Maulani memaparkan hierarkhi ordo Weishaupt tersebut, “Para anggotanya harus berbaiat kepada para atasan, yang dibagi ke dalam tiga klas utama: pertama, adalah para novis minerval, dan illuminati junior. Pada klas kedua, terdiri dari para ksatria, sedang klas yang ketiga atau klas rahasia terdiri dari dua tingkat, pendeta dan regent, serta ‘magus’ dan raja, atau Illuminatus-Rex.
Kaum Illuminati diharuskan senantiasa menjaga rahasia dengan ketat. Setiap anggota diharuskan menyerahkan janji baiat tidak akan pernah mengungkapkan apa pun tentang organisasinya kepada siapa pun, bersumpah tidak mengenal siapa atasannya dan asal-usul organisasinya, namun harus meyakini bahwa ordo rahasia ini berakar jauh ke masa silam.”[1]
Salah satu peraturan ordo ini yang kemudian disebut sebagai Illuminati mengenai konsep dosa yang amat pragmatis: “Dosa hanyalah bila hal itu menimbulkan penderitaan, tetapi bila keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada kerugiannya, maka hal itu menjadi suatu kebajikan.”
Pada tanggal 1 Mei 1776 Weishaupt juga telah merampungkan tugasnya dan sejarah mencatat bahwa pada tanggal 1 Mei 1776 itulah hari lahirnya Illuminati. Anehnya, tanggal yang sama sampai sekarang juga diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.
Strategi yang disusun Weishaupt tersebut secara garis besarnya adalah:
- Penghapusan dan penguasaan seluruh penguasa pemerintahan negara-negara dunia yang berpengaruh,
- Penghapusan dan penguasaan seluruh lahan pribadi,
- Penghapusan dan penguasaan kekayaan keturunan,
- Penghapusan dan penguasaan terhadap jiwa pejuang,
- Penghapusan dan penguasaan terhadap ikatan keluarga,
- Penghapusan dan penguasaan terhadap agama-agama dunia,
- Dan kemudian barulah menciptakan satu pemerintahan dunia.
Jika dilihat secara sepintas hal di atas sepertinya mustahil dilakukan. Namun jika dipaparkan maka akan terlihat betapa hal tersebut bukanlah tidak mungkin. Yang dimaksudkan dengan penghapusan dan penguasaan seluruh penguasa pemerintahan negara-negara dunia yang berpengaruh adalah dengan menjadikan para penguasa di negara-negara besar di seluruh dunia sebagai kaki tangan mereka. Dewasa ini hal tersebut sudah menjadi kenyataan. Amerika Serikat sudah menjadi kuda tunggangan mereka yang paling nyaman.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan penghapusan dan penguasaan terhadap seluruh lahan pribadi, adalah dengan cara menyusupkan ide-ide dasar mereka ke tiap-tiap orang di dunia ini melalui segala perangkat yang bisa dipergunakan seperti media massa, budaya, lembaga pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Yang ketiga, penghapusan dan penguasaan terhadap kekayaan keturunan. Yang dimaksudkan dengan kekayaan turunan adalah sumber daya alam yang dikandung di dalam perut bumi, dalam laut, dan juga udara yang dimiliki berbagai bangsa. Kelompok pewaris Ordo Kabbalah ini berupaya dengan sekuat tenaga agar semua kekayaan yang bisa dinikmati dari generasi ke generasi ini—kekayaan turunan—bisa dikuasai mereka sehingga seluruh umat manusia di luar kelompok mereka menjadi sangat tergantung hidupnya.
Keempat, penghapusan dan penguasaan terhadap jiwa pejuang. Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah dengan melemahkan spirit para pemuda dan pemudi, para generasi muda, agar tidak lagi mau bersusah-payah bekerja keras, tidak lagi mau bersusah-payah belajar, tidak mau lagi bersusah-payah menemukan hal-hal yang baru yang berguna bagi kemanusiaan, dan menjadikan para generasi muda itu sebagai manusia-manusia yang hanya memikirkan kesenangan hidup, hedonisme, foya-foya, hiburan, mengejar kenikmatan dunia baik berupa pangkat, harta, maupun seksual.
Dengan demikian akan hilanglah ‘jiwa pejuang’ yang sesungguhnya ada di dalam tiap diri manusia, dan jika sudah hilang maka mereka akan menjadi manusia-manusia robot, manusia-manusia sampah yang hidup hanya untuk makan, rekreasi atau hiburan, berfoya-foya, dan sama sekali tidak ada kontribusinya bagi membangun peradaban dunia. Manusia-manusia inilah yang dikehendaki oleh mereka, manusia sampah.
