Sebelum mulai artikel kali ini saya mau menceritakan ulang sebuah kisah dari Dinasti Tang, salah satu dinasti termasyur di China yang menurut saya relevan dengan pembahasan hari ini. Kisah tersebut kira-kira sebagai berikut:
"Alkisah Kaisar menunjuk seorang pejabat untuk menduduki posisi sebagai kepala daerah yang jauh dari pusat pemerintahan.
Satu tahun berlalu dan selama satu tahun tersebut laporan yang masuk ke kaisar mengenai sang pejabat lebih banyak yang buruk ketimbang yang baik, antara lain sang pejabat melakukan korupsi, suka mabuk, suka main perempuan, kasar pada bawahan, sombong dan lain-lain.
Mendengar laporan-laporan yang masuk tersebut sang kaisarpun murka dan memanggil sang pejabat untuk menghadap dan memarahinya habis-habisan. Sang pejabat memohon ampun dan meminta diberikan kesempatan satu tahun lagi. Sang kaisar mengabulkan dengan catatan bila laporan yang datang masih buruk maka sang pejabat akan dipenggal, yang disanggupi sang pejabat.
Satu tahun kembali berlalu dan kali ini sang kaisar memanggil sang pejabat dengan hari senang karena laporan dari bawahan sang pejabat yang masuk kali ini sangat baik, dan memuji kinerja dan ahlak sang pejabat yang sangat tinggi. Saat itu sang kaisar bertanya apa yang telah sang pejabat lakukan untuk memperbaiki diri. Sang pejabat menjawab:
'Kaisar, pada tahun pertama kebijakan pokok saya reformasi birokrasi dan saya berusaha untuk menghapus korupsi, menegakan disiplin kepegawaian, memperketat anggaran, sistem perpajakan saya perbaiki dan saya menegakan hukum dengan tanpa pandang jabatan dan kedudukan agar daerah yang dipercayakan kepada saya dapat memberikan sumbangsih pada dinasti ini. Orang-orang yang tidak menyukai saya kemudian memberikan laporan yang tidak baik kepada kaisar sehingga kaisar marah kepada saya.
Pada tahun kedua saya tidak melakukan apa-apa di propinsi tersebut, menutup mata terhadap korupsi dan kolusi, membiarkan ketidakdisiplinan pegawai, kecurangan pada sektor pajak, tidak menghukum aparat pemerintah yang semena-mena kepada rakyat dan tidak menindaklanjuti laporan-laporan dari rakyat tentang kejahatan di daerah saya. Karena hal tersebut bawahan saya memberi laporan-laporan yang baik tentang saya kepada kaisar. Demikian yang dapat saya sampaikan.'
Mendengar laporan tersebut kaisarpun terdiam sebentar dan kemudian memerintahkan sang pejabat untuk melanjutkan reformasi yang dimulai pada tahun pertama dan kali ini dengan dukungan penuh dari kaisar."
Moral cerita di atas adalah kita harus berhati-hati bila ada orang yang dijelek-jelekan dan seseorang begitu dihujatnya seolah dia adalah raja setan. Demikian pula kita harus mawas diri bila ada orang yang dipuja-puji demikian rupa seolah dia adalah malaikat atau dewa yang turun ke bumi. Kita tidak boleh menilai seseorang hanya karena seseorang ramai dihujat atau dipuji tanpa memeriksa faktanya terlebih dahulu. Sering kali orang yang dihujat adalah orang yang telah melakukan sesuatu yang benar.
Bila sejarah mengajarkan sesuatu maka reputasi seorang tokoh sering tidak mencerminkan fakta yang sebenarnya. Kita ambil contoh Hitler, sebuah nama yang bersinonim dengan iblis dan segala sesuatu yang jahat karena dituduh sebagai agresor yang memulai peperangan di Eropa Barat; perang dunia II dan melakukan genosida terhadap Yahudi. Sementara Franklin Delano Rossevelt/FDR, Harry Truman serta Winston Churchil dianggap sebagai pahlawan pembela kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Bagaimana faktanya?
Yang banyak disembunyikan dunia tentang Hitler adalah fakta bahwa dia mengirim Yahudi ke kamp konsentrasi ketika perang dunia II dimulai karena tahun 1933 Yahudi internasional telah menyatakan perang terhadap Hitler dan memboikot Jerman sehingga mencegah ada musuh dalam selimut Jerman keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi. Praktek yang sama juga dilakukan oleh FDR dengan mengirim seluruh warga Amerika keturunan Jepang ke kamp konsentrasi. Adapun alasan mengapa banyak warga Yahudi yang mati di kamp konsentrasi adalah karena wabah penyakit serta kekurangan pasokan makanan akibat blokade pasukan sekutu.
Selain itu faktanya Hitler telah berkali-kali mengirim proposal perdamaian kepada Polandia, Inggris dan Perancis sekalipun saat itu dia sedang di atas angin namun selalu ditolak oleh Chamberlain dan Winston Churchill. Yang lebih keji lagi Inggris menahan Rudolf Hess, utusan Hitler untuk membicarakan perdamaian dengan Inggris. Menahan utusan jelas melanggar hukum perang dan hukum humaniter. Kejahatan Churchil yang lain adalah fakta bahwa dia menahan kiriman makanan untuk India yang kelaparan karena kuatir direbut Jerman, mengakibatkan jutaan rakyat India meninggal dunia. Mengenai fakta ini bisa dibaca buku berjudul Churchill's Secret War.
