Berric Dondarrion
Pernahkah anda membaca atau mendengar kisah masa kecil Jokowi yang begitu mengharukan, bagaimana dia berasal dari keluarga orang miskin yang rumahnya selalu digusur oleh Pemerintah Kota Solo sehingga sempat luntang lantung tidak punya rumah sebab ayahnya yang tukang kayu biasa tidak memiliki cukup uang untuk membeli rumah? Kira-kira cerita Jokowi adalah seperti yang diulang kepada Tribunnews sebagai berikut:
"Saya ini orang miskin, anak tukang kayu. Masa kecil saya, kami tinggal di bantaran kali. Tidak kali orangtua saya berpindah-pindah, mengontrak, karena tidak punya rumah. Waktu di bantara kali itu juga, rumah kami digusur pemerintah Solo, dan tidak diganti rugi. Itu semua memengaruhi saya. Pemimpin yang lahir dalam keluarga kaya raya, dengan orang miskin tentu beda. Omongan boleh dibuat-buat, tetapi gestur tubuh dan mimiknya tidak bisa berbohong."
Kisah Jokowi sangat inspiratif bukan? Dari anak orang miskin di bantaran kali dan sekarang menuju bangku kepresidenan? Pantas tagline kampanye Jokowi adalah "Jokowi adalah kita"; atau Jokowi berasal dari kalangan rakyat marjinal. Sayangnya kisah inspiratif ini seperti kebanyakan kalimat yang keluar dari mulut Jokowi adalah dusta besar yang dibuat dengan tujuan pencitraan dan menciptakan ilusi bahwa Jokowi adalah pemimpin sederhana yang merakyat.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa temuan investigasi dari tim Sindonews untuk mencari latar belakang keluarga Jokowi:
- Keluarga Jokowi bukan berasal dari keluarga tidak mampu dan yang pasti keluarga Jokowi tidak pernah sekalipun mengalami penggusuran sebagaimana diklaim Jokowi.
- Menurut kesaksian anak buah kakek Jokowi, Kragan Marbi (80 tahun) dari Dusun Kuman, Desa Kragen, Gondangrejo, Karanganyar, Kakek Jokowi bernama Wirjo Miharjo yang merupakan Kepala Desa Seumur hidup dan sangat kaya, sehingga tidak benar bila mengatakan keluarga Jokowi tidak mampu.
- Kakek Jokowi memiliki lima anak, termasuk ayah Jokowi namun tidak pernah kesulitan memberi nafkah kepada anak-anaknya termasuk memberi warisan kepada lima anaknya. Ayah Jokowi menerima penggilingan padi dan dijual kepada Kragan Marbi pada tahun 1977 seharga Rp. 6juta karena pindah ke Sumber Solo. Selain uang dari warisan tersebut, kakek Jokowi yang kaya masih memberi modal untuk berdagang kepada ayah Jokowi.
- Kragan Marbi mengungkap kekagetannya ketika mendengar Jokowi tiga kali digusur sebab setahu dia sejak pindah hingga hari ini, rumah ayah Jokowi tetap di tempat yang sama dan tidak pernah, di dekat pangkalan bus Damri.
- Pernyataan Kragan Marbi tersebut diamini oleh teman akrab ayah Jokowi, Kasurin yang mengatakan: "Yen wong jowo bilang, keluargane Jokowi, si Wiji kui balung gajah. Ora bener yen ono sing ngomong keluargane Jokowi kui wong ora mampu. Bondone tanah okeh ning endi-endi (terjemahan redaksi Sindonews: Kalau orang Jawa bilang, keluarganya Jokowi, si Wji [ayah Jokowi] itu dari keluarga mampu. Tidak benar kalau ada yang bilang keluarganya Jokowi orang tidak mampu. Harta tanah banyak dan ada di mana-mana).
Berdasarkan temuan ini maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan tidak terbantahkan sebagai berikut:
1. Tidak benar keluarga Jokowi tidak mampu karena keluarga Jokowi selain kaya juga memiliki banyak tanah;
2. Tidak benar ayah Jokowi seorang tukang kayu miskin;
3. Tidak benar rumah masa kecil Jokowi ada di pinggir kali dan pernah tiga kali digusur pemerintah Kota Solo tanpa ganti rugi; dan
4. Riwayat masa kecil yang diedarkan Jokowi adalah kebohongan besar.
Masa mau pemimpin pembohong seperti Jokowi memimpin Indonesia?
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2014
(140)
-
▼
May
(78)
- Jokowi Awasi Masjid: Kembalinya Politik Deislamisasi
- Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo
- Mengintai Masjid: Fasisme dan Ambisi Jokowi
- Teganya Jokowi Politisasi Korban Lumpur Lapindo
- Mengapa Faisal Basri Dukung Jokowi-JK?
- Bukti Jokowi Boneka Amerika Serikat
- Jokowi Bukan Anak Orang Miskin
- Jokowi: Dari Joko Klemer ke Capres Boneka
- Kala Kubu Jokowi Kehabisan Bahan Propaganda
- Menolak Jokowi Mempolitisasi Agama Islam
- Alasan Jokowi Kalah Telak dalam Perang Udara
- "Keturunan Cina", Politik Dizolimi Khas Jokowi
- Dipecat ABRI, Prabowo Jangan Dipilih?
- Jokowi, Bila Titisan Harmoko Nyapres
- Menyoal "WN Kehormatan" Prabowo Subianto
- Melawan Politisasi "Penculikan Aktivis" oleh Komna...
