Kloningan

Wednesday, May 21, 2014

Koalisi Perampok Vs Koalisi Kerja

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Pilpres tinggal sebentar lagi dan dengan asumsi Prabowo-Hatta; Jokowi-JK lolos tes kesehatan maka rakyat Indonesia akan memilih salah satu dari pasangan tersebut sebagai calon presiden dan wakil presiden Indonesia untuk lima tahun ke depan. Kita tidak boleh salah memilih atau akan membawa penderitaan tidak terhingga bagi bangsa ini. Tulisan ini bermaksud mengulas sedikit tentang kekuatan kedua kubu dan mana yang layak disebut sebagai koalisi kerja dan mana yang akan merampok Indonesia.

Koalisi Gerindra-PAN-Golkar-PPP-PKS-(Demokrat) ("Poros Prabowo")


Poros Prabowo didukung oleh orang-orang terbaik di bidangnya sehingga bila mereka terpilih maka mereka dapat menempatkan orang-orang yang tepat untuk melaksanakan program yang dibuat semaksimal mungkin bagi Indonesia. Orang-orang tersebut antara lain adalah:

- Di antara mitra koalisi mungkin hanya Golkar yang dukungannya terbelah karena JK, kader Golkar menjadi cawapres Jokowi, namun sisanya mendukung dengan sepenuh hati dan bahkan beberapa pendukung anggota koalisi Poros JK yang mendukung Koalisi Prabowo.

- Ratusan profesor berbagai keilmuan mendukung Koalisi Prabowo dan membantu merancang visi dan misi serta program yang akan dijalankan Koalisi Prabowo bila terpilih.

- Di bidang hukum tata negara mereka didukung oleh dua ahli tata negara terbaik negara ini, benar-benar ahli yang terbaik, Yusril Izha Mahendra dan Mahfud MD. Amien Rais, Bapak Reformasi dan otak di balik keempat amandemen UUD juga mendukung penuh Koalisi Prabowo.

- Di bidang ekonomi dan perdagangan mereka memiliki teknokrat seperti Hatta Rajasa yang terakhir menjabat menteri koordinator perekonomian kabinet SBY sehingga memahami luar dalam kondisi ekonomi hari ini; Fuad Bawazier, mantan menteri keuangan dan Kepala Dirjen Pajak; Aburizal Bakrie, salah satu pengusaha terbaik negara ini dengan pengalaman jatuh bangun yang tidak dimiliki pengusaha lain; Hashim Djojohadikusumo adik Prabowo pengusaha terkenal; Hary Tanoe pengusaha muda dan pemilik MNC Group; dan lain-lain.

- Di bidang ketenagakerjaan Koalisi Prabowo didukung oleh Said Iqbal, Ketua Serikat Pekerja terbesar negara ini dan telah bertahun-tahun melakukan perbuatan nyata untuk memperjuangkan kepentingan pekerja.

- Di bidang pertanian Prabowo adalah Ketua HKTI dan sebagian besar kader Gerindra adalah pengurus HKTI, asosiasi para petani yang memiliki pengalaman luas di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.

- Di bidang keislaman Koalisi Prabowo didukung oleh Ketua PBNU Said Aqil Siraj; AA Gym; Yenny Wahid, anak almarhum Gus Gur; Anis Matta; Rhoma Irama dan lain-lain.

- Di bidang perbankan Sudrajad Djiwandono kakak ipar Prabowo adalah mantan Gubernur Bank Indonesia yang sangat dihormati dan sekarang menjadi profesor yang mengajar di Singapura.

Dan lain sebagainya.

Koalisi PDIP-NasDem-Hanura-PKB-(NGO)


- Selain NasDem, semua anggota koalisi kocar-kacir dan tidak sehati dalam mendukung pasangan Jokowi-JK. Senior PDIP dan sebagian anggotanya sudah mengancam mundur bila JK menjadi cawapres; Hanura menurut Ketua DPPnya Fuad Bawazier yang mendukung Koalisi Prabowo hanya membawa gerbong kosong sebab sebagian besar Hanura condong ke kubu Prabowo dan bukan Jokowi; PKB, sebagian besar PBNU termasuk Mahfud MD dan keluarga Gus Dur mendukung Prabowo. Demikian pula di dunia aktivis tidak semuanya melawan Prabowo dan mendukung Jokowi.

- Tahun 2009-2014 PDIP adalah partai oposisi namun mereka merupakan partai paling banyak melakukan korupsi; dan ketika Megawati menjadi presiden dia banyak menjual secara obral BUMN; aset negara; hasil tambang Indonesia ke pihak asing; menjual satelit milik Indonesia ke pihak asing dengan murah meriah.

- Jokowi adalah pemimpin yang tidak pernah menyelesaikan tugas dan tidak ada proyeknya di Solo maupun Jakarta yang sukses, semuanya gagal atau mangkrak di tengah jalan. Megawati bahkan dengan tegas mengatakan bahwa Jokowi hanya boneka partai. Jokowi juga berkali-kali memanfaatkan fasilitas sebagai Gubernur Jakarta untuk kepentingan pencapresannya seperti menggunakan hari kerja untuk membacakan deklarasi pencapresannya dengan JK; menggunakan mobil dinas untuk pergi ke acara PDIP; tidak izin dan tidak bayar pemakaian Gedung Djoeang. Jokowi adalah terlibat kasus korupsi TransJakarta sebagaimana dikatakan Udar Pristono, tersangka Trans Jakarta; dan Michael Bimo Putranto mantan timses Jokowi di PDIP terlibat kasus tersebut.

- JK: Sabam Sirait, senior PDIP mengungkap bahwa JK menggelontorkan uang sebesar Rp. 10trilyun untuk menjadi cawapres Jokowi, jumlah dua kali lipat utang perusahaan miliknya, Kalla Group; Bosowa Group kepada Mandiri, BNI dan kreditur lain lain-lain sebesar Rp. 5trilyun yang macet dan setelah JK menjadi cawapres tiba-tiba mudah dilunasi. Pertanyaan selanjutnya laporan JK kepada KPU mengungkap kekayaan dirinya hanya Rp. 315miliar, kalau begitu darimana uang Rp. 10trilyun tersebut? JK pelihara tuyul?

Pertanyaan berikutnya mengapa dalam lima tahun sejak JK menjadi wapres SBY kekayaan Bosowa Group; Bukaka Group milik ipar JK, Aksa Mahmud naik 600% dari Rp. 2,5trilyun menjadi Rp. 15trilyun pada saat jabatan wapres JK berakhir? JK dan/atau Aksa Mahmud pelihara tuyul? Jawabannya tentu saja posisi JK sebagai wapres telah menyelamatkan Bukaka, Bosowa dan Kalla Group dari kebangkrutan yang sudah di depan mata dengan memberikan proyek-proyek pemerintah kepada ketiganya. Mengenai beberapa daftar proyek pemerintah yang dikerjakan ketiga grup di atas sudah pernah saya ulas di artikel lain.

Perbuatan JK menyerahkan proyek pemerintah kepada kelompok usahanya tentu saja melanggar hukum khususnya UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat namun JK tidak peduli dan jalan terus sehingga hari ini grup Bosowa-Bukaka-Kalla menjadi penguasa di kawasan Indonesia bagian timur. Silakan ke Makasar, Kendari dll tidak ada sudut kota di mana yang tidak dikuasai salah satu dari ketiganya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme JK tentu saja bukan hanya ini karena JK juga menempatkan banyak orang-orangnya di hampir semua badan negara, misalnya Mahkamah Agung sampai hari ini dikuasai apa yang dinamakan sebagai geng Makassar.

Jadi bila ada yang bertanya mengapa JK berani mengeluarkan uang Rp. 10trilyun demi memenangkan Jokowi yang baru beberapa bulan lalu dia katakan tidak punya kemampuan sebagai presiden, karena dia yakin bisa mengendalikan Jokowi dengan mudah sehingga melalui berbagai proyek pemerintah yang diberikan kepadauang Rp. 10trilyun bisa kembali dengan cepat, apalagi sekarang sudah tidak ada orang seperti Sri Mulyani yang berani melawan JK.

Fakta bahwa JK berniat "menghimpun" kekayaan negara bagi Bosowa; Bukaka; dan Kalla group bila jadi wakil presiden sangat terbukti dari visi dan misi Jokowi-JK yang berorientasi proyek sebagaimana terungkap dari dokumen KPU adalah mereka akan membangun ribuan KM jalan, ratusan bandara dan ratusan pelabuhan bila terpilih. Perusahaan mana yang akan mengerjakan semua proyek prestisius tersebut? Saya bukan peramal tapi saya bisa memberi prediksi yang mengerjakan adalah grup Bukaka, Bosowa dan Kalla.

Demi memperoleh kekayaan negara tersebut JK sampai hati menghianati Ical padahal Ical telah melindungi perusahaan JK dari skandal yang besar karena lalai sehingga menyebabkan jembatan di Kutai runtuh.

- Bambang Soesatyo: anggota DPR yang akrab dipanggil Bamsoet dari Golkar yang menghianati Ical demi mengikuti JK padahal ketika skandal perusahaan Bamsoet tidak pernah melaporkan dan membayar pajak selama 20 tahun ketahuan adalah Ical yang menolong dan melindunginya.

Dan lain sebagainya.

Sekarang sudah bisa menilai mana yang koalisi siap kerja dan mana yang koalisi siap merampok Indonesia?

0 comments:

Post a Comment