Kloningan

Friday, May 16, 2014

Abraham Samad Politisi Ganjen!

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Beberapa tahun lalu ketika Abraham Samad baru diangkat menjadi Ketua KPK saya mulai memperhatikan keanehan-keanehan pada tindak tanduk Abraham Samad dalam pemberantasan korupsi, seolah dia sedang mencari ketenaran bagi dirinya sendiri. Misalnya pernah Abraham Samad seorang diri mengumumkan bahwa Angelina Sondakh adalah tersangka kasus Hambalang namun ternyata surat tanda dimulainya penyidikan adalah enam bulan sesudah konferensi pers tersebut, yang artinya pada saat pengumuman, Angelina Sondakh belum berstatus tersangka.

Selain itu tepat setahun yang lalu, Abraham Samad dinyatakan bersalah oleh Dewan Kode Etik KPK terkait bocornya draft surat perintah penyidikan Anas Urbaningrum; Abraham Samad juga bersalah karena menandatangani sprindik sebelum pimpinan yang lain menandatangani; dan Samad sering membocorkan status penyelidikan maupun penyidikan yang dilakukan oleh KPK kepada pihak luar, terutama jurnalis dan para pengamat. Nah bila Abraham Samad sekali lagi melanggar kode etik maka dia terancam dipecat dari KPK.

Nah, terkait wacana yang berkembang bahwa Abraham Samad akan menjadi cawapres Jokowi perlu diselidiki apakah dia pernah bertemu dengan Jokowi atau wakilnya membahas wacana ini dan bila ada apakah Samad telah melaporkan kepada pemimpin KPK? Logikanya tentu saja tidak mungkin Samad dengan percaya dirinya mengatakan bahwa dia menerima takdir menjadi cawapres Jokowi dan bila tidak ada pemberitahuan kepada komisioner lain maka Abraham Samad telah melanggar kode etik sebab komisioner KPK tidak boleh bertemu orang di luar KPK tanpa melapor kepada komisioner lain, kecuali anggota keluarga.

Selain itu wacana cawapres Samad yang sudah dia terima dengan senang hati menyebabkan kita patut curiga dengan semua puji-pujian Abraham Samad secara membabi buta kepada Jokowi dan kebijakannya di Jakarta, termasuk lelang jabatan. Dengan wacana cawapres maka dapat dipastikan ada udang di balik batu dari pujian berlebihan Samad kepada Jokowi yang kemungkinan akan dia dampingi sebagai cawapres. Apalagi dia sendiri begitu mengebu-gebu menjadi cawapres Jokowi sampai mengatakan pimpinan KPK sudah legowo Samad menjadi cawapres Jokowi, pernyataan yang langsung dibantah Busro Muqqodas keesokan harinya.

Demikian pula pertemuannya dengan Kejaksaan Agung beberapa hari lalu untuk membahas kasus transjakarta yang menyangkut Jokowi, tentu sangat mencurigakan sebab sedikit banyak Abraham Samad memiliki kepentingan dengan perkembangan kasus, dan sebagaimana terbukti Abraham Samad bukan orang yang akan menghormati kode etik, malah dia adalah orang yang tidak peduli dengan etika dan kode etik.

Dewan Kode Etik KPK wajib memeriksa Abraham Samad atas semua dugaan pelanggaran kode etik KPK ini dan bila terbukti maka kali ini Abraham Samad harus dipecat dari KPK dengan tidak hormat.

Saya pribadi tidak menyangsikan bahwa Abraham Samad memang menyimpan ambisi politik sebab dengan dirinya yang tidak memiliki prestasi apapun selain penggiat anti korupsi tidak bernama dari Indonesia timur namun entah bagaimana buku-buku tentang Abraham Samad sangat banyak sekali di toko buku besar sejak dia diangkat menjadi komisioner KPK, jauh melebih tokoh politik terkemuka lain. Bahkan SBY saja hanya memiliki tiga sampai empat buku tapi Samad memiliki lebih dari lima buku yang membahas tentang dirinya.

Dari pengamatan saya membanjirnya buku tentang satu tokoh yang sebelumnya tidak berprestasi atau kurang dikenal di toko buku adalah indikasi bahwa orang ini sedang mengincar jabatan politik. Dengan cara ini saya sudah mengetahui ambisi Jokowi menjadi presiden sejak dua tahun lalu karena tiba-tiba di semua toko Gramedia berjajar buku tentang Jokowi sampai tiga baris rak berjejer dan setiap bulan selalu ada buku baru tentang Jokowi, benar-benar merusak pandangan. Demikian pula membanjirnya buku tentang Dahlan Iskan membuat saya sampai pada kesimpulan adanya niat Dahlan menjadi presiden.

Dengan demikian apa yang disampaikan Gede Pasek sangat benar bahwa Abraham Samad adalah politisi yang menggunakan KPK sebagai kendaraan politiknya sehingga tampak sekali mayoritas penanganan kasus di KPK sejak masa Samad adalah kasus untuk konsumsi publik dan pencitraan Abraham Samad, serta bukan demi keadilan maupun penegakan hukum. Adalah sangat berbahaya bila ada politisi semacam Samad menggunakan lembaga super body yang sangat powerful seperti KPK karena rentan penyalahgunaan, dan sepertinya Abraham Samad memang sudah menyalahgunakan kekuasaan dia di KPK.

Kesimpulan: Pecat Samad!!

0 comments:

Post a Comment