- Jokowi Memang Capres Bermasalah
- Dalang Kerusuhan Mei 1998 Mendukung Jokowi
- Kala Senjata Jokowi Memakan Dirinya Sendiri
- Keluarga Soekarno dan Jusuf Kalla Saja Menolak Jokowi
- Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja
- Koalisi Penghianat vs Koalisi Beretika
- Yakin Mau Megawati-JK Sebagai Pemimpin?
- Poros Jusuf Kalla v. Poros Prabowo dkk
- Kabinet Jokowi Buktikan Dia Boneka
- Mengenai Posisi "Menteri Utama" Ical
- Sabam Sirait: Mahar JK Cawapres Rp. 10 Trilyun
- Poros Gerindra Lebih Solid daripada Poros PDIP
- Jokowi-JK, Kombinasi Rampok
- Dari Anti Prabowo Menjadi Yakin Dia Difitnah
- Poros PDIP dan Gerindra Yang Aneh
- Darah Rakyat di Tangan Klik Benny Moerdani
- Jokowi, Norman Kamaru Versi Politisi?
- Bukti Persekongkolan Megawati dan Benny Moerdani
- Abraham Samad Politisi Ganjen!
- Perjanjian Batu Tulis Jilid Dua?
- Saat Fanboi Jokowi Kecele
- Pilpres 2014: Benny Moerdani Vs Prabowo 4
- Boneka Plastik Bernama Jokowi
- Percaya Koalisi PDIP Tidak Transaksional?
- Megawati: Jokowi Boneka Saya
- Memang Siapa Goenawan Mohamad?
- Jokowi, Boneka untuk Melawan Prabowo
- Perbandingan kelemahan Jokowi dan Prabowo
- Kelucuan Fanboi Jokowi Terkait Golkar
- Koalisi Kepentingan (PDIP) vs Koalisi Nasional (Ge...
- Reformasi (Gerindra, Dkk) Vs. Orde Baru (PDIP, Dkk)
- Duduk Perkara Sebenarnya "Revolusi Mental"
- Jokowi Akan Jadi Tersangka?
- Mungkinkah Gerindra Menarik Golkar?
- Kejatuhan Jokowi Menghitung Hari?
- Bentuk Akhir Poros Koalisi Pilpres
- Ita Martadinata Haryono Lebih Berharga daripada Wi...
- Fadjroel Rahman dkk dan Kerusuhan Mei
- Prabowo-Jokowi; Indo di Antara Dua "Setan"
- Prabowo Pahlawan Reformasi Indonesia
- Jokowi Memang Membutuhkan Politik Dizolimi
- Artikel-Gate Mencerminkan Jokowi
- Visi Misi Jokowi Hasil Plagiat
- Logika Sesat Raden Nuh Ttg Jokowi
- Cara Benny Moerdani Ciptakan Presiden Megawati
- Seberapa Jauh Jokowi Akan Play Victim?
- Mengapa Prabowo Dihujat dan Jokowi Dipuja
- Jokowi dan Bangkitnya Komunis Indonesia
- Tim Mawar Cikal Bakal Densus 88
- LSM Anti Prabowo Adalah Antek Asing
- Iklan RIP Jokowi Buatan Tim Jokowi
- Komnas HAM: Tolak Jokowi si Pelanggar HAM!!
- Kenapa NJOP Rumah Ahok Hanya Naik 57%?
- Pajak Rumah Mewah Ahok Cuma Naik 57%?
- Korupsi Jokowi dalam Kenaikan NJOP
- Jokowi Tidak Ada Potongan Pemimpin
- PDIP: Jokowi Gagal Mengelola Jakarta
- Jokowi Capres Bermental Inlander
- Semakin Terbukti Jokowi Antek Amerika
- PDIP, Bunker Perlindungan Pelanggar HAM
- Kala PKB Mengkhianati NU
- Siapa Pelanggar HAM? Jokowi atau Prabowo?
-
▼
May
(78)
Popular Posts
-
Captured from this link . Menarik sekali isi dari sebuah website ini. Nominal yg dijanjikan luar biasa besar. Sewa Collateral U/ Jamina...
-
Masa-masa setelah kedatangan para Templar di Istana King Baldwin hingga munculnya Guy Lusignan dalam episode Perang Hattin melawan Shalah...
-
Bagi masyarakat Reformasi di Indonesia dan di Luar Negeri kami sependapat bahwa kita telah berusaha untuk membela negara yang kita cint...
-
Bangsa asli Amerika yang sering disebut dengan bangsa Indian adalah bangsa yang memiliki kulit berwarna merah muda. Bagsa Indian diyakini be...
-
Oleh : abu ya'la babussalam Naskah asli MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection' Siapa ya...
-
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM- Strategi tipu-tipu ala Kartika Djoemadi yang digunakan pada Pemilu Presiden 2014 lalu, kembali ditiru pendu...
-
Guisepe Manzini Apakah dengan demikian, naiknya Roncalli menjadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Int...
-
Dalam sebuah diskusi bertema anti korupsi yang diselenggarakan KPK pada tahun 2012 lalu, seorang peserta bertanya siapa orang terkaya di In...
-
Tweet from @ratu_adil —————————– @ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya ‘diputihkan’ ol...
-
Ngeri Ngeri Sedap, mungkin itulah pernyataan yang ada ketika melihat judul berita ini. Bahwa judul itu sebenarnya provokatif memang ya… Namu...
0 comments:
Post a Comment