Tahun 1782, berkat lobi Weishaupt dengan kenalan-kenalannya dari Ordo Masonik antara lain Baron Xavier von Zwack, William Petty of Shelburne II, dan Baron Adolf von Knigge, Illuminati menyelenggarakan ‘Oikumene’ atau pertemuan bersama dengan Freemasonry pada sebuah kongres di Wilhelmsbad. Comte de Virieu, salah satu bangsawan yang diduga kuat anggota rendah Mason, turut hadir. Comte de Virieu tidak bertahan lama mengikuti jalannya pertemuan tersebut. Ia keluar dengan tubuh menggigil gemetaran. Sejumlah orang yang mengetahui sikap anehnya itu menanyakan apa gerangan yang telah menyebabkan dirinya begitu ketakutan.
Comte de Virieu dengan terbata-bata berkata, “Saya tidak mungkin membuka tabir mereka pada kalian. Saya hanya bisa menyampaikan bahwa semua ini merupakan sesuatu yang sangat serius dan jauh di luar jangkauan perkiraan kalian semua.” Sejak saat itu, Comte de Virieu menyatakan diri keluar dari Freemasonry dan mengatakan bahwa kelompok persaudaraan itu tidak ada bedanya dengan horror.[1]
Di tahun 1782 tersebut, organisasi Illuminati-Freemasonry meluas hingga ke tanah Amerika yang baru saja merdeka (1776) dan mendirikan Lodge Columbia di New York. Hal yang sama terjadi di Brasilia, Portugal, dan Spanyol.
Dua tahun setelah pertemuan Illuminati-Freemasonry, dan kabarnya mereka sepakat untuk menjalankan strategi bersama, di tahun 1784 Adam Weishaupt memerintahkan seorang Jerman kenalannya, Baron Xavier von Zwack menyusun rancangan penciptaan Revolusi Perancis, yang kemudian dikirimkan kepada salah seorang tokoh Illuminati Perancis bernama Robespierre.
Para peneliti meyakini, berbagai peperangan dan revolusi, termasuk Perang Dunia I dan II, dan kemungkinan nanti juga Perang Dunia III, yang meletus di dunia ini tak lepas dari cetak biru kaum Illuminati. Semua ini dilakukan untuk memuluskan cita-cita Ordo Kabbalah yang telah ditancapkan berabad-abad lalu, yakni penguasaan dunia dan seluruh umat manusia di bawah ‘Cahaya Lucifer’.
Tidak lama setelah itu, Weishaupt memerintahkan seorang kurir kepercayaannya untuk mengirimkan sebuah dokumen berkode yang disembunyikan di dalam jahitan bajunya ke suatu tempat di luar Bavaria (Jerman). Di tengah perjalanan, masih di dalam wilayah Bavaria, kurir yang tengah berkuda itu tewas tersambar petir.
Ketika polisi Bavaria memeriksa mayat kurir tersebut yang sudah hangus, polisi menemukan sebuah dokumen tersembunyi di baju sang mayat. Dokumen itu segera diamankan dan diberikan kepada seorang pemecah sandi yang kemudian kaget bukan kepalang karena sama sekali tidak pernah memperkirakan ada dokumen yang segila dan sejahat ini.
Dokumen itulah yang kini dikenal dengan nama: Protocols of the Elders of Zion atau yang biasa disebut sebagai Protocolat Zionis saja.
Raja Bavaria sangat murka mengetahu isi dokumen tersebut dan segera saja ia memerintahkan untuk menumpas seluruh pengikut Weishaupt pada bulan Agustus 1785. Adam Weishaupt sendiri selain dipecat dari jabatannya di Universitas Ingolstadt juga dikenakan berbagai tuduhan dari tudingan ia melakukan praktek homoseksual sampai dengan kudeta. Sebelum penangkapan dilakukan, Weishaupt buru-buru melarikan diri ke Regensburg, dan terus ke Gotha. Seorang kawan Weishaupt, Dr. Schwartz, mengamankan seluruh buku koleksi Weishaupt ke Moskow.
Selamat dari pengejaran yang dilakukan polisi Bavaria dan bersembunyi di Gotha atad perlindungan yang diberikan oleh Duke Ernst II, Weishaupt menghabiskan sisa hidupnya di kota kecil itu. Mantan Jesuit yang beralih menjadi Kabbalis itu meninggal dunia pada tanggal 18 November 1830 dalam usia ke 82 tahun. Weishaupt memang tokoh kontroversial. Bahkan setelah kematiannya pun, ia meninggalkan polemik. Encyclopedia Catholica Roma (1910) menulis bahwa Weishaupt telah bertaubat ketika menjelang kematiannya dan mengakui kekuasaan Gereja serta Yesus.