Samuel Zweimer, Ketua Asosiasi Agen Yahudi saat Konferensi Yerusalem di tahun 1935 kembali mengulangi pokok-pokok rencana Weishaupt, kala itu Dunia Kristen sudah ‘jatuh’ dalam genggaman mereka dan lawan yang harus ditundukkan berikutnya adalah umat Islam.
Dalam pidatonya, Zweimer antara lain berkata, “…tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam, dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah atau berdialog denganNya. Di samping itu saudara harus berusaha agar mereka tidak lagi memiliki budi yang luhur.
Tugas saudara adalah membuka jalan agar kekuatan kolonial mampu menerobos benteng pertahanan Islam. Cara ini telah anda lakukan dengan baik seratus tahun yang lalu. Kita dan seluruh orang non-Islam merasa sangat gembira atas perjuangan yang saudara lakukan. Selama tiga abad lampau, kita telah mampu menguasai sector pendidikan di negara-negara Islam yang independent dan yang telah dikuasai kita.
Di wilayah-wilayah tersebut banyak perlindungan misionaris, gereja, organisasi, dan sekolah yang mengikuti petunjuk negara Eropa dan Amerika. Banyak agen-agen kita yang bekerja di bawah tanah yang tidak boleh ditunjukkan sekali pun hanya dengan isyarat. Sarana yang telah saudara bawa saat ini mampu mengubah pikiran dan opini dunia.
…Saudara telah mengeluarkan kaum Muslimin dari agama mereka, meski pun mereka tetap enggan memakai baju Yahudi atau Kristen. Gaya hidup seperti itulah sasaran kaum kolonialis, yaitu pemuda yang enggan bekerja keras, malas dan senang berfoya-foya, hanya mencari hal-hal sensual, mencari harta kekayaan hanya untuk memuaskan nafsu dan juga memburu jabatan demi hawa nafsu. Saudara telah mengerjakan tugas dengan amat baik. Saudara telah mengagungkan agama Yahudi. Lanjutkanlah perjuanganmu hingga kita mampu menjadi penguasa dunia.”[2]
Kelima, penghapusan dan penguasaan terhadap ikatan keluarga. Kelompok yang dipimpin Weishaupt sangat menyadari ikatan keluarga mampu untuk menjadi benteng yang teramat kuat bagi ancaman dan serangan pihak luar, baik yang bersifat psikologis maupun yang nyata.
Untuk menghapus ikatan keluarga, bisa dengan banyak cara. Misal dengan menekan sisi ekonomi suatu negara hingga keluarga-keluarga hilang rasa solidaritasnya karena terlalu sibuk untuk sekadar bisa bertahan hidup. Selain itu, juga dengan promosi besar-besaran lewat budaya dan juga lembaga pendidikan yang membuat anak tercerai dari ibu atau bapaknya, atau suami tercerai dengan isterinya. Semuanya ini saling terkait berkelindan. Ikatan keluarag di sini juga dimaksudkan dalam artian luas, ikatan bangsa, suku, dan negara.
Keenam, penghapusan dan penguasaan terhadap agama-agama dunia. Tiada jalan lain adalah dengan merusak esensi ajaran asli agama-agama yang ada. Sejak abad-abad pertama mereka telah menyusupkan Paulus untuk merusak dan menghancurkan agama Kristen dari dalam, Paulus-lah—seorang agen Yahudi—yang telah bertanggungjawab merusak Injil yang asli dengan penambahan-penambahan ayat-ayatnya yang sama sekali tidak memiliki dasar dan bahkan bertentangan dengan isi dari Injil Perjanjian Lama.
Ke dalam umat Islam, mereka menyusupkan Abdullah bin Saba’ untuk merusak agama Islam, dan sebagainya. Promosi gaya hidup serba permisif juga salah satu bagian dari skenario ini.
Jika semua ini telah berjalan dan menuai hasil yang nyata, maka sebuah skenario terakhir adalah dengan menciptakan satu pemerintahan dunia yang mendominasi percaturan perpolitikan dunia, satu-satunya negara adi kuasa di dunia yang tiada tandingannya lagi.
Sekarang, Amerika Serikat tengah diskenariokan sebagai penguasa tunggal dunia. Melihat hal ini semua, konspirasi yang sebelumnya mungkin tidak kita yakini, ternyata di permukaan, pada kenyataannya memang benar-benar terjadi. Apa pun namanya, fakta-fakta yang ada di hadapan kita membenarkan hal tersebut. Hal ini ternyata telah dirancang sejak lama. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
[1] ZA. Maulani; Zionisme, Gerakan Menaklukkan Dunia; Daseta, Jakarta, cet.1, 2002; hal. 51-52
[2] Dr. Darouza; Mengungkap Tentang Yahudi; Pustaka Progresif; Surabaya; Cet.1, 1992; hal.131-132.
0 comments:
Post a Comment