Kloningan

Saturday, May 31, 2014

Sebuah Kesaksian Tentang Prabowo

Leave a Comment
Berric Dondarrion

Berikut ini adalah kesaksian tentang Prabowo dari teman saya yang selama bertahun-tahun anti Prabowo dan sekarang menjadi kader Gerindra.

Seperti sudah saya sebut sekilas teman saya yang sangat idealis dan berasal dari salah satu daerah di Sumatera tersebut selama bertahun-tahun sangat anti Prabowo, antara lain karena terpengaruh isu Prabowo dalang penculikan aktivis dan Kerusuhan Mei. Selain kebencian pada Prabowo itu, teman saya memiliki keinginan untuk terjun ke dunia politik tapi tidak punya uang dan koneksi yang memadai, apalagi dia juga tidak pernah menjadi anggota partai.

Beberapa bulan menjelang pileg kemarin, dia mendapat informasi bahwa di kotanya Gerindra sedang mengadakan semacam audisi dengan tujuan menjaring putra-putri terbaik bangsa dari kalangan masyarakat biasa untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif bila terpilih. Pemilihan dilakukan secara terbuka dan tanpa memandang latar belakang suku; agama dan ras. Hal ini mulai memberikan pandangan yang cukup positif kepada Gerindra sebab menurut teman saya, tidak ada partai lain yang mengadakan audisi pemilihan calon anggota legislatif seperti ini, dan dia benar, saya cukup tahu pola transaksional parpol-parpol untuk menetapkan calon legislatif.

Teman sayapun iseng mendaftarkan diri, dia berpikir toh nothing to lose, tidak ada rugi juga, dan dengan pemikiran ini dia tidak menyimpan harapan akan ada proses lanjutan apalagi benar-benar dimajukan sebagai caleg dari Gerindra sebab dalam hatinya ada keraguan bahwa ini hanya sekedar marketing stunt dari Gerindra. Beberapa hari setelah mendaftar tiba-tiba teman saya mendapat telepon dari panitia untuk menjadwalkan wawancara/interview dengan salah seorang dari DPP Gerindra.

Singkat cerita, datanglah hari interview, dan saat masuk ke ruangan dia cukup kaget karena orang di dalam ruangan adalah Hashim Djojohadikusumo dan seorang purnawirawan yang dikenal sebagai anak buah Prabowo, "wah, ternyata Prabowo dan Gerindra serius dengan acara ini," Di penghujung sesi wawancara oleh Hashim teman saya diberikan kesempatan bertanya kepada dirinya, dan hal ini dimanfaatkan untuk mengklarifikasi isu HAM Prabowo. Pertanyaan terakhir teman saya adalah apakah dia bisa bertemu Prabowo langsung untuk menanyakan sendiri tentang isu di atas, permintaan tersebut disanggupi oleh Hashim, dan sudah ditepati.

Bayangkan sejenak, teman saya dari kacamata politik bukan siapa-siapa, bukan pengusaha besar, masih sangat muda, dan satu-satu kelebihannya adalah memiliki pemahaman tentang politik nasional dan internasional yang di atas rata-rata, namun Prabowo bersedia menemuinya hanya untuk berdiskusi tentang masalah HAM. Apakah anda bisa membayangkan keajaiban seperti ini terjadi dengan petinggi parpol lain? dan tidak seperti Jokowi, pertemuan salah satu anggota warga masyakat dengan Prabowo ini tidak dipublikasikan besar-besaran hanya demi pencitraan.

Kita kembali ke sesi wawancara. Di akhir sesi Hashim mengatakan bahwa teman saya lulus tes wawancara dan akan diloloskan menjadi caleg DPRD, namun untuk dapil akan ditentukan kemudian (tidak semua pendaftar akan lolos).

Namun sepertinya teman saya memiliki keraguan kepada Prabowo dan ragu bergabung dengan Gerindra terutama persepsi Prabowo adalah penjahat sehingga dia bisa dicap penghianat oleh komunitasnya bila ketahuan bergabung dengan Gerindra sehingga dia berdiskusi dengan saya mengenai hal ini sebab dia tahu bahwa saya anti partai politik maupun LSM/NGO dan aktivis-aktivisnya sehingga jawaban saya akan lebih netral. Jawaban saya adalah bahwa hasil penelitian saya terkait Kerusuhan Mei menemukan bahwa kemungkinan besar Prabowo tidak terlibat karena dalang sebenarnya adalah Benny Moerdani dan CSIS. Setelah mendengar penjabaran saya, teman saya itu memantapkan diri masuk Gerindra, dengan sejumlah reservasi.

Singkat cerita lagi, teman saya gagal lolos ke DPRD namun dari situ dia jadi memiliki pandangan yang luar biasa positif terhadap Prabowo dan cara-caranya berpolitik, antara lain fakta bahwa banyak bawahan lama Prabowo masih setia sampai hari ini.

Salah satu yang paling mengesankan dirinya adalah karena dia menemukan fakta bahwa sampai sekarang korps Kopassus menempatkan Prabowo sejajar dengan perwira legendaris Kopassus, sementara kepada purnawirawan tenar lain (nama-nama sengaja tidak saya sebutkan) mereka tidak terlalu respek, dan dia mengetahui hal ini karena kebetulan memiliki jaringan yang didapat sendiri ke beberapa anggota Kopassus aktif. Kenyataan ini membuat teman saya berpikir ulang tentang penculikan aktivis, jangan-jangan Prabowo memang difitnah, dikorbankan.

Kebetulan atau tidak, tapi serupa dengan kesaksian teman saya itu, kesaksian Fahri Hamzah dalam kultweetnya juga memuji bahwa Prabowo adalah orang yang sangat fair yang selalu berbicara apa adanya dan akan mengakui bila lawan bicara benar. Prabowo juga lebih mudah ditemui dibanding petinggi parpol lain. Hal ini juga yang membuat Nanik S. Deyang, mantan timses Jokowi sekarang mendukung Prabowo sebab menurutnya dia melihat Prabowo lebih memiliki kualitas moral yang baik dan hati yang jauh lebih mulia daripada Jokowi yang disebut santun, merakyat dan ramah itu, misalnya semua orang yang pernah membantunya mulai dari mantan sopir; sampai mantan ajudan masih diperhatikan sampai sekarang termasuk menerima gaji. Alasan Prabowo? Karena mereka sering membantu Prabowo.

Catat, bahwa semua fakta di atas tidak terekam media karena Prabowo bukan banci kamera, oleh karena itulah berbagai prestasinya seperti dalam usaha yang sangat muda mendirikan LSM Pembangunan bersama Soe Hok Gie dkk sampai menjadikan tim polo berkuda Indonesia menjuarai Kejuaraan Polo Berkuda se-Asia pada Januari 2014 sampai menggunakan Gerindra sebagai alat politik agar putra-putri terbaik bangsa bisa memperoleh kesempatan tampil (teman saya; Ahok; Ridwan Kamil; Bima Arya; Jokowi-tapi berhianat; dan lain-lain) tidak pernah dipublikasikan dan digembar-gemborkan.

Demikian, silakan memilih, mau pemimpin yang diam-diam berprestasi seperti Prabowo atau pemimpin tidak amanah yang banyak pencitraan minim prestasi? Keselamatan Indonesia ada di tangan anda.

0 comments:

Post a Comment