Tapi hal ini dibantah oleh penulis biografinya, Gary Allen, yang menyatakan bahwa proses kematian Weishaupt sungguh tidak menunjukkan ia sudah bertobat. Saat tengah bekerja menulis sebuah esei tentang seni sihir berjudul Two Fragments on a Ritual, Weishaupt tiba-tiba menjadi lunglai, terjatuh, dan meninggal.[2]
Salah satu ‘warisan’ Weishaupt yang melegenda hingga sekarang adalah dokumen Protocolat Zionisyang menjadi acuan bagi gerakan Zionis dalam menguasai dunia. Sebab itulah, kita bisa mengurutkan ke belakang siapa yang sesungguhnya berada di balik Zionisme, yakni Illuminati-Freemason, yang jika dilacak ke belakang lagi kita akan menemukan Ordo Kabbalah dan Iblis sebagai biang keladinya. Zionisme memang ideologi satanisme.
Lalu, bagaimana dengan ‘klaim’ sebagian peneliti bahwa Ordo Kabbalah—Biarawan Sion—Ksatria Templar—Freemasonry/Illuminati—dan kemudian mengejawantah dalam berbagai organisasi Zionisme, baik tertutup maupun terbuka, baik yang legal maupun yang underground, merupakan pengawal sejati Yesus Kristus dan—mungkin—garis keturunannya dari Maria Magdalena dan akan menghantarkan mereka untuk berkuasa kembali sebagai Raja di Bumi, atau yang menurut penganut kekristenan disebut sebagai Maranatha? Agaknya hal ini hanyalah sekadar klaim mereka.
Bukankah mereka awalnya berasal dari Gereja Yohanes Pembaptis, yang menuhankan Yohanes dan menyingkirkan Yesus. Mereka menyebut Yohanes Kristus, bukan Yesus Kristus. Ini baru asumsi sebagian peneliti, sedang peneliti yang lain seperti Baigent, Leigh, dan Lincoln, lebih bersifat terbuka terhadap mereka dengan mengatakan bahwa di abad 21 inilah saat yang tepat bagi mereka untuk menunjukkan jatidirinya yang hakiki, setelah berabad-abad lamanya menyelubungi keberadaannya dengan selimut yang teramat tebal.
Semuanya memang rumit dan kompleks. Proses panjang sejarah, seluruhnya, akan mengarah kepada satu peristiwa yang oleh semua agama dipercaya akan terjadi: Peperangan di akhir zaman atau Armageddon. Hanya saja, bagaimana peristiwa ini terjadi, kapan, dan bagaimana menurut versi masing-masing agama? Semuanya akan coba ditelusuri hingga kita setidaknya memiliki pemahaman yang memang tidaklah sederhana.
SIMBOL-SIMBOL FREEMASON
Sebagai organisasi esoteris yang bergerak secara tertutup dan rahasia, Freemasonry mempergunakan banyak simbol, kode, maupun tata-cara pergaulan tersendiri, unik dan khas, yang dijadikan alat komunikasi atau tanda pengenal antar sesama anggota. Beberapa tanda yang paling popular adalah simbol piramida dengan mata satu di puncaknya, simbol mata itu sendiri (Mata Horus), lambang jangkar dan penggaris siku saling menumpuk, Obelisk, Bintang Segi Enam (Heksagram atau Bintang David), Pentagram atau Bintang Segilima yang menyimbolkan kepala Baphomet, Bulatan dengan satu titik di tengahnya (Circle With a Dot), Pilar ganda, lalu ada pula jabat tangan khas Mason, dan sebagainya.
Semua simbol, kode, dan tata-cara pergaulan itu memiliki makna tersendiri. Tidak semua orang mengetahui apa yang hendak dikatakan oleh simbol, kode, dan tata-cara pergaulan ala Mason. Untuk mengetahui sedikit banyak tentang hal tersebut, maka di bawah ini akan dipaparkan sejumlah symbol dan lambang Masonik yang sebenarnya sudah kita lihat di mana-mana:
ALL SEING EYE
Simbol piramida yang belum selesai dengan sebuah mata di puncaknya bisa jadi merupakan simbol Masonik yang paling terkenal di dunia. Simbol yang sebenarnya bernama “All Seing Eye” ini tertera di lembaran satu dollar AS. Simbol Mata di dalam segitiga adalah simbol yang selalu ditemukan di loge-loge atau kuil-kuil Masonik, atau juga di semua terbitan Masonik. Robert Hieronimus, seorang peneliti berkebangsaan Amerika Serikat, menulis tesis doktoral tentang Seal of United States of America, di mana ia memberikan sejumlah informasi yang sangat penting. Judul tesis Hieronimus adalah “Analisis Historis tentang Pemeliharaan Cap Agung Amerika dan Hubungannya dengan Ideologi Psikologi Humanis”. Tesisnya menunjukkan bukti bahwa para para pendiri negara Amerika Serikat, yang semula mengadopsi cap tersebut, adalah kaum Mason, dan karenanya mereka mendukung filosofi humanis. Hubungan filosofi ini dengan Mesir Kuno disimbolkan dengan piramid yang ditempatkan di pusat cap tersebut. Piramid ini adalah representasi dari Piramid Cheops, kuburan Fir’aun yang terbesar. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
[1] http:/www.geocities.com/CapitolHill/Lobby/1887/secondessay.html
[2] ZA. Maulani; Zionisme, Gerakan Manklukkan Dunia, hal. 56.
0 comments:
Post a Comment