Adapun FDR sendiri adalah seorang yang sangat rasis dan melihat keturunan Jepang dengan kejijikan luar biasa dan menganggap mereka sebagai sub-manusia atau derajatnya di bawah manusia. Proyek Manhattan yang memproduksi bom atom tersebut sejak semula sudah direncanakan untuk dijatuhkan di Jepang dan tidak pernah untuk Jerman yang dianggap satu ras. Sebagaimana dikatakan Pat Buchanan politikus senior Amerika, FDR juga bertanggung jawab atas kebangkitan Uni Soviet dan jutaan rakyat soviet di bawah pemerintahan Stalin dan kematian 60 juta manusia akibat Perang Dunia II padahal bisa dicegah dengan menerima proposal damai Hitler yang hanya memberi sedikit keuntungan kepada Jerman berupa kembalinya kota Danzig yang lepas dari Jerman akibat perjanjian Versailles yang tidak adil tersebut.
Demikian pula dengan Harry Truman, presiden penerus FDR yang sengaja menjatuhkan bom Atom di Jepang padahal Jepang sudah mau menyerah dengan syarat kedudukan kaisar Hirohito tidak diganggu gugat, yang terus ditolak karena arogansi Amerika. Setelah dua bom atom dijatuhkan baru Harry Truman menerima syarat Jepang tersebut itupun karena Soviet telah menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerang Manchuria sehingga demi mencegah sebagian Jepang jatuh ke tangan Soviet maka Truman menerima proposal Jepang tersebut.
Nah, kita sudah cukup panjang lebar berbicara untuk membuktikan bahwa reputasi seseorang tidak selalu menggambarkan fakta sebenarnya. Lantas bagaimana dengan Prabowo yang dianggap musuh LSM pembela HAM nomor wahid, dan Jokowi yang baru-baru ini dipuji Ketua MPR kita yang dari PDIP itu sebagai pemimpin untuk Indonesia yang jatuh dari langit? Tentu saja kita juga harus hati-hati dalam menilainya.
Sejarah Prabowo cukup untuk menunjukan bahwa dia adalah seseorang yang pemberani dan memiliki rasa keadilan yang cukup tinggi serta melawan apa yang menurut dia salah tapi dia memiliki kenaifan dalam berpolitik, kendati demikian Prabowo orang yang bisa dipegang janjinya. Inilah alasan Kapten Prabowo berani melawan Jenderal Benny Moerdani dari CSIS yang sedang menjalankan misi untuk mendeislamisasi Indonesia termasuk melarang prajurit ABRI untuk melaksanakan sholat bila sedang mengenakan baju loreng-loreng. Ingat saat itu Benny Moerdani sedang dalam posisi terkuatnya dan tidak ada seorangpun yang tidak takut pada Benny, termasuk Soeharto.
Keberanian melawan Benny melahirkan beberapa simpatisan dari kalangan ABRI sehingga lahirlah apa yang dinamakan ABRI Merah-Putih pimpinan Benny Moerdani dan ABRI Hijau pimpinan Prabowo. Anda perhatikan semua purnawirawan jenderal yang selama ini menyudutkan Prabowo seperti Hendropriyono, Agum Gumelar, SBY, Luhut Panjaitan, Sintong Panjaitan, Wiranto? Mereka adalah bagian dari ABRI Merah-Putih yang masuk klik Benny Moerdani. Ketika Benny Moerdani tidak lagi dipakai oleh Soeharto, para Jenderal Merah-Putih yang tersinggung karena Soeharto mulai mendekati kalangan Islam sering melakukan pertemuan dengan Benny di CSIS.
Tentu saja Benny Moerdani dan CSIS bentukan Pater Beek dari CIA itu adalah dalang kejatuhan Soeharto termasuk dalang di balik bangkitnya kekuatan oposisi sipil yang sudah lama hancur dan cerai berai. Berdasarkan seluruh bukti yang ada Benny Moerdani adalah perencana dan pengatur Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 demi menurunkan Soeharto dan menaikan Megawati yang sudah lama mereka siapkan untuk menggantikan Soeharto. Benny Moerdani jugalah yang memfitnah Prabowo sebagai dalang Kerusuhan Mei dan menghancurkan reputasinya yang mentereng itu.
Sedangkan para NGO/LSM penuding Prabowo? Sebagaimana saya uraikan, mereka hanya sekedar penghianat negara yang menerima uang dari Amerika dan Uni Eropa untuk menjalankan kebijakan negara-negara donatur tersebut di Indonesia. Karena pesanan negara luar itulah mereka tetap mengejar dan terus merusak reputasi Prabowo sekalipun Komnas HAM dalam laporannya tahun 2006 telah menyatakan orang yang ditangkap kopassus telah dilepas semua dalam kondisi hidup sedangkan orang lain yang belum kembali ditangkap pasukan lain. Tidakkah anda mempertanyakan bila banyak anggota militer lain yang bersalah mengapa Prabowo yang hanya jadi kambing hitam? Ingat juga bahwa seluruh anggota Tim Mawar hanya ada satu yang dipecat, yang lain melanjutkan karir seperti biasa jauh di mata publik.
Bagaimana dengan Jokowi? saya tidak akan mengurai panjang lebar, namun silakan anda perdalam prestasi Jokowi yang sebenarnya di luar semua kampanye dan pencitraan yang luar biasa masif dari barisan pendukungnya itu. Siapa Jokowi tanpa pencitraannya? Hanya seorang pembohong; mencla-mencle; ambisius tanpa menilai kemampuan diri sendiri; tidak memiliki rasa tanggung jawab; egois; narsis akut yang berlebihan; tidak layak dipercaya dan tidak memiliki kemampuan apapun.
0 comments:
Post a Comment