Tak sampai empat tahun kemudian, 1901, Nylus menerbitkannya menjadi sebuah buku. Dalam waktu sangat singkat, buku ini telah hilang dipasaran. Walau demikian, beberapa cendekiawan Rusia telah membacanya. Orang-orang asli Rusia yang memang tidak menyukai orang-orang Yahudi menuding kaum ini akan mengadakan kudeta terhadap pemerintahannya.
Merasa terpojok, para petinggi Yahudi yang berada di Rusia pun menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah dokumen palsu yang sengaja dibuat untuk menjelek-jelekkan kaum Yahudi. Namun masyarakat Rusia tidak begitu saja mudah percaya. Apalagi isi dokumen tersebut banyak sekali yang benar-benar terjadi dengan peristiwa-peristiwa dunia. Akibatnya, kemarahan orang-orang Rusia ini menimbulkan pengejaran dan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi di Rusia dan Eropa Timur.
Mengetahui bukunya lenyap dengan cepat, diborong habis dari toko-toko buku, Nylus segera mencetaknya kembali di tahun 1905 dengan tambahan berupa prakata dan aneka komentar darinya. Tetapi buku tersebut lagi-lagi dengan cepat hilang di pasaran.
Tahun 1911 kembali dicetak dan mengalami nasib yang sama. Saat naskah tersebut kembali dicetak pada tahun 1917, Rusia yang tengah dilanda bayang-bayang kejatuhan Tsar akibat keberhasilan Revolusi Bolsyewik, para tokoh komunis memerintahkan agar buku tersebut disita dan dilarang beredar di seluruh Rusia. Krensky yang menjatuhkan Kekaisaran Rusia menyatakan, “Barangsiapa yang memiliki buku tersebut, partai komunis akan menjatuhkan hukuman yang berat kepadanya, membuangnya ke kamp kerja paksa di Siberia atau dieksekusi mati.”
Jelas, kaum Komunis dalam hal ini membuktikan bahwa dirinya merupakan bagian dari Konspirasi Yahudi Internasional. Sergey A. Nylus sendiri ditangkap oleh polisi rahasia partai Komunis dan setelah mendapat siksaan yang berat kemudian di buang ke sebuah kamp. Nylus kemudian meninggal dunia di Vladimir, pada 13 Januari 1929.
Namun, sebelum komunis berkuasa, sebuah buku Nylus telah dibawa oleh seorang rekannya bernama G. Butmi yang kemudian membawa buku tersebut ke Inggris dan menyimpannya di British Museum pada tanggal 10 Agustus 1906.
Seorang jurnalis, koresponden surat kabar Inggris The Morning Post, bernama Profesor Victor E. Marsden, pada tahun 1917 menemukan buku tersebut di sebuah perpustakaan di London. Marsden meyakini buku kecil berbahasa Rusia itu sangat penting. Sebab itu dia kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dengan judul “Protocol of the Learned Elder of Zion”.
Seperti halnya buku sejenis yang diterbitkan oleh Sergey A. Nylus, buku terjemahan dari Marsden pun selalu habis dipasaran dalam waktu yang singkat. Hingga tahun 1921, buku edisi Inggris ini telah mengalami cetak ulang hingga sedikitnya lima kali. Ada yang mengatakan bahwa buku-buku tersebut sebenarnya diborong oleh kaum Yahudi dan kemudian dibakarnya.
Dari buku Marsden inilah, Protocolat Zionis tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.[1]
CETAK BIRU PERANG DUNIA
Cetak biru Perang Dunia I, II, dan III, juga Revolusi Inggris dan Perancis, telah dirancang oleh Konspirasi Yahudi Internasional lewat tangan Jenderal Amerika Serikat, Albert Pike. Bisa jadi, Albert Pike hanyalah ‘pemain layar’ alias yang disorongkan kepada masyarakat, sedang ‘pemain di belakang layar’ merupakan satu tim yang terdiri dari sejumlah pakar Yahudi yang memang disembunyikan jauh dari keramaian.
Saat ini, Perang Dunia I dan II telah terjadi. Demikian pula Revolusi Inggris, Revolusi Perancis, dan perang-perang lokal lainnya. Semua dilakukan sebagai ‘tahapan dekonstruksi dunia’ yang setelah hancur akan dibangun kembali berdasarkan ‘konstruksi Ordo Kabbalah’. Dunia akan dibentuk menjadi satu arsitektur, arsitektur Kabbalah.
Mengenai Perang Dunia III, memang belum terjadi, namun masyarakat dunia, oleh Konspirasi ini, tengah digiring menuju ke sana agar nantinya dunia benar-benar menjadi tunggangan mereka yang teramat jinak. Semuanya itu, Albert Pike-lah, orang yang dianggap bertanggungjawab. Siapakah jenderal berjenggot lebat tersebut?
