Kloningan

Thursday, May 15, 2014

Megawati: Jokowi Boneka Saya

Leave a Comment
Berric Dondarrion

"Saya pesan ke Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capres-nya saja, Anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai," Demikian diucapkan Megawati di depan wartawan yang meliput saat deklarasi dukungan bagi pencapresan Jokowi kemarin.

Sontak pernyataan Megawati ini membenarkan semua pendapat yang berkembang seputar pencapresan Jokowi, yaitu: a. Megawati masih mau maju sebagai capres namun ditekan oleh PDIP Projo untuk memilih Jokowi yang sedang menanjak popularitasnya; b. Megawati mengalah demi menjaga PDIP dari perpecahan disertai pemikiran bahwa sekalipun Jokowi yang terpilih namun semua kebijakan kepresidenan Jokowi dikendalikan oleh Megawati/PDIP; dan c. Megawati sedang mencari celah untuk membatalkan pencapresan Jokowi.

Pasti ada fanboi Jokowi yang mau mengatakan sekalipun Jokowi boneka Megawati dan kebijakannya dikendalikan Megawati memang kenapa? Jawabannya masa mau punya boneka sebagai presiden? Adapun prestasi PDIP dan pemerintahan Megawati bisa dilihat dari posisi mereka yang merupakan partai paling korup di seluruh Indonesia; partai yang kadernya paling sering bolos penjualan aset BUMN; penjualan aset negara dengan harga rongsokan; sampai lepasnya Sipadan-Ligitan kepada Malaysia.

Kalau begitu pertanyaan selanjutnya pasti mana bukti pencapresan Jokowi mau dicabut Megawati? Bukti paling gamblang adalah surat cuti yang diajukan oleh Jokowi kepada Presiden SBY yang tidak melampirkan surat dukungan resmi dari parpol pengusung, yaitu PDIP sebagai salah satu syarat bagi pejabat negara mengajukan cuti untuk mengikuti pemilihan presiden. Saat melihat isinya tidak ada surat dukungan resmi, SBY bertanya di mana surat tersebut? Tapi Jokowi tidak menjawab selain menunjukan wajah pucat dan memelas. SBY akhirnya tidak mengejar lebih lanjut dan memberikan izin cuti kendati syaratnya tidak lengkap supaya menghindari penolakannya dijadikan alat Politik Dizalimi oleh Jokowi dan Megawati.

Tampaknya Megawati sudah mendengar rumor bahwa dalam beberapa hari ke depan Jokowi akan menjadi tersangka korupsi pengadaan bus transjakarta oleh Kejaksaan Agung, dan menantikan hal tersebut sehingga dia memiliki alasan kuat mencabut mandat kepada Jokowi, yaitu menjadi tersangka sehingga tidak mungkin melanjutkan pencapresannya. Detik detik menjelang penutupan pendaftaran pasangan capres-cawapres adalah saat paling menegangkan bagi Jokowi yang rakus jabatan itu karena sewaktu-waktu mandatnya bisa dicabut.

Lihat saja ketegangan wajah Jokowi yang memelas dan stress di acara deklarasi kemarin sampai pidato saja belepotan. Selain itu acara kemarin juga menunjukan posisi rendah Jokowi dalam koalisi sebab sebagai calon presiden Indonesia posisi duduk Jokowi adalah di pinggir Puan, sementara Megawati duduk di tengah dan di samping kanan ada Puan Maharani dengan Surya Paloh di sebelah kiri Megawati. Hal ini menunjukan bahwa dari strata sosial dalam koalisi Megawati adalah tokoh sentral yang mengendalikan dengan hanya Puan maupun Surya Paloh yang kedudukannya lebih rendah daripada Megawati sedangkan kedudukan Jokowi sebagai capres koalisi adalah sejajar dengan Muhaimin Iskandar, penghianat keluarga Gus Dur, pamannya sendiri itu!

Tidak heran bila mitra koalisi mengatakan tidak pernah berbicara syarat dan ketentuan koalisi dengan Jokowi mengingat memang Jokowi tidak memiliki kewenangan membahas syarat apapun untuk berkoalisi. Kewenangan tersebut adalah mutlak milik Megawati dan tidak ada yang lain, sehingga para calon mitra koalisi selalu membahas dengan Megawati dan bukan dengan Jokowi. Yang pasti omong kosong bila mengatakan koalisi mereka tidak ada syarat pembagian kekuasaan, hari gini gratisan? Air dan oksigen saja bayar!

0 comments:

Post a Comment