Bagi sebagian peneliti, pemilihan bentuk ini sebenarnya bukan hal aneh mengingat Freemasonry memang berasal dari para tukang batu, para buruh, yang berkumpul di serikat-serikat pekerja di lodge-lodge mereka. Lagi pula, simbol ini pun akan mendekati simbol Yahudi tertua yakni Bintang David, dengan hanya menambahkan garis horizontal di yang menghubungkan kaki jangka yang terbuka dan garis siku yang terbuka.
PILAR KEMBAR
Dalam bangunan kuil atau gedung Masonik, juga di dalam gambar-gambar penerbitannya, salah satu simbol yang sering ditampilkan adalah Pilar atau Tiang Kembar di pintu masuk.Biasanya, di atas kedua pilar itu dipahatkan kata “Jachin” dan “Boaz”, yang dimaksudkan sebagai tiruan dari dua tiang pada pintu masuk Haikal Sulaiman. Walau demikian, penggunaan simbol ini oleh Mason sama sekali bukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sulaiman atau yang mereka sebut Solomon, melainkan sebaliknya, ini merupakan ungkapan dari tuduhan jahat mereka terhadapnya.
Asal usul tiang-tiang ini lagi-lagi berasal dari Mesir Kuno. Di dalam sebuah artikel bertajuk “Alegori dan Simbol-Simbol dalam Ritual Kita”, majalah Mimar Sinan menyebutkan:
“Di Mesir, Horus dan Set merupakan arsitek kembar dan dianggap sebagai penopang langit. Bahkan begitu juga Bacchus di Thebes. Kedua tiang di dalam lodge kita berasal usul dari Mesir Kuno. Salah satu tiang ini berada di selatan Mesir, di kota Thebes; yang lainnya berada di utara Heliopolis. Di pintu masuk kuil Amenta yang dipersembahkan untuk Ptah, dewa kepala Mesir, disebutkan dua tiang, dinamai kecerdasan dan kekuatan, yang didirikan di depan gerbang masuk keabadian.” Jadi, simbol ini lebih ditujukan sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa, dan sama sekali bukan kepada Nabi Sulaiman.
OBELISK
Simbol penting Masonry lainnya adalah wujud yang pernah menjadi unsur penting dalam arsitektur Mesir, obelisk. Obelisk adalah sebuah menara tinggi, tegak lurus dengan piramid sebagai puncaknya. Namun dalam arsitekturis Mason, puncaknya tidak selalu berbentuk piramida secara tegas, namun selalu dalam bentuk mengerucut, tajam ke atas. Obelisk awal dipahat dengan hieroglif (huruf) Mesir Kuno, dan telah terkubur selama berabad-abad di bawah tanah sampai ditemukan di abad kesembilan belas.
Obelisk dari Mesir ini kemudian dibawa mengarungi lautan dan didirikan di kota-kota di Barat, seperti New York, London, dan Paris. Obelisk yang terbesar terbesar dikirimkan ke AS. Pengiriman ini diatur oleh kaum Mason Amerika maupun Mesir. Ini karena obelisk, sebagaimana huruf-huruf Mesir Kuno yang terpahat di permukaannya, diklaim oleh kaum Mason sebagai benar-benar sebagai simbol-simbol mereka sendiri. Mimar Sinan, seperti yang dikutip Harun Yahya, menegaskan tentang obelisk setinggi 21 meter yang berdiri di New York sebagai berikut:
“Contoh yang paling mengejutkan tentang penggunaan simbolik arsitektur adalah monumen yang disebut Jarum Cleopatra, diberikan kepada AS sebagai hadiah di tahun 1878 oleh Gubernur Mesir, Ismail. Monumen ini sekarang berada di Central Park. Permukaannya penuh dengan lambang-lambang Masonik. Monumen ini aslinya didirikan pada abad ke-16 SM di pintu masuk ke kuil dewa Matahari, sebuah pusat inisiasi di Heliopolis.”
Di berbagai kota besar negara-negara dunia, nyaris seluruhnya memiliki obelisk, tentunya dengan beragam bentuk, dan juga kamuflase. Dan yang juga lazim ditemukan, obelisk tersebut selalu didirikan menghadap gedung atau pusat kekuasaan sebagai pencerminan dari ‘kejantanan’ atau ‘kekuatan’. Di Indonesia, Tugu Monumen Nasional (Monas) adalah obelisk yang juga menghadap ke Istana Negara.
Anehnya, simbol pagan ini ternyata terdapat juga di tengah Saint Peter Square, pusat Tahta Suci Vatikan. Padahal, secara ideologis antara ajaran Katolik dengan apa yang terkandung di dalam Obelisk merupakan suatu pertentangan, sama sekali tidak ada kesuaian antara keduanya. Tentang obelisk yang kini masih berdiri gagah tepat di tengah-tengah lapangan Katedral Saint Peter tersebut, kisahnya berawal dari sebuah Pylon Temple Matahari (Kuil Matahari Pylon) di Heliopolis (Kota Dewa Matahari).
Pada pusat podium kuil tersebut berdirilah sebuah Squat Obelisk yang tidak lain merupakan sebuah simbol kesucian Dewa Matahari (Sun of God, Helios atau Ra), ritus penyembahan, kekuatan, dan lambang dari konsep keperkasaan (maskulinitas). Obelisk yang sama kemudian pernah dibawa oleh Caligula ke Roma di abad pertama masehi. Kemudian konon Pope Sixtus V menghidupkan kembali simbol ini sekitar abad ke -16M.
CIRCLE WITH A DOT
Lambang atau simbol lingkaran dengan sebuah titik di tengahnya merupakan bagian dari kepercayaan satanisme (okultisme) yang terkait dengan simbol organ kewanitaan. Jika obelisk lebih menggambarkan sisi maskulinitas, makaCircle With a Dot lebih melambangkan sisi kewanitaan. Dalam jurnal Masonik sendiri disebutkan bahwa lambang lingkaran dengan titik di tengahnya ini merupakan bagian dari ritus suci di mana hubungan seksual menjadi salah satu menunya (“Point Within Circle”, Masonic Short Talk Bulletin, Agustus 1931, Vol.9, No.8).
Albert Mackey, seorang Mason yang telah menduduki derajat 33, menegaskan bahwa lambang ini memang merupakan bagian dari kepercayaan terhadap Lucifer. “Sebuah titik yang berada di tengah lingkaran merupakan lambang yang sangat penting dan suci bagi Freemasonry …Bagi yang mengerti dan meyakininya, simbol ini sungguh-sungguh indah dan menakjubkan. Karena menggambarkan suatu bentuk upacara penyembahan terhadap Dewa Matahari. Lambang ini sendiri disebut sebagai Phallus (organ kelamin laki-laki).” (Short Talk Bulletin, Febr. 1936, Vol. 14/2).
Dalam Masonic Short Talk Bulletin, “Point Within A Circle” (August, 1931, Vol. 9, No 8) disebutkan bahwa, “Penafsiran bangsa India terhadap lambang ini, titik mewakili simbol laki-laki dan lingkaran sebagai simbol perempuan. Namun lambang titik dan lingkaran juga dipahami sebagai sistem peredaran matahari di alam raya yang dipercaya sebagai pusat dari segala kehidupan.”. Dan seperti lambang-lambang Masonik lainnya, lambang Circle With a Dot juga banyak versinya.
Lambang dan simbol-simbol Kabbalah sebenarnya sangat banyak. Bahkan konon, lambang bulan sabit yang sekarang kadung dianggap sebagai simbol Islam termasuk lambang yang pernah dipergunakan oleh kelompok ini. Beberapa partai politik yang ada di Indonesia, termasuk partai politik Islam, juga menggunakan lambang ini.
Sebagai rekomendasi, bagi yang ingin mengetahui lebih banyak soal lambang dan symbol Kabbalah, silakan membaca buku Masonic and Occults Symbols Illustrated (Dr. Cathy Burns), Symbols Encyclopedia, dan Symbols, Signs, and Sgnets.
KESIMPULAN BAGIAN SATU
Setelah berhasil mengeluarkan Adam dan Hawa dari Taman Eden, Iblis yang tadinya menjelma dalam bentuk seekor ular mengikuti langkah manusia untuk selalu memalingkannya dari jalan Allah SWT. Di bumi, iblis menemukan wadah yang tepat dengan dalam Ordo Persaudaraan Ular (The Broterhood of Snake) sebagai kendaraan untuk misinya itu.
Ordo Persaudaraan Ular diyakini merupakan cikal bakal Ordo Kabbalah yang membesar dan berpusat dalam masa kekuasaan rezim Fir’aun di Mesir, dan seiring perjalanan waktu kemudian membentuk Ordo Biarawan Sion, lalu membentuk lagi Ordo Ksatria Templar, membentuk lagi Freemasonry, Illuminati, dan organisasi-organisasi esoteris rahasia lainnya yang masih eksis hingga sekarang.
Banyak peneliti menemukan benang merah yang teramat kuat antara Biarawan Sion, Ksatria Templar, Freemasonry, Rosicrusian, Illuminati, dan sebagainya. Benang merah itu adalah ideologi esoteris yang bernama Kabbalah. Perkumpulan-perkumpulan rahasia dan sangat tertutup ini diyakini sebagai pihak yang bermain di belakang layar dalam berbagai peristiwa penting dunia.
Perang Salib misalnya, adalah Peter si Pertapa yang merupakan anggota Ordo Kabbalah yang berada dalam Gereja Yohanit yang mula-mula memprovokasi Paus Urbanus II agar mengakhiri Perjanjian Aelia yang berisi perjanjian damai antara Kristen dengan kaum Muslim yang telah ditandatangani Khalifah Umar bin Khattab dan Uskup Agung Yerusalem Sophronius bersamaan dengan diserahterimakan kota suci Yerusalem dari kekuasaan pihak Kristen ke tangan kaum Muslimin.
Salah satu tokoh Perang Salib pertama, Godfroi de Bouillon, yang juga tokoh Biarawan Sion dan Templar, juga diyakini merupakan anggota dari Ordo Kabbalah Gereja Yohanit, sama seperti Peter. Hughues de Payens—Grand Master Ksatria Templar pertama—dan kedelapan Ksatria Templar lainnya juga merupakan anggota Ordo Kabbalah Gereja Yohanit. Mereka sama sekali bukan pengawal sejati Yesus atau Nabi Isa a.s (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
0 comments:
Post a Comment