Albert Pike dilahirkan di Boston, AS, pada tanggal 29 Desember 1809 dari pasangan suami isteri Yahudi, Benjamin dan Sarah Andrews. Pike merupakan anak tertua dari enam bersaudara. Setelah menjalani pendidikan di Harvard, Pike masuk dinas militer. Saat Perang Sipil (1861-1865), Brigadir Jenderal Albert Pike menjadi salah satu pimpinan dari Tentara Konfederasi yang berhadapan dengan Tentara Union. Usai perang, Pike diketahui telah melakukan pengkhianatan dan dipenjara. Namun belum sempat berlanjut, pada 22 April 1866 Presiden Andrew Johnson menyelamatkan dirinya dari penjara. Johnson adalah seorang anggota Freemasonry Amerika saat itu, sama seperti Pike. Keesokan harinya, keduanya bertemu di Gedung Putih.
Pada tanggal 20 Juni 1867, Petugas Lodge Freemasonry Scottish Rite menelpon Johnson dan mengundangnya untuk menghadiri penganugerahan ‘kenaikan tingkat yang istimewa’ bagi presiden itu dari derajat keanggotaan yang hanya 4th melompat ke tingkat keanggotaan ke 32nd, dan Johnson kemudian pergi ke Boston untuk meresmikan Kuil Masonik di sana.
Sosok Albert Pike sendiri penuh kontroversial. Ada yang menyatakan bahwa dia seorang yang jenius dan mempu berbicara atau menulis dalam 16 bahasa berbeda. Namun ada pula yang menuding bahwa Pike biasa saja, tidak terlalu pintar, dan sering menjiplak karya orang lain dengan mengakui sebagai karyanya sendiri. Walau demikian, Pike memang dikenal sebagai penyair, filsuf, tentara, sukarelawan, humanis, dan lain-lain.
Pike juga dianugerahi derajat keanggotaan Freemason AS hingga ke derajat 33rd. Dia adalah salah seorang pendiri dari Ancient Accepted Scottish Rite of Freemasonry, dan menjabat sebagai Grand Commander of North American Freemasonry dari tahun 1859 hingga meninggal dunia pada tahun 1891. Di tahun 1869, Albert Pike diketahui juga membentuk organisasi rasialis kulit putih yang bernama Order of the Knights of the Ku Klux Klan (KKK) yang bertahan hingga sekarang.
Kehidupan pribadi Albert Pike sangatlah menjijikan. Dia mengakui jika dirinya seorang pemuja setan yang juga melakukan upacara-upacara okultisme dengan segala ritual iblisnya. Selain aktif di Freemasonry dan juga KKK, Pike juga menjabat sebagai Grand Master sebuah kelompok pemuja Lucifer yang dikenal dengan nama The Order of the Palladium yang didirikan di Paris pada tahun 1737.
Palladisme awalnya dibawa ke Yunani dari tanah Mesir oleh Pythagoras di abad ke-5 Masehi dan kemudian menjadi bagian inti dari ritual satanisme yang biasa dilakukan di lodge-lodge Masonik dan juga Templar.
Tahun 1801, seorang Yahudi bernama Issac Long membawa patung Baphomet ke sebuah Lodge Masonik di Charleston, Carolina Selatan. Lokasi ini dipilih karena Charleston berada tepat di 33rd garis lintang selatan seperti halnya kota Bagdad. Lodge ini kemudian menjadi induk dari semua lodge Masonik di seluruh dunia. Issac Long sendiri terpilih menjadi Grand Masternya. Albert Pike kemudian menggantikan Issac Long dan mengubah nama organisasinya dengan nama Order to the New and Reformed Palladian Rite (Reformed Palladium) yang hanya mengenal dua tingkatan: Adelph (or Brother),dan Companion of Ulysses (or Companion of Penelope).(Bersambung/Rizki Ridyasmara)
[1] Buku ‘Protocol of Zions’ edisi Indonesia setahu penulis terbit pertama kalinya pada bulan Juni 1990 dengan judul “Ayat-Ayat Setan Yahudi, Dokumen Rahasia Yahudi Menaklukkan Dunia dan menghancurkan Agama” (PT. Grafikatana Jaya) yang diterjemahkan oleh Drs. Suleiman. Buku ini berasal dari sebuah buku sejenis berbahasa Inggris berjudul “The Protocol of the Learned Elders of Zion, Social Reform Society Edition, Kuwait) yang ditemukan Drs. Suleiman di Perpustakaan Umum Sydney, Australia, pada tahun 1979.
0 comments:
Post a Comment