kota Solo tanpa ganti rugi; dan

4. Riwayat masa kecil yang diedarkan Jokowi adalah kebohongan besar.

Masa mau pemimpin pembohong seperti Jokowi memimpin Indonesia?

0 comments:

Post